Ribuan Lemuru di Pantai Batu Bolong merupakan Peristiwa Oseanografi
Ribuan ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang muncul ke permukaan air dan seolah terdampar di Pantai Batu Bolong, Kabupaten Badung, Bali, Senin (15/7/2019) malam, merupakan peristiwa oseanografi yang disebut upwelling.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
JEMBRANA, KOMPAS — Ribuan ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang muncul ke permukaan air dan seolah terdampar di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, pada Senin (15/7/2019) malam merupakan peristiwa oseanografi yang disebut upwelling. Peristiwa itu tidak ada hubungannya dengan gempa bermagnitudo 5,8 yang terjadi pada Selasa (16/7/2019) pagi atau pertanda akan ada bencana alam lain.
Penjelasan itu diberikan Balai Riset dan Observasi Laut Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyusul beredarnya dugaan warga bahwa ribuan ikan terdampar itu pertanda akan terjadi bencana.
Peristiwa oseanografi itu, antara lain, disebabkan adanya anomali suhu udara atau dinginnya air laut, yang pada Senin malam itu tercatat 23 derajat celsius hingga 24 derajat celsius. Hal ini menyebabkan ikan lemuru naik ke permukaan. Ketika air laut surut, ikan-ikan itu terdorong gelombang laut ke pantai sehingga terkesan terdampar.
Hal itu merupakan fenomena alam dan tak ada hubungannya dengan gempa keesokan harinya.
”Hal itu merupakan fenomena alam dan tak ada hubungannya dengan gempa keesokan harinya. Lemuru ini memang tinggal di pesisir Selat Bali. Kebetulan Senin malam itu lemuru tengah berkumpul di pesisir Pantai Batu Bolong, ribuan. Ketika suhu udara dingin dan permukaan air laut surut, ikan itu dengan mudah mencapai pantai,” kata peneliti di Balai Riset dan Observasi Laut Pusat Riset Kelautan BRSDM KKP, Denny Wijaya Kusuma, ketika dihubungi di Jembrana, Kamis (18/7/2019).
Ikan yang sedang berkumpul itu kemudian terdorong gelombang ke pantai. Karena kondisi perairan surut, daerah daratan meluas, sementara gelombang laut kembali dengan cepat, ikan terjebak di pinggir pantai.
Ikan lemuru. ujar Denny, secara umum ditemukan di Selat Bali. Berdasarkan data citra satelit, pada musim timur bulan Juni-Agustus, ikan lemuru biasanya muncul dengan jumlah banyak. Hanya saja, beberapa tahun terakhir, lemuru menghilang dari perairan Selat Bali.
”Nah, fenomena lemuru di Pantai Batu Bolong itu memungkinkan kembalinya lemuru yang menghilang beberapa tahun ini. Dari data citra satelit pada empat hari terakhir (13-16 Juli 2019), suhu permukaan laut di sekitar perairan Selat Bali bagian pesisir Canggu terpantau lebih dingin (23-24 derajat celsius) dibandingkan dengan sekitarnya,” ujar Denny.
Sesuai dengan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, ketinggian gelombang di lokasi sekitar 2,5 meter.
Menurut Denny, upwelling merupakan peristiwa oseanografi berupa naiknya air dingin dari lapisan dalam ke permukaan laut. Upwelling mengangkat massa air laut yang kaya nutrisi dan dapat dicirikan dengan suhu permukaan laut yang lebih dingin dan tingginya konsentrasi klorofil-a.
Upwelling terjadi karena adanya kekosongan massa di lapisan permukaan dan harus diganti oleh massa air di lapisan dalam. Oleh karena itu, upwelling dapat meningkatkan jumlah plankton di laut sehingga daerah upwelling dikenal sebagai daerah perikanan yang kaya.
Terdamparnya ikan lemuru itu menjadikan warga di sekitar Pantai Batu Bolong ramai-ramai memunguti ikan lemuru tersebut. ”Ya, kakak yang tinggal di Canggu mengabarkan ada banyak ikan di Batu Bolong, terdampar. Lalu, saya pergi ke Batu Bolong dan ikut memunguti. Lumayan tidak perlu susah payah memancing, kan,” kata Ni Luh Sunandri, seorang warga.