Enam korban kecelakaan kapal nelayan KM Pieces tiba di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (4/8/2019). Sebanyak empat korban meninggal dan dua orang selamat.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS - Enam korban kecelakaan kapal nelayan KM Pieces tiba di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (4/8/2019). Sebanyak empat korban meninggal dan dua orang selamat. Saat ini, semua korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Bendan, Kota Pekalongan.
Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Pekalongan Kota Ajun Komisaris Taufik Hidayat mengatakan, KM Redjeki Utama yang membawa para korban tiba di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan sekitar pukul 10.30 WIB. Sesaat setelah diturunkan dari kapal, para korban langsung dibawa menuju RSUD Bendan untuk keperluan identifikasi bagi keempat korban meninggal dan perawatan medis bagi kedua korban selamat.
Taufik menambahkan, dua korban selamat yakni Muhammad Samlawi (18) yang merupakan siswa praktik dari SMKN 1 Bulakamba, Kabupaten Brebes, dan Bambang Subagio (52), anak buah KM Pieces. Sementara itu, dari empat korban meninggal, baru dua yang sudah diketahui identitasnya.
Keduanya langsung dikenali oleh pihak keluarga yang tadi datang ke rumah sakit
"Korban meninggal yang sudah diketahui identitasnya atas nama Sunoto (54) dan Sartani (64). Keduanya langsung dikenali oleh pihak keluarga yang tadi datang ke rumah sakit," kata Taufik, saat dihubungi, Minggu siang.
Sunoto merupakan warga RT/RW 04/04 Desa Wonokerto Wetan, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Sementara, Sartani merupakan warga Desa Bebel, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pemalang. Mereka merupakan anak buah kapal tersebut.
Menurut Taufik, dua korban meninggal lainnya masih dalam proses identifikasi. Menurut rencana, korban meninggal yang sudah teridentifikasi akan dibawa pulang setelah menjalani visum.
Harapan keluarga
Dul Basit (48), paman salah satu korban atas nama Muhammad Lutfi Abas, sejak pagi menunggu kedatangan para korban di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan untuk memastikan nasib keponakannya itu. Setelah melihat para korban, Dul bisa memastikan bahwa tak ada keponakannya di antara enam korban yang ditemukan tersebut.
"Tadi sudah saya cek, tidak ada keponakan saya. Pihak keluarga meminta semoga Abas segera ditemukan dalam kondisi apa pun," ujar Dul.
Pihak SMK Negeri 1 Bulakamba serta para orangtua korban juga berangkat ke Pekalongan, Minggu siang, untuk melihat proses identifikasi korban. Dari hasil identifikasi sementara, tidak ada korban lain yang merupakan siswa SMK Negeri 1 Bulakamba selain Muhamad Samlawi.
"Tadi kami ajak orangtua siswa untuk datang melihat para korban. Mereka mengatakan, di antara para korban meninggal, tidak ada yang merupakan siswa SMK Negeri 1 Bulakamba," ucap Kepala SMK Negeri 1 Bulakamba Slamet Riyadi.
Slamet menambahkan, siswanya yang selamat, Muhammad Samlawi, mengalami luka di tangan dan dagu akibat terbakar sinar matahari. Setelah keadaannya membaik, Samlawi akan dipindahkan ke rumah sakit di Kabupaten Brebes. Hal itu untuk memudahkan pihak keluarga dan sekolah memantau kondisi kesehatannya.
Kepala Seksi Kesyahbandaran Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan Rakim mengatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu kelanjutan kabar perihal hasil pencarian. Berdasarkan informasi yang diterima Rakim, saat ini baru ada 7 korban yang ditemukan.
"Saat ini enam korban sudah berada di Pekalongan, sementara satu korban masih berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Korban atas nama Endro (53) yang merupakan Masinis I KM Pieces itu ditemukan selamat," tutur Rakim.
Kapal dengan berat 93 gros ton tersebut diketahui berangkat dari Pekalongan menuju perairan Selat Makassar, Senin (22/7). Kapal ikan dengan alat tangkap purse seine pelagis itu dinakhodai oleh Nasori (41), warga Desa Wonokerto Wetan, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan.
Kapal itu mengangkut 32 nelayan asal Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan serta 5 siswa praktik dari SMK Negeri 1 Bulakamba. Kapal tersebut mengalami kecelakaan di sekitar perairan Pulau Sembilan, Kalimantan Selatan, beberapa hari yang lalu. Pencarian terhadap 30 orang lainnya masih terus dilakukan.