Suryadharma: Selamat Jalan Mbah Moen, Ulama Kharismatik yang Disegani
Mbah Moen bukan sosok yang konfrontatif. Mbah Moen adalah sosok yang taat pada pemerintah, siapapun yang memimpinnya.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Kepergian KH Maimoen Zubair, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Tokoh Sepuh Partai Persatuan Pembangunan, menjadi kesedihan luar biasa bagi mantan Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali.
Suryadharma Ali menyampaikan secara langsung ungkapan belasungkawa yang mendalam atas kepergian Mbah Moen di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Selasa (6/8/2019).
“Kita kehilangan ulama yang sangat kharismatik. Mbah Moen adalah ulama yang sangat mendalam keagamaannya. Beliau memiliki sense of politic yang sangat tajam, termasuk di saat usianya yang semakin tua,” kata Suryadharma.
Menurut Suryadharma, PPP sangat memiliki ketergantungan pada beliau. Mbah Moen, diakui Suryadharma adalah ulama yang disegani, dipatuhi dan sosok yang dimintakan nasihatnya. Mbah Moen juga banyak dimintai termasuk dalam upaya menyatukan PPP yang "pecah".
Sebagai ulama dan perhatiannya pada kondisi kebangsaan, sepak terjang Mbah Moen tak pernah memilih jalan konfrontasi. Mbah Moen juga merupakan ulama yang sangat rasional dalam keagamaan dan politik.
Hal itu diperlihatkan dalam ceramah keagamaan maupun ceramah politiknya, terutama yang diselenggarakan PPP. Di usianya yang beranjak 90 tahun lebih, pengarahan Mbah Moen juga terasa semakin meneduhkan.
Di sisi politik, masih kata Suryadharma, dalam kesannya, Mbah Moen bukan sosok yang konfrontatif. Mbah Moen adalah sosok yang taat pada pemerintah, siapapun yang memimpinnya.“Saya yakin, sikap beliau itu dilandasi ajaran taat penuh pada Allah SWT, Rasul dan pemimpin. Selama pemimpin tidak mengajak pada kekafiran dan kemaksiatan, maka kita wajib mentaati pemimpin itu,” kata Suryadharma.
Dasarnya, kata Suryadharma adalah, Al-Quran surat Annisa ayat 59. Dikutip oleh Suryadharma dari surat itu, "Yaa Ayyuhalladzina Amanuu Athiiullaaha Waathiur Rosuula Waulil Amri Minikum. Artinya, wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan kepada Rasul, dan pemimpin di antara kalian".
Tidak boleh oposisi
Suryadharma menyatakan, dari Mbah Moen dapat dimaknai sikap untuk jangan mengambil posisi untuk menjadi oposisi.
Di lapas Sukamiskin, Suryadharma kini banyak diminta mengajarkan lafal membaca Al-Quran oleh para narapidana selepas ibadah Ashar maupun Maghrib.
Tak heran, ketika menyampaikan rasa belaksungkawa terhadap kepulangan Mbah Moen, seakan mengalir deras hadits-hadits yang selama ini bertepatan dengan langkah-langkah bijak Mbah Moen.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang diingat Suryadharma dari nasihat-nasihat Mbah Moen, tidak boleh ada kelompok-kelompok oposisi. Dengan demikian, kata Suryadharma, tindakan yang dilakukan Prabowo Subianto saat menyatakan kesiapan membantu Presiden Joko Widodo, sudah benar dari perspektif Islam, walaupun kemudian bisa ditafsirkan secara kontroversial.
“Sekali lagi, Mbah Moen mengajarkan banyak hal. Selamat jalan Mbah Moen,” kata Suryadharma, terbata-bata.