Sejarah Jakarta akan ditampilkan dalam bentuk hologram saat gelaran ”Monas Week 2019” di Museum Sejarah Nasional, kawasan Monumen Nasional, Jakarta, 23-31 Juli 2019. Melihat hologram itu, penonton akan dibawa seperti menjelajahi Jakarta dengan mesin waktu.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan menampilkan sejarah Jakarta dalam bentuk hologram saat gelaran ”Monas Week 2019” di Museum Sejarah Nasional, kawasan Monumen Nasional, Jakarta, 23-31 Juli 2019. Melihat hologram tersebut, penonton akan dibawa seperti menjelajahi Jakarta dengan menggunakan mesin waktu.
Hologram yang menampilkan wajah Jakarta, mulai dari era pra-kolonialisme, kolonialisme, sampai kemerdekaan itu, akan digelar dalam beberapa sesi setiap harinya. Setiap sesi berdurasi 25 menit.
Sesi 1 mulai pukul 11.00 hingga 11.25, sesi 2 pukul 13.00-13.25, sesi 3 pukul 15.00-15.25, sesi 4 pukul 16.00-16.25, sesi 5 pukul 17.00-17.25, dan sesi 6 pukul 19.00-19.25.
Penonton yang ingin menyaksikannya tidak akan dikenai biaya sepeser pun.
”Monumen Nasional sebagai ikon Jakarta dan destinasi wisata utama menjadi tempat yang ideal untuk memperoleh berbagai informasi tentang perkembangan kota ini (Jakarta). ”Monas Week” mewadahi itu karena menampilkan seni dan budaya, termasuk sejarah Jakarta,” ucap Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Soetanto Soehodho di Museum Sejarah Nasional, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Soetanto melanjutkan, Jakarta yang kini telah berusia 492 tahun memiliki sejarah yang panjang. Jakarta pernah dengan nama Sunda Kelapa, Batavia, dan Jayakarta. Tak hanya itu, dari waktu ke waktu Jakarta bertransformasi menjadi kota modern sekaligus pusat pemerintahan, perekonomian dan kebudayaan.
Sejarah panjang perkembangan Jakarta inilah yang dikemas dalam bentuk hologram. Suatu bentuk teknologi fotografi dengan cara merekam cahaya yang tersebar dari suatu obyek. Cahaya ini ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi. Gambar tiga dimensi itu dapat bergerak, berupa animasi dengan suara.
Kreator Hologram, Adi Panuntun, mengatakan, hologram akan menampilkan keindahan dan keragaman budaya Jakarta dalam visualisasi tiga dimensi. Tujuannya untuk menumbuhkan minat dan kecintaan warga kepada Jakarta.
”Masyarakat akan dibawa menikmati Jakarta dari masa ke masa dalam tampilan holografi. Mereka nantinya seolah-olah sedang menjelajah Jakarta menggunakan mesin waktu,” ucap Adi.
Selain ”Monas Week” yang digelar mulai besok, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan menggelar acara serupa pada Agustus dan Desember 2019. Menurut rencana, pada Agustus 2019 ”Monas Week” menampilkan pertunjukan lampu di taman di sekeliling Monas. Adapun pada Desember 2019, ”Monas Week” akan menampilkan pemetaan video (video mapping) tiga dimensi.