Ivanka, Putra Sutopo: Terima Kasih Sudah Mendoakan Bapak
Meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho adalah duka untuk semua. Sosok Sutopo akan selalu dikenang oleh BNPB dan masyarakat karena dedikasi dan semangat yang tinggi dalam menjalankan tugas.
Oleh
AGUIDO ADRI/nikolaus herbowo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho meninggal pada Minggu (7/7/2019) pukul 02.20 di Guangzhou, China, atau sekitar pukul 01.20 WIB. Menurut rencana, jenazah akan tiba di Jakarta sekitar pukul 20.30. Kepergian Sutopo meninggalkan duka untuk keluarga dan masyarakat.
Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho, anak pertama Sutopo, kepada media menyampaikan terima kasih karena sudah datang dan ikut mendoakan sang ayah.
”Kami keluarga sangat berduka. Selama berobat di China banyak kemajuan. Bapak sudah bisa jalan dan bicara. Bahkan, kemarin pagi sempat video call dengan saya,” ujarnya, Minggu (7/7/2019), di rumah duka Perumahan Raffles Hills, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat.
Berdasarkan kabar dari sang ibu, kata Ivanka, Sutopo sempat mengalami penurunan dan menderita flu.
”Kemarin agak drop karena flu. Kata Ibu, dokter mau kasih obat yang ada adrenalin. Itu membuat Bapak enggak bisa tidur. Tadi malam pukul 01.00 lebih Bapak sudah enggak ada. Semoga Bapak tidak lagi merasa sakit dan ditempatkan di sisi Allah. Amin,” lanjutnya sembari meneteskan air mata.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho adalah duka untuk semua. Sosok Sutopo akan selalu dikenang oleh BNPB dan masyarakat karena dedikasi dan semangat yang tinggi dalam menjalankan tugas.
”Dia sudah bekerja sangat luar biasa dengan semangat yang tinggi. Dalam kondisi yang sakit masih tetap bisa melayani media dan masyarakat terhadap peristiwa bencana yang terjadi di Tanah Air,” kata Doni.
Sejak BNPB berdiri pada 2008, kata Doni, Sutopo telah membesarkan nama BNPB dengan segala pakaian prestasi dan karya. Terakhir, Sutopo membawa nama BNPB menerima penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa di Baku, Azerbaijan, dalam bidang inovasi kebencanaan, yaitu Petabencana.id yang mendapat peringkat tertinggi.
”Sering pula ia mendapat penghargaan dari media dan pemerintah karena kinerja yang luar biasa. Kita sangat kehilangan. Beliau adalah pahlawan kemanusiaan,” tutur Doni.
Selain pekerja keras, ujarnya, Sutopo adalah sosok yang selalu ingin belajar dan tidak pernah mengeluh. Semangatnya untuk memberikan informasi kepada publik dinilai luar biasa.
”Ia mampu mengumpulkan kepingan berita di seluruh BPBD menjadi sebuah risalah kejadian dan ikut memberikan analisis tentang apa yang harus dilakukan pemerintah daerah dan pusat,” lanjutnya.
Ia mampu mengumpulkan kepingan berita di seluruh BPBD menjadi sebuah risalah kejadian dan ikut memberikan analisis tentang apa yang harus dilakukan pemerintah daerah dan pusat.
Doni melanjutkan, Sutopo berobat di St Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China, sejak 15 Juni lalu. Pengobatan dijadwalkan sekitar satu bulan. Setelah melalui sejumlah terapi dan sempat membaik, kemarin pukul 15.00, Doni mendapat kabar dari istri Sutopo bahwa kondisi Sutopo menurun sampai akhirnya meninggal.
Ia mengatakan, menurut rencana, Minggu sekitar pukul 15.00 waktu China, jenazah Sutopo akan diberangkatkan menggunakan pesawat Garuda dan dijadwalkan tiba di Indonesia sekitar pukul 20.30 WIB.
”Segala administrasi semoga cepat selesai dari imigrasi negara China. Ibu Menteri Luar Negeri juga sudah memberikan bantuan agar proses dari China ke Jakarta lancar. Begitu pula dengan Pak Menko Maritim yang kebetulan sedang bertugas di Guangzhou juga sudah membantu,” kata Doni.
Adapun mengenai pemakaman, ujarnya, masih berkoordinasi dengan keluarga. Namun, Senin pagi, jenazah Sutopo akan diterbangkan ke Solo.