Deputi Gubernur Senior BI: Pelonggaran Moneter Akan Berlanjut
Pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia akan terjadi dalam jangka panjang dan berkelanjutan. Ini untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Destry Damayanti resmi menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Rabu (7/8/2019). Dia memastikan kebijakan pelonggaran moneter akan terus berlanjut untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Destry membacakan sumpah jabatan sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) di hadapan Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, di Gedung MA, Jakarta, Rabu pukul 10.05.
Pelantikan Destry sebagai Deputi Gubernur Senior BI turut dihadiri oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah.
Seusai pelantikan, Destry menyatakan, pelonggaran kebijakan moneter oleh BI akan terjadi dalam jangka panjang dan berkelanjutan. Pada Juli lalu, BI menurunkan tingkat suku bunga acuan ke level 5,75 persen setelah sebelumnya memangkas giro wajib minimum (GWM) untuk bank konvensional dan syariah sebesar 50 basis poin.
”Tampaknya kita melihat arah dari pelonggaran kebijakan moneter akan berlangsung dalam jangka panjang untuk merangsang pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Pelonggaran akan diarahkan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat dan investasi. Pasalnya, kedua komponen ini masih menjadi penyumbang terbesar yang rasionya mencapai 80 persen dalam produk domestik bruto (PDB).
Selain pertumbuhan ekonomi, stabilitas sistem keuangan juga bakal menjadi atensi Destry. Selama ini, meski tidak ada masalah pada kondisi ekonomi makro dalam negeri, nilai tukar rupiah tetap akan goyah ketika terpapar sentimen negatif dari global.
”Tetapi, kalau stabilitas makro kita terjaga dengan baik, kita tidak perlu panik karena sentimen global sifatnya hanya sesaat,” ujarnya.
Menurut Destry, setidaknya terdapat lima area strategis yang perlu BI lanjutkan untuk menjaga stabilitas keuangan Tanah Air.
Kelima hal tersebut adalah bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, pendalaman sektor keuangan, pengembangan sistem pembayaran digital, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, serta sinergi dengan kementerian dan lembaga.
Juli lalu, DPR sepakat memilih Destry sebagai Deputi Gubernur Senior BI. Dia menjadi satu-satunya calon yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo untuk menggantikan posisi Mirza Adityaswara yang masa jabatannya berakhir Juli 2019.
Secara garis besar, di hadapan Komisi XI DPR saat itu, Destry berpendapat, bank sentral perlu bersikap inovatif dan adaptif dalam menghadapi kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian dan gejolak yang tinggi.
Sebelum menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior BI, Destry pernah menjabat sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sebelumnya, ia pernah menjabat Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan bertugas sebagai Ketua Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2015.
Perry Warjiyo menilai, Destry telah memahami mengenai visi-misi Bank Indonesia yang baru, program-program strategis, dan arah dari bauran kebijakan. Kehadiran Destry dalam jajaran Deputi Gubernur BI diyakini akan membuat pengambilan kebijakan semakin solid.
”Tentu kehadiran Destry Damayanti akan memperkuat tim kami,” kata Perry.
Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean menilai pengalaman Destry dapat membantu BI dalam menjaga stabilitas moneter, kurs, dan inflasi. Campur tangan Destry di bank sentral bisa membuat upaya BI menstimulasi pertumbuhan ekonomi berjalan maksimal.
”Di samping tantangan, bagaimana bisa meningkatkan devisa hasil ekspor untuk mengamankan neraca perdagangan,” ujar Adrian.