JAKARTA, KOMPAS — Pengembang properti mulai mengembangkan hunian yang harganya Rp 10 miliar-Rp 30 miliar per unit. Pertumbuhan proyek hunian mewah diyakini akan turut menggerakkan industri terkait properti.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata memaparkan, pengembang hunian mewah lebih leluasa meluncurkan produk di bawah harga Rp 30 miliar per unit karena konsumen tidak lagi dibebani Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Penghasilan (PPh) 22. Selama ini, pasar segmen atas hampir tidak bergerak karena beban pajak yang tinggi.
Beberapa pengembang anggota REI sudah mulai ancang-ancang mendesain lahan untuk segmen atas itu dengan kisaran harga jual Rp 15 miliar-Rp 25 miliar per unit. Namun, suplai hunian mewah hanya bisa dilakukan di lokasi strategis di kota-kota besar, seperti DKI Jakarta, Surabaya, dan Medan.
”Pasar hunian mewah ada walau tidak besar,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (23/7/2019).
Berdasarkan data Colliers International Indonesia, pada 2019-2022 ada 16 proyek apartemen mewah yang siap beroperasi di Jakarta. Harga jualnya mulai dari Rp 39,5 juta per meter persegi sampai dengan Rp 90 juta per meter persegi. Adapun di Surabaya ada empat proyek apartemen mewah yang akan beroperasi pada periode 2019-2020.
Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi menuturkan, pasar hunian mewah sudah mulai bergerak, terutama di kelompok rumah tapak. ”Saat ini semakin banyak konsumen yang menanyakan unit dan berkunjung ke lokasi proyek,” ujarnya.
Sementara itu, pasar apartemen mewah diprediksi masih membutuhkan waktu untuk adaptasi. Diperlukan penentuan waktu yang tepat untuk merilis produk baru, konsep yang bagus, dan lokasi strategis.
Pengembangan proyek baru hunian mewah sudah ada dalam rencana perusahaan. Dari bank tanah seluas 2.000 hektar, sebagian di antaranya ada di lokasi strategis di Jakarta. Namun, peluncurannya menunggu hasil telaahan pasar.
”Kami tes pasar dulu. Harus jeli melihat pasar, waktu peluncuran (produk), dan penentuan harga,” ujarnya.
Hal senada dikemukakan Direktur Senior Grup Ciputra Artadinata Djangkar. Ia memiliki bank tanah di sekitar Jalan Dr Satrio, Jakarta, yang memungkinkan masuk ke ceruk pasar segmen atas. Meski demikian, sejauh ini belum ada rencana untuk merilis produk baru hunian mewah.
Soelaeman berpendapat, kendati pasarnya tipis, pengembangan proyek hunian mewah turut menggerakkan industri lokal. Secara umum, sektor properti dapat menggerakkan sedikitnya 174 industri atau usaha terkait, mulai dari bahan bangunan, seperti semen, cat, dan baja, sampai dengan peralatan rumah tangga. Industri lokal bisa mendukung penyediaan bahan bangunan itu.