Fitriani dan Chen Yufei (China) bersaing sejak mereka bermain pada era yunior. Berada pada persaingan yang imbang saat itu, enam tahun kemudian, Fitriani tertinggal dari Chen.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Fitriani dan Chen Yufei (China) bersaing sejak mereka bermain pada era yunior. Berada pada persaingan yang imbang saat itu, enam tahun kemudian, Fitriani tertinggal dari Chen.
Fitriani (20) dan Chen, yang berusia setahun lebih tua, bertemu untuk ketujuh kalinya sejak pertama kali bersaing dalam Kejuaraan Dunia Yunior 2013 di Thailand. Pertemuan itu terjadi pada babak pertama kejuaraan Blibli Indonesia Terbuka 2019 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (17/7/2019). Fitri, panggilannya, kalah 7-21, 19-21, dalam waktu 32 menit.
Itu menjadi kekalahan kelima Fitri dari Chen. Dua kemenangan diraih Fitri pada Kejuaraan Dunia Yunior 2014 dan Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2018.
Dalam perjalanan dari yunior hingga sekarang, Fitri juga tertinggal dalam meraih prestasi dalam kejuaraan-kejuaraan besar. Chen meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2017 serta menjuarai All England 2019, kejuaraan berkategori BWF World Tour Super 1000. Saat ini, Chen berada di peringkat ketiga dunia.
Adapun Fitri, peringkat ke-30 dunia, baru meraih gelar juara di turnamen BWF World Tour Super 300, tiga tingkat di bawah Super 1000. Fitri meraihnya pada Thailand Masters 2019, Januari.
”Pukulan Chen Yufei makin matang. Dulu, saat reli, dia masih terburu-buru. Sekarang, mainnya lebih sabar,” kata Fitri.
Untuk evaluasi terhadap dirinya sendiri, Fitri menilai harus meningkatkan kemampuannya dalam menyerang. ”Serangan tak harus selalu dari smes, bisa juga dari dropshot, lob, net, dan lain-lain. Saya harus memperkuat kemampuan itu karena masih banyak kesalahan,” kata Fitri.
Kekurangan itu terlihat saat berhadapan dengan Chen di Istora, Rabu pagi. Pada gim pertama, dia hanya bisa meraih tujuh poin karena tak bisa menahan kecepatan Chen.
Usaha Fitri untuk mempercepat gerakan kakinya pada gim kedua memberi harapan. Dia bisa lebih cepat mengantisipasi permainan net Chen, juga lebih kuat dalam bertahan. Perebutan skor pun berlangsung lebih ketat hingga skor 19-19.
Akan tetapi, Fitri menyia-nyiakan kesempatan ketika kalah pada permainan net dalam dua poin terakhir. Kok dari pukulan terakhirnya tak bisa menyeberangi net.
”Permainan net dia tipis, jadi waktu mau saya kembalikan, koknya nyangkut,” kata Fitri yang tersingkir pada babak pertama dalam dua turnamen terakhir. Pekan pertama Juni, Fitri kalah pada laga pertama di Australia Terbuka.
Dengan kekalahan Fitri, tunggal putri Indonesia baru memastikan satu wakil pada babak kedua, yaitu Gregoria Mariska Tunjung, yang berlangsung Kamis. Gregoria memenangi laga pertamanya pada Selasa.
Satu tunggal putri lainnya, Lyanny Alessandra Mainaky, akan tampil pada Rabu malam melawan Zhang Beiwen (AS).
Kemenangan juga diraih dua ganda putra, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Wahyu/Ade menang, 21-15, 21-18, atas Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia). Adapun kemenangan atas Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan), 21-19, 14-21, 21-14, mengantarkan Angga/Ricky pada babak kedua untuk melawan unggulan ketiga, Li Junhui/Liu Yuchen (China).