Brasil tampil sempurna dengan lolos ke final Copa America 2019 tanpa kebobolan sekali pun dalam waktu normal. Mereka mampu menyingkirkan Argentina dengan skor 2-0 dalam laga semifinal yang digelar di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Brasil, Rabu (3/7/2019).
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
BELO HORIZONTE, RABU — Brasil tampil sempurna dengan lolos ke final Copa America 2019 tanpa kebobolan sekali pun dalam waktu normal. Mereka mampu menyingkirkan Argentina dengan skor 2-0 dalam laga semifinal yang digelar di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Brasil, Rabu (3/7/2019).
Kedua penyerang Brasil, Roberto Firmino dan Gabriel Jesus, menjadi aktor kemenangan tim ”Samba” dalam pertandingan ini. Masing-masing dari mereka mampu mengemas satu gol dan satu asis.
Barisan pemain belakang Brasil juga tampil solid dan mampu membuat barisan penyerang Argentina yang diisi Lionel Messi, Sergio Aguero, dan Lautaro Martinez frustrasi. Mereka sulit menembus kedisiplinan pertahanan Brasil yang dipimpin kapten tim Dani Alves.
Alhasil, para pemain Argentina sering membuang-buang peluang dengan melakukan tembakan jarak jauh. Mereka melakukan tendangan sebanyak 14 kali dan hanya ada 2 yang tepat sasaran, serta 2 tendangan membentur tiang gawang Brasil yang dijaga Alisson Becker.
Dani Alves yang tampil penuh berapi-api mengungkapkan rasa bangga terhadap timnya. ”Banyak orang meragukan kami, tetapi kami memiliki banyak keyakinan pada diri kami sendiri, dalam rencana kami, dalam kerja keras kami. Kami menuai buah dari benih yang kami tabur setiap hari,” ujar Alves.
Selama gelaran Copa America 2019, pertahanan Brasil sulit ditembus lawan. Kedisiplinan dan penampilan apik dari Alisson Becker membuat gawang mereka tidak pernah kebobolan dalam waktu normal. Alisson hanya kebobolan pada babak adu penalti saat melawan Paraguay pada perempat final.
Kedisiplinan dan ketenangan tersebut juga menjadi kunci Brasil saat mengalahkan Argentina. Sejak menit awal kedua tim bermain berhati-hati dalam tempo sedang. Mereka selalu menjaga pertahanan mereka dari serangan balik. Brasil tampil lebih tenang, sedangkan para pemain Argentina terlihat lebih emosional.
Ketakutan terhadap serangan balik tersebut menjadi kenyataan. Hal itu terlihat dari proses gol kedua Brasil yang diciptakan Firmino. Dengan diawali akselerasi Jesus dari lini tengah dan melewati tiga bek Argentina, ia mengirimkan umpan pendek kepada Firmino yang berdiri bebas di depan gawang. Penyerang Liverpool tersebut dengan mudah mencetak gol ke gawang yang kosong.
Ketinggalan dua gol membuat pemain Argentina menjadi frustrasi. Pelatih Argentina Lionel Scaloni menambah daya gedornya dengan memasukkan penyerang Juventus, Paulo Dybala, untuk menggantikan bek kiri Nicolas Tagliafico.
Akan tetapi, strategi tersebut tidak mampu mengubah keadaan. Mereka tetap sulit menembus kedisiplinan pemain Brasil dan hanya frustrasi yang didapat. Mereka pun melakukan pelanggaran yang tidak perlu.
Messi pun seperti kehilangan magis dan keahliannya. Umpan-umpannya sering tidak terarah dan tendangan bebas serta tendangan jarak jauhnya sulit menemui sasaran. Bintang Barcelona tersebut seperti kebingungan dan tidak percaya dengan situasi di lapangan. Ia pun kembali mengubur impiannya untuk meraih trofi bersama tim nasional senior Argentina.
Meskipun kalah, Scaloni merasa bahwa timnya yang berhak lolos ke final karena tampil lebih baik. ”Kami seharusnya tim yang pergi ke final karena kami pantas menerimanya, tidak diragukan lagi. Namun, terkadang sepak bola tidak adil,” ujarnya.
Ia mengeluhkan lapangan yang tidak rata sehingga sulit untuk mengalirkan bola. Scaloni juga tidak senang dengan beberapa keputusan wasit asal Ekuador, Roddy Zambrano. Ia tidak terima karena timnya memperoleh enam kartu kuning, sementara Brasil hanya mendapat dua.
Bagi Scaloni, seorang gelandang yang mendapat kartu kuning akan berpengaruh pada penampilannya karena kehilangan keseimbangan. ”Saya tidak suka wasit, saya biasanya tidak berkomentar. Saya tidak berpikir dia memenuhi syarat untuk pertandingan tingkat ini,” ujar Scaloni.
Scaloni juga mengeluhkan proses terjadinya gol yang diciptakan Firmino. Ia bersikeras bahwa timnya mendengar suara peluit pada saat Jesus membawa bola.
Messi juga mengeluhkan wasit yang tidak memberikan penalti meskipun terdapat pelanggaran di dalam kotak penalti. ”Kami memiliki peluang, bola menghantam mistar, melintas di atas gawang, dan ada penalti yang tidak diberikan,” ujar Messi. (AFP/REUTERS/AP)