Bupati Pemalang Junaedi memastikan masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sudah siap mengantisipasi ancaman peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Bupati Pemalang Junaedi memastikan, masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sudah siap mengantisipasi ancaman peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet. Kesiapan warga berkat pelatihan mitigasi bencana yang sudah beberapa kali dilakukan.
”Gejolak aktivitas Gunung Slamet ini sudah seperti siklus lima tahunan. Jadi, warga sudah tidak kaget lagi dengan situasi ini. Ibaratnya warga sudah hafal apa yang harus dilakukan mulai dari langkah antisipasi hingga evakuasi,” ujar Junaedi, Minggu (11/8/2019), saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
Meski demikian, Junaedi mengimbau masyarakat tetap waspada dan mematuhi anjuran radius aman. Sejak ditingkatkan statusnya dari Aktif Normal ke Waspada, jarak aman untuk beraktivitas adalah 2 kilometer dari puncak kawah.
Menurut Junaedi, Pemerintah Kabupaten Pemalang juga sudah menyiapkan langkah evakuasi apabila status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi Siaga. Pada level Siaga, jarak aman untuk beraktivitas adalah 4 kilometer dari puncak kawah. Adapun desa terdekat berada sekitar 3,9 kilometer dari puncak.
Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal juga telah menyiapkan sejumlah anggota Satuan Penanggulangan Bencana (Satgana) yang terdiri dari unsur Korps Suka Rela, Tenaga Suka Rela, dan relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) dari beberapa desa di lereng Slamet. PMI Kabupaten Tegal juga menyiapkan armada terdiri dari ambulans, mobil operasional PMI, dan mobil operasional bencana.
”Kami terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tegal dan Posko Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, terkait perkembangan aktivitas gunung. Jika sewaktu-waktu perlu evakuasi, kami siap membantu,” kata Latifah, anggota Bidang Logistik PMI Kabupaten Tegal.
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Gunung Slamet terus mengalami peningkatan aktivitas. Hal itu terlihat dari peningkatan jumlah gempa embusan.
”Jumlah gempa embusan pada Sabtu (10/8) pukul 12.00-18.00 sebanyak 13 gempa dengan amplitudo 1 milimeter. Sementara itu, pada pantauan hari ini (Minggu) pukul 12.00-18.00, sebanyak 42 gempa dengan amplitudo dominan 2 milimeter,” ucap Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Rusdi, Minggu malam.
Menurut Rusdi, potensi ancaman Gunung Slamet masih sama dengan potensi ancaman pada Sabtu, yakni letusan freatik dan letusan abu vulkanik. Rusdi mengimbau masyarakat tidak beraktivitas pada radius 2 kilometer dari puncak kawah.