Kejutan dari Atletik Bawa Indonesia Ungguli Thailand
Indonesia menambah 7 medali emas, 5 perak, dan 4 perunggu pada hari kedua ASEAN Schools Games 2019 di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/7/2019). Raihan itu salah satunya dari atletik, yang meraih tiga emas. Padahal, cabang itu hanya menargetkan satu emas di hari kedua.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Indonesia menambah 7 medali emas, 5 perak, dan 4 perunggu pada hari kedua ASEAN School Games 2019 di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/7/2019). Raihan itu salah satunya dari atletik, yang meraih tiga emas. Padahal, cabang itu hanya menargetkan satu emas di hari kedua.
Dengan hasil itu, Indonesia kini telah mengumpulkan 13 emas, 8 perak, dan 10 perunggu pada ASEAN School Games (ASG) 2019. Indonesia pun naik ke peringkat pertama pada klasemen sementara perolehan medali setelah pada hari pertama di bawah Thailand.
Thailand kini di peringkat kedua dengan raihan 11 emas, 12 perak, dan 11 perunggu. Lalu Malaysia (8 emas, 10 perak, 5 perunggu), Singapura (4 emas, 2 perak, 7 perunggu), serta Vietnam (3 emas, 3 perak, 3 perunggu) berturut-turut di peringkat ketiga, keempat, dan kelima.
Emas Indonesia pada cabang atletik diperoleh dari Erna Nuryanti pada final lari 100 meter putri, Adith Rico Pradana pada final 100 meter putra, dan Ayu Fitriani pada tolak peluru putri. Adapun perak dari lari estafet 4 x 400 meter campuran (Dewa Radika Sya, Hangga Satrio, Nella Agustin, Jumratun), dan perungggu dari Adith Richi Pradana pada 100 meter putra.
Pelatih kepala atletik untuk ASG 2019, Fadlin Ahmad, mengatakan, hasil pada hari kedua itu di luar prediksi. ”Sebenarnya hanya menargetkan medali emas di 100 m putri, tetapi alhamdulillah ada kejutan dari dua nomor lainnya,” ujarnya.
Fadlin menjelaskan, sprinter kembar Rico dan Richi, yang sama-sama tampil di final lari 100 meter putra, sebenarnya tidak ditarget emas. Pasalnya, para pelari Malaysia tampil bagus di babak penyisihan sehingga ia pun menginstruksikan Rico dan Richi untuk tampil lepas saja.
Rico mengakui, pelari Malaysia yang paling diwaspadai. ”Di babak penyisihan pun menang Malaysia. Saya mengikuti apa yang dikatakan pelatih untuk fokus, tidak grogi, dan hanya berpikir menang. Dengan hasil ini, mudah-mudahan bisa lebih baik dan tampil di SEA Games (2019),” ujarnya.
Terharu
Ayu Fitriani yang mendapat emas pada tolak peluru putri mengatakan, dirinya terharu setelah gagal menjadi yang terbaik pada ASG 2017 dan 2018. ”Di Singapura (2017) dapat perak dan di Malaysia (2018) dapat perunggu. Alhamdulillah sekarang memperoleh emas,” katanya.
Ayu menangis bahagia saat berdiri di podium dan menyanyikan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”. Pada ASG terakhirnya ini, siswi SMAN 8 Kediri, Jawa Timur, itu mengaku tampil rileks sehingga berhasil menjadi yang terbaik. Ke depan, ia bertekad terus meningkatkan tekniknya.
Selama dua hari penyelenggaraan cabang atletik pada ASG 2019, Fadlin mengatakan, para atlet sudah tampil optimal dan sesuai harapan. ”Untuk teknik dan fisik, sudah sesuai harapan. Tinggal motivasinya. Kepercayaan diri mereka saat bertanding perlu ditingkatkan,” ucapnya.
Adapun pada ASG 2019, atletik ditargetkan meraih delapan emas. Dengan enam emas yang sudah didapat serta masih banyak nomor lomba tersisa, Fadlin optimistis target dapat tercapai. Lebih jauh, para atlet Indonesia di ASG 2019 tak tertutup kemungkinan berkesempatan tampil di SEA Games 2019 di Filipina.
Sementara itu, dari cabang renang, emas diraih Adelia pada nomor 100 meter gaya dada putri, Andi M Nurrizka pada 100 meter gaya dada putra, dan Rashief Amila Yaqin pada 800 meter gaya bebas putra. Emas juga diraih dari nomor estafet 4 x 100 meter gaya ganti campuran yang diwakili Fauziyyah, Pande Made, Adinda Kusuma, dan Farrel.