Penyedia Dompet Digital Dorong Pengembangan Kewirausahaan
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah perusahaan penyedia dompet digital terus memperluas penetrasi ekonomi digital di dalam negeri. Tidak hanya itu, mereka juga terus menggalakkan pengembangan kemampuan berwirausaha bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk membangun ekosistem digital.
PT Visionet Internasional yang menyediakan dompet digital Ovo di aplikasi Grab dan Tokopedia, misalnya, telah memiliki 500.000 titik penerimaan pembayaran digital, mulai dari warung, restoran, rumah sakit, bioskop, hingga penyedia jasa keuangan berbentuk reksa dana. Ribuan dari titik penerimaan pembayaran itu ada di pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Direktur Ovo Johnny Widodo mengatakan, sejak hadir November 2017, pertumbuhan penggunaan Ovo untuk penerimaan pembayaran UMKM hingga saat ini terbilang pesat. Hal itu didukung dengan berbagai kerja sama dalam mengembangkan kemampuan berwirausaha pelaku UMKM.
”Kami sudah sering bertemu dengan pedagang-pedagang untuk menyosialisasikan alat pembayaran digital ini. Kami juga sudah sering digandeng pemerintah untuk mengadakan program seperti ’UMKM Go Online’ dengan kegiatan ’Gerebek Pasar’,” kata dia saat dihubungi Kompas, Selasa (16/7/2019).
Produk dompet digital lainnya, seperti Go-Pay milik perusahaan aplikasi Gojek, juga terus berusaha menyosialisasikan produknya kepada sebanyak-banyaknya pelaku UMKM. Head of Corporate Communication Go-Pay Winny Triswandhani mengatakan, sejak Juli 2018, sudah ada 300.000 pelaku UMKM di sekitar 300 kota/kabupaten yang bergabung menjadi mitra.
”Kita mau sebanyak-banyaknya mengajak UMKM karena mereka tulang punggung perekonomian Indonesia. Mereka juga yang akan merasakan untungnya pindah ke nontunai,” ujarnya saat ditemui dalam acara penandatanganan kerja sama Go-Pay dengan lembaga pengelola dana masyarakat NU Care-LazisNU milik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta.
Pada acara tersebut, mereka menyepakati kerja sama sedekah digital dan pemberdayaan lebih banyak pelaku UMKM dari komunitas Nahdlatul Ulama (NU). Kerja sama itu merupakan kelanjutan dari program sebelumnya, yaitu melatih 700 muslimat NU di seluruh wilayah Indonesia melalui ”Gojek Wirausaha”.
Kita mau sebanyak-banyaknya mengajak UMKM karena mereka tulang punggung perekonomian Indonesia. Mereka juga yang akan merasakan untungnya pindah ke nontunai.
Vice President Public Affairs Gojek Astrid Kusumawardhani mengatakan, melalui program ”Gojek Wirausaha”, Gojek menargetkan memberi pelatihan bisnis kepada 35.000 pelaku UMKM di 25 kota sampai akhir 2019.
Pelatihan itu diberikan secara gradual di tiga level berbeda. Pelatihan untuk level pemula diberikan kepada masyarakat yang belum memiliki usaha. Lalu, pelatihan level menengah diberikan kepada masyarakat yang sudah memiliki usaha, tetapi belum go digital.
”Level ketiga, untuk pelaku UMKM yang berpotensi memasarkan produknya di Gojek. Pelatihan ini bertujuan membangun kapasitas dan pemberdayaan,” katanya.
Dari sekitar 63 juta pelaku UMKM di Indonesia, baru 10 persen (6,3 juta) yang menggunakan transaksi nontunai. Sementara itu, pada 2020, pemerintah menargetkan 8 juta UMKM menggunakan layanan digital.