Tumbuhkan Konsumsi Masyarakat, 321 Mal Gelar Pesta Diskon
Dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-74 Kemerdekaan RI, 321 mal di seluruh Indonesia mengadakan pesta diskon berskala nasional.
Oleh
erika kurnia
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-74 Kemerdekaan RI, 321 mal di seluruh Indonesia mengadakan pesta diskon berskala nasional. Kegiatan tahunan itu diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi yang didominasi konsumsi rumah tangga.
Pesta diskon bertajuk Indonesia Great Sale itu merupakan kerja sama antara Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Masyarakat akan dimanjakan dengan diskon hingga 74 persen pada 14-25 Agustus 2019.
Kegiatan itu akan digelar di hypermarket, supermarket, minimarket, toko serba ada, dan pedagang grosir. Totalnya ada 40.000 toko ritel anggota Aprindo yang akan menerapkan diskon.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pesta diskon akan memicu belanja masyarakat sehingga menumbuhkan konsumsi rumah tangga. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu akan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia agar dapat bertahan di atas 5 persen.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, konsumsi rumah tangga masih cukup kuat menopang ekonomi nasional. ”Untuk itu, kita perlu menjaga daya beli masyarakat. Salah satunya dengan menggelar Indonesia Great Sale ini,” kata Enggartiasto dalam peluncuran Indonesia Great Sale di Tangcity Mall, Tengerang, Banten.
Perekonomian Indonesia triwulan II-2019 tumbuh 5,05 persen, terendah dalam delapan triwulan terakhir. Pertumbuhan ekonomi terhambat kinerja ekspor yang melemah. Pada periode itu, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
Pada triwulan II-2019, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,17 persen dibandingkan dengan triwulan II-2018. Kontribusi konsumsi rumah tangga tersebut terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 55 persen. PDB Indonesia berdasarkan harga berlaku pada triwulan II-2019 sebesar Rp 3.963,5 triliun.
Adapun sepanjang semester I-2019, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,1 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Pengeluaran konsumsi masyarakat terbesar pada triwulan II tahun ini didominasi pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman Rp 872,66 triliun (39,46 persen) dan transportasi dan komunikasi Rp 505 triliun (22,84 persen).
Dalam kesempatan itu, Enggartiasto juga meminta pemilik pusat perbelanjaan kreatif memadukan toko luring dan daring. Hal itu penting di tengah pergeseran perilaku berbelanja konsumen dari cara-cara konvensional ke digital.
Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan mengemukakan, acara tersebut merupakan momentum menyatukan kesuksesan pesta diskon yang biasa diadakan sejumlah daerah. ”Ini pertama kali kami lakukan. Kami percaya, kalau kami kompak, apa yang kami lakukan bisa berhasil,” ujarnya.
Ketua Umum Dewan Perwakilan Pusat Aprindo Roy Mandey pun berharap acara tersebut akan meningkatkan transaksi ritel hingga 20 persen. ”Kami menargetkan lebih dari Rp 32 triliun didapatkan selama penyelenggaraan acara ini,” katanya.
Kami menargetkan lebih dari Rp 32 triliun didapatkan selama penyelenggaraan acara ini.
UMKM di mal
Pemerintah juga meminta agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diberi kesempatan berjualan dari mal ke mal. Hal itu akan membantu UMKM berkembang dan ke depan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
”Seorang pengusaha pakaian muslim pernah menangis di depan saya. Ia mengaku tidak pernah bermimpi bisa berjualan di mal yang indah dan besar. Di sana, penjualannya pun naik, dengan peningkatan transaksi yang signifikan. Jadi, saya mengajak pemilik pusat perbelanjaan dan pelaku usaha saling berkolaborasi,” kata Enggartiasto.
Salah satu bentuk fasilitasi UMKM itu adalah program pameran mal ke mal. Program itu merupakan realisasi nota kesepahaman (MOU) Kementerian Perdagangan dan APPBI tentang Penyelenggaraan Pameran Dagang Mikro Kecil dan Menengah di Pusat Perbelanjaan. MOU tersebut ditandatangani pada 1 Februari 2018.
Pelaku UMKM yang terpilih sebagai peserta dalam pameran itu diseleksi berdasarkan kualitas, keunikan, kreativitas, dan inovasi. Kesiapan mereka bersaing, baik di pasar domestik maupun internasional, juga menjadi pertimbangan.
Di Tangcity Mall, misalnya, belasan UMKM di sektor kuliner, kriya, dan mode hadir di tengah-tengah gerai modern. Dalam pameran kuliner Rame Rame Jajanan Rakyat, lebih dari 28 jenis jajanan tradisional dijajakan, seperti mi yamin, es pisang ijo, dan pecel madiun.