Presiden Joko Widodo menyebut Mbah Moen sebagai ulama karismatik yang selalu menjadi rujukan umat Islam, terutama dalam hal fikih. Tak hanya itu, Jokowi juga menyebutnya sebagai ulama pejuang pembela Negara Kesatuan RI.
Oleh
Anita Yossihara
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya ulama karismatik Kiai Haji Maimoen Zubair atau lebih dikenal sebagai Mbah Moen, di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019) pagi. Berpulangnya pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah, itu merupakan kehilangan besar bagi bangsa dan negara Indonesia.
”Innalillahi wa innailaihi rojiun, innalillahi wa innailaihi rojiun, innalillahi wa innailaihi rojiun. Telah berpulang ke hadirat Allah SWT, Kiai Haji Maimoen Zubair di Mekkah tadi pagi,” kata Presiden Jokowi memulai pernyataan pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa pagi.
Jokowi menyebut Mbah Moen sebagai ulama karismatik yang selalu menjadi rujukan umat Islam, terutama dalam hal fikih. Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga menyebutnya sebagai pejuang pembela Negara Kesatuan RI.
”Beliau sangat gigih dalam menyampaikan masalah NKRI harga mati. Oleh sebab itu, kami sangat kehilangan, dan atas nama pemerintah serta seluruh rakyat Indonesia, kami semua ikut berbelasungkawa atas wafatnya beliau. Semoga bisa diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi memiliki relasi yang dekat dengan Mbah Moen. Presiden setidaknya sudah dua kali berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Anwar. Tak hanya itu, Jokowi juga pernah diberi sorban oleh Mbah Moen pada hari terakhir kampanye Pemilu Presiden 2019, April lalu.
Sampai saat ini, Presiden Jokowi masih menyimpan sorban pemberian Mbah Moen. ”Masih (menyimpan),” kata Jokowi saat ditanya apakah ia masih menyimpan sorban pemberian Mbah Moen.
KH Maimoen Zubair, yang juga merupakan Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), meninggal dalam usia 90 tahun. Wakil Ketua Umum PPP M Arwani Thomafi menyatakan, Mbah Moen wafat karena sakit saat menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
Arwani, yang relatif dekat dengan Mbah Moen, menceritakan, tokoh senior PPP itu bertolak ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji pada 28 April lalu.
Menurut informasi yang diterima Arwani, Mbah Moen sempat dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang menurun. Setelah menjalani perawatan, Mbah Moen dinyatakan wafat pada pukul 04.17 waktu Mekkah, di Rumah Sakit An-Noor, Mekkah.
Sehari sebelum berangkat ke Mekkah, tepatnya pada Sabtu (27/7/2019), Mbah Moen menyempatkan diri berkunjung ke kediaman presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri di kawasan Menteng, Jakarta.
”Mbah Moen ke rumah Bu Mega untuk silaturahmi sekaligus pamitan akan berangkat haji,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi.
Dalam kunjungan ke rumah Megawati, Ketua Majelis Syariah PPP itu ditemani oleh salah satu putranya yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.