Sun Yang, perenang juara dunia dan Olimpiade asal China, menjadi “musuh bersama” di Kejuaraan Dunia Renang Gwangju, Korea Selatan, menyusul kontroversi dugaan doping yang menjeratnya. Namun, Sun Yang tetap tampil dominan di nomor gaya bebas.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
GWANGJU, SELASA — Kejuaraan Dunia Renang 2019 di Gwangju, Korea Selatan, sepekan terakhir tak ubahnya kisah fiksi drama berseri ala ”negeri gingseng” itu. Adegan dramatis ini salah satunya terjadi dalam nomor gaya bebas 200 meter putra yang dimenangi juara dunia asal China, Sun Yang, Selasa (23/7/2019).
Gedung Pusat Akuatik Universitas Nambu di Gwangju mendadak riuh saat pembawa acara mengumumkan pemenang nomor tersebut. Tidak ada nama Danas Rapsys, perenang Lituania yang tampil mengejutkan dan finis terdepan.
Dalam hitungan detik, sukacita Rapsys mendadak menjadi nestapa melihat daftar pemenang di layar raksasa. Rapsys didiskualifikasi karena dianggap mencuri ancang-ancang di blok start. Gelar juara dunianya pun hilang. Medali emas dilimpahkan kepada Sun Yang, perenang spesialis gaya bebas, yang finis kedua. Katsuhiro Matsumoto (Jepang) yang finis di urutan ketiga pun meraih perak.
Kemenangan limpahan itu melengkapi dominasi Sun Yang di nomor gaya bebas. Ia sebelumnya meraih emas di nomor 400 meter gaya bebas, Minggu. Namun, kisah dramatis itu tidak berakhir di lintasan kolam.
Penonton bersorak riuh saat pengalungan medali di podium. Duncan Scott, perenang Inggris yang meraih posisi ketiga bersama atlet Rusia, Martin Malyutin, menolak bersalaman dengan Sun Yang. Ia menjauhi podium ketika Malyutin dan Matsumoto bergabung dengan Sun Yang di podium tertinggi untuk berfoto bersama.
Sikap Scott itu membuat Sun Yang berang. Ia meneriaki Scott dari atas podium. ”Saya juara, kamu kalah,” kata Sun Yang kepada Scott saat keduanya berpapasan di tangga seusai meninggalkan podium.
Sikap Scott itu merupakan bentuk dari gerakan ”penolakan” atas Sun Yang yang berada di pusaran dugaan doping. Dua hari sebelumnya, rival tersengit Sun Yang di nomor 400 meter, Mack Horton (Australia), melakukan tindakan serupa. Horton, yang terang-terangan menyebut Sun Yang sebagai ”pemakai doping” pada Olimpiade Rio de Janeiro 2018, menolak berdiri di podium untuk menerima medali perak nomor yang dimenanginya di Rio.
Keberanian Horton itu mengundang tepuk tangan penonton. Namun, dia harus berurusan dengan Federasi Renang Dunia (FINA) yang memberinya surat teguran.
”FINA menghargai kebebasan bersuara. Namun, itu harus dilakukan dalam cara-cara yang tepat,” demikian pernyataan resmi FINA.
Dukungan
Meskipun demikian, langkah Horton dan Scott itu mendapat dukungan para perenang dunia lainnya. Mitch Larkin, perenang Australia lainnya, berkata, 99 persen perenang mendukung langkah Horton.
”Ini adalah langkah awal yang bagus dari para atlet untuk melawan doping,” ujar Lily King, pemilik rekor dunia nomor 50 dan 100 meter gaya dada putri, seperti dikutip Channel News Asia.
Mereka berpandangan, Sun Yang semestinya tidak berhak tampil di Kejuaraan Dunia karena tengah terbelit dugaan doping. Sun Yang dituding merusak botol sampel darahnya saat didatangi petugas antidoping dalam uji doping acak di rumahnya tahun lalu. Namun, Sun Yang tidak dinyatakan bersalah oleh FINA akibat tindakannya sehingga ia masih berhak tampil di Gwangju.
Meski demikian, Sun Yang belum sepenuhnya terbebas dari skandal itu. Badan Anti Doping Dunia (WADA) mengajukan banding ke Badan Arbitrase Olahraga (CAS), yang akan disidangkan pada September. Jika terbukti bersalah, pengoleksi tiga emas Olimpaide dan 11 gelar juara dunia itu akan diskors seumur hidup. Sun Yang pernah mendapat sanksi larangan bertanding tiga bulan pada 2014 karena terbukti positif memakai senyawa trimetazidine.
Adapun Sun Yang menolak seluruh tuduhan itu. ”Kemenangan saya adalah berkat kerja keras. Saya selalu berjuang. Saya tidak menyerah ketika berada di peringkat kedua,” ujar atlet yang disebut-sebut sebagai perenang gaya bebas terbaik sepanjang masa itu.
Drama lain terjadi saat Katie Ledecky, perenang putri spesialis gaya bebas Amerika Serikat, mundur dari final nomor 1.500 meter gaya bebas putri karena alasan medis. ”Ini adalah renang kelima saya sepekan terakhir. Namun, saya tidak akan menyerah di nomor-nomor lain, 200 atau 800 meter,” ujar pengoleksi 14 emas kejuaraan dunia itu. (AFP)