Aktivitas warga di beberapa kota dan kabupaten di Sulawesi Utara, Senin (8/7/2019), kembali normal. Status bahaya tsunami pascagempa bermagnitudo 7 pada Minggu malam telah dicabut. Warga yang mengungsi kembali ke rumah masing-masing.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Aktivitas warga di beberapa kota dan kabupaten di Sulawesi Utara, Senin (8/7/2019), kembali normal. Status bahaya tsunami pascagempa bumi bermagnitudo 7 pada Minggu malam telah dicabut. Warga yang mengungsi kembali ke rumah masing-masing.
Christian Wayongkere (33), warga Girian Weru 2, Kecamatan Girian, Kota Bitung, mengatakan, warga pesisir Bitung di beberapa kelurahan mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. ”Warga mengungsi ke Kelurahan Danowudu dan Pinokalan. Ada juga yang mengungsi ke Masjid Nurul Huda di Kelurahan Bitung Timur,” ujarnya.
Namun, setelah dua jam, warga langsung kembali ke rumah masing-masing. Hari ini, warga sudah beraktivitas seperti biasa. Di kabupaten tetangga Bitung, yaitu Minahasa Utara, warga dari pesisir juga mengungsi setelah gempa melanda. Warga dari Kelurahan Kema Satu, Dua, dan Tiga mengungsi ke persimpangan Kauditan.
Sejumlah warga juga mengungsi ke daerah Minawerot di Kecamatan Kauditan. Beberapa jam kemudian, warga sudah kembali ke rumah masing-masing karena status bahaya tsunami dicabut.
Di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, warga panik dan mengungsi ke kantor bupati di Kecamatan Tutuyan. Vendi Lera (34), salah satu warga, mengatakan, warga memilih kantor bupati untuk mengungsi karena ketinggiannya lebih dari 10 meter dari garis pantai. ”Pengalaman bertahun-tahun sebelumnya, gelombang besar hanya 6 meter,” ucapnya.
Setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut status bahaya tsunami, sebagian warga pulang ke rumah. Sebagian yang masih takut bermalam di kantor bupati. ”Hari ini, sudah kembali normal. Nelayan sudah ada yang turun melaut,” kata Vendi.
Sementara itu, di Manado, warga juga sudah beraktivitas seperti biasa. Di daerah Kleak, Malalayang, yang juga diguncang gempa bumi, mahasiswa Universitas Sam Ratulangi beraktivitas seperti biasa. Sementara toko dan warung juga sudah buka.
Hari ini, sudah kembali normal. Nelayan sudah ada yang turun melaut.
Sebelumnya, Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG menginformasikan, episentrum gempa bermagnitudo 7 berjarak 182,2 kilometer di tenggara Manado dan 133 kilometer di barat daya Ternate, Maluku Utara. Titik gempa di Laut Maluku dengan kedalaman 49 kilometer.
Status beberapa daerah di Sulut ditingkatkan menjadi Siaga dan Waspada tsunami, antara lain Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, dan Bolaang Mongondow Selatan. Bitung satu-satunya yang berstatus Siaga karena letaknya paling dekat dengan episentrum gempa.
Pelaksana Harian Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra mengatakan, tidak ada peningkatan gelombang di pesisir Manado dan Bitung. Warga di Sulut dapat kembali ke rumah masing-masing dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.
”BMKG telah merilis akhir peringatan dini tsunami. Warga bisa kembali tenang dan pulang ke rumah masing-masing sejak pukul 00.09 WIB,” ujar Bambang.
Hingga Senin siang, pukul 12.45 WIB, terjadi 47 kali gempa susulan dengan kisaran magnitudo 3,1 sampai 4,9.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triono mengatakan, warga bisa kembali tenang karena potensi tsunami terbukti tidak ada berdasarkan pemantauan permukaan air laut di Bitung, Tobelo, Ternate, Taliabu, Jailolo, dan Sanana (Maluku Utara). Namun, masyarakat diimbau mewaspadai gempa bumi susulan.
”Hingga Senin siang, pukul 12.45 WIB, terjadi 47 kali gempa susulan dengan kisaran magnitudo 3,1 sampai 4,9. Masyarakat diminta untuk waspada,” kata Rahmat.
Dari pengamatan BMKG, lanjutnya, gempa bumi di Laut Maluku itu merupakan gempa dangkal tektonik akibat pergerakan pada lempeng Laut Maluku. Tekanan lempeng mikro Halmahera ke barat serta lempeng mikro Sangihe ke timur menyebabkan lempeng Laut Maluku terjepit. Hal itu menyebabkan penujaman (subduksi) ganda ke bawah dua lempeng yang mengapitnya.