Gempa Rusak Sejumlah Bangunan di Banyuwangi, Seorang Warga Terluka
Gempa berkekuatan magnitudo 5,8 yang mengguncang Bali dan sekitarnya menyebabkan sejumlah kerusakan di Banyuwangi. Seorang warga terluka.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 5,8 yang mengguncang Bali dan sekitarnya menyebabkan sejumlah kerusakan di Banyuwangi. Seorang warga terluka.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis, pusat gempa terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 kilometer arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali. Adapun pusat gempa terjadi pada kedalaman 104 km.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi Fajar Swasana ketika ditemui di Banyuwangi membenarkan adanya kerusakan sejumlah bangunan. Kerusakan sebagian besar terjadi di Banyuwangi Selatan.
”Berdasarkan laporan sementara dari petugas pembantuan penanggulangan bencana, beberapa kerusakan yang terjadi adalah genteng atap rontok di masjid Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari. Hal serupa terjadi di rumah Suherman di Dusun Purworejo dan Pos Linmas Desa Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran genteng turun,” ujarnya.
Kerusakan parah terjadi di Masjid Nurul Iman, Dusun Rajegwesi, Desa Sarongan. Gempa menyebabkan atap teras masjid roboh. Sementara dinding Kantor Balai Penyuluhan KB Kecamatan Gambiran retak.
”Di Dusun Krajan baru RT 005 RW 005 Wonosobo, Kecamatan Srono, sebuah rumah yang sedang dalam pembangunan roboh. Akibatnya, pemilik rumah bernama Painem tertimpa reruntuhan bangunan hingga mengalami luka-luka dan langsung mendapat perawatan di Puskesmas Wonosobo,” kata Fajar.
Berdasarkan rilis dari BMKG, gempa bumi di selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara tersebut diakibatkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault).
”Hingga pukul 07.50, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.
Masyarakat juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat oleh gempa.
Masyarakat juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Rahmat meminta warga memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan. Hal itu untuk memastikan kekuatan bangunan sebelum warga kembali masuk ke dalam rumah.