Tetirah Menyusuri Ragam Kuliner Borobudur
Tetirah ke kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, seluruh indera Anda benar-benar diajak traveling. Tak sekadar memuaskan mata dan jiwa dengan keindahan serta keheningan alam. Berilah kesempatan lidah ikut bereksplorasi, karena pilihan ragam menu yang tersedia dijamin membangkitkan selera.
Tetirah ke kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, seluruh indera Anda benar-benar diajak traveling. Tak sekadar memuaskan mata dan jiwa dengan keindahan serta keheningan alam. Berilah kesempatan lidah ikut bereksplorasi karena pilihan ragam menu yang tersedia dijamin membangkitkan selera.
Tak perlu jauh-jauh, di sekitar candi saja, berlimpah aneka ragam kuliner kelangenan atau ndeso. Semuanya merupakan resep warisan leluhur yang kaya cita rasa.
Tidak perlu terlalu banyak bercerita, sasaran pertama bagi mereka yang mencari makanan berat cukuplangsung menyasar pada mangut ikan beong.
Baca juga: Borobudur dan Upaya Pemotretannya
Sensasi kenikmatan mangut beong ini pertama kali ditawarkan oleh Warung Makan Sehati Selera Pedas di Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, pada tahun 2000. Namun, seiring waktu, penyedia menu ini pun semakin bertambah. Menu mangut beong sekarang bisa dengan mudah ditemui di banyak warung makan dan restoran di kawasan Borobudur.
”Sekarang ini, penjaja nasi bungkus di Pasar Borobudur pun ada yang menawarkan nasi dengan menu ikan beong,” ujar Endang Setyorini, pemilik Warung Mangut Beong Borobudur Asli di Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kamis (15/8/2019).
Masakan mangut ikan beong kini juga mudah ditemukan di berbagai warung makan di luar Kecamatan Borobudur.
Ikan beong (Mystus nemurus) adalah ikan khas yang biasa ditemui di tepian Kali Progo yang membelah kawasan Borobudur. Namun, pada kondisi sulit dicari, banyak pengepul ikan mencari jenis ikan ini hingga ke Kabupaten Wonogiri.
Mangut adalah masalah bersantan dengan aneka rempah dan bumbu yang bisa dibuat dengan memakai berbagai jenis ikan air tawar. Di setiap warung makan, masakan mangut, dengan ikan apa pun, biasanya ditawarkan dengan cita rasa pedas.
Warung Makan Sehati Selera Pedas bahkan menawarkan dengan cita rasa ”luar biasa” pedas, di mana untuk satu masakan yang bisa dibagi menjadi 10 porsi, warung ini memakai 0,5 kilogram (kg) cabai rawit merah. Adapun di Warung Mangut Beong Borobudur Asli, untuk setiap masakan yang berbahan 3 kg ikan beong, digunakan 0,25 kg cabai rawit merah.
[embed]https://youtu.be/uPXpqCPAJmo[/embed]
Namun, kini, demi mengakomodasi permintaan dari semua kalangan, sebagian warung banyak menawarkan mangut tanpa cabai sama sekali. Mangut ini biasa disebut sebagai mangut gurih.
Selain menu ikan beong, makanan berat lainnya yang bisa dicicipi adalah aneka menu berbahan nasi dan bakmi seperti nasi atau mi goreng dan nasi atau bakmi godok atau rebus. Nasi godok adalah menu masakan bakmi rebus yang kemudian ditambahkan dengan nasi sehingga untuk beberapa saat, nasi tersebut ikut dimasak dengan menu dan aneka bumbu.
Pernah dengan nasi goreng magelangan? Jangan lupa disisipkan pada daftar perburuan kuliner Anda saat berkunjung ke Borobudur. Dalam menu ini, nasi akan digoreng bersama dengan bakmi dengan campuran aneka sayuran dan daging. Di kota lain seperti Semarang, masakan ini juga disebut nasi ruwet.
Menu aneka nasi dan bakmi tersebut banyak ditawarkan di warung-warung kaki lima di tepi jalan. Namun, jika ingin menikmati dalam suasana lebih nyaman ala restoran di kawasan Borobudur, Anda bisa memesan dan menikmatinya di hampir semua restoran di balai ekonomi desa (balkondes) di 20 desa di Kecamatan Borobudur.
Berdekatan dengan Warung Makan Beong Sehati Selera Pedas dan Warung Mangut Beong Borobudur Asli, Anda bisa mampir ke Balkondes Kembanglimus. Selain tawaran menu konvensional seperti bakmi dan nasi, balkondes ini juga menawarkan bakmi gedek.
Gedek dalam bahasa Jawa berarti bambu dan dalam mi gedek yang diolah adalah rebung atau tunas bambu yang difungsikan sebagai pengganti bakmi.
Baca juga: Lomba Tumpeng Jelang Borobudur Marathon
Rebung terlebih dahulu diparut tipis-tipis kemudian direbus selama beberapa saat. Selanjutnya, rebung dimasak dengan sayur, telur, daging ayam, dan bumbu-bumbu, layaknya bakmi goreng biasa.
Tidak cukup menjadi bakmi, rebung atau gedek bahkan divariasi menjadi spageti dan ditawarkan dengan nama menu spagedek. Di menu ini, rebung yang dipotong seperti mi disajikan dengan siraman daging ayam giling bersaus di atasnya.
Mi gedek dan spagedek ini sengaja disajikan untuk mengangkat kembali rebung yang dahulu memang sering digunakan dan diolah warga Desa Kembanglimus menjadi aneka masakan.
Rohadi, pendamping Balkondes Kembanglimus, mengatakan, mi gedek dan spagedek ini sengaja disajikan untuk mengangkat kembali rebung yang dahulu memang sering digunakan dan diolah oleh warga Desa Kembanglimus menjadi aneka masakan.
[embed]https://youtu.be/HX-RYpR90Ls[/embed]
Saat ini, manfaat rebung mulai dilupakan dan sebagian besar masyarakat termasuk warga Desa Kembanglimus hanya mengenali rebung sebagai bahan isian untuk lumpia, kudapan khas Semarang.
Rohadi mengatakan, pihaknya akan kembali berupaya mengangkat menu masakan masa lalu dan beragam masakan baru yang berbahan dari bahan-bahan alam di desa. Tahun ini, Balkondes Kembanglimus sudah memulai dengan membuat menu jaenap, singkatan dari jahe nanas mantap. Ini adalah menu minuman yang terbuat dari rebusan jahe, nanas, serai, dan kayu manis. Minuman ini bisa dihidangkan panas atau dingin.
Bagi pencinta kopi, jangan khawatir, karena pilihan Anda beragam. Menikmati kopi di sore hari sembari menyesapi asri alam desa sekitar candi bisa menjadi agenda saat menyambangi Borobudur.
Kopi dengan berbagai macam olahan ala kafe, seperti cappuccino, espresso, bisa dinikmati di Balkondes Borobudur yang berjarak sekitar 500 meter dari kompleks Candi Borobudur. Di balkondes ini, disajikan kopi berbahan biji kopi dari sejumlah daerah di Indonesia.
[embed]https://youtu.be/KXeuTdg7fow[/embed]
Jika ingin menikmati kopi luwak, Anda bisa mencicipinya di Kafe Kopi Pawon, yang bersebelahan dengan kompleks Candi Pawon. Namun, kebanyakan kopi yang disajikan berbahan biji kopi dari Kabupaten Temanggung.
Kawasan Borobudur memiliki produk kopi sendiri yang ditanam dan diproduksi di Dusun Kerug Batur di Desa Majaksingi. Setiap pengunjung bisa langsung menikmati cita rasa otentik dari kopi tersebut dengan mengunjungi salah satu kedai kopi di sana.
Sensasi menikmati kopi akan bertambah karena untuk menuju dusun tersebut setiap pengunjung harus menyusuri jalan naik turun perbukitan Menoreh. Namun, jika tidak ingin bersusah payah, cukup mampir ke Balkondes Majaksingi untuk menikmati cita rasa kopi asli Borobudur.
Kopi diracik dengan beraneka ragam cara dan campuran. Di Warung Kopi Badhek, di belakang kompleks Candi Borobudur, kopi tidak disajikan bersama gula. Kopi dilarutkan dengan air nira kelapa yang memberi sensasi rasa manis legit.
Baca juga: Borobudur Marathon Berpotensi Jadi Marathon Utama Dunia
Herman Mukhlis (25), supervisor Warung Kopi Badhek, mengatakan, penggunaan badhek atau air nira tersebut berawal dari banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di kawasan Borobudur. Jika sebelumnya nira hanya digunakan untuk bahan baku gula merah, maka terpikir ide untuk membuatnya sebagai pengganti gula yang kemudian dicampurkan dalam kopi dan minuman tape ketan.
Namun, jika menu kopi biasa bisa dipadukan dengan gula pasir dan susu, kopi badhek cukup hanya memakai badhek. ”Susu kental manis sudah tidak lagi diperlukan lagi karena badhek sudah memberikan cita rasa manis dalam takaran yang pas,” ujar Mariyah, salah seorang pegawai di Warung Kopi Badhek.
Di Warung Kopi Badhek, disajikan berbagai menu makanan ringan pendamping kopi atau teh, seperti pisang goreng dan mendoan. Selain itu, juga ditawarkan menu makanan berat seperti nasi dan aneka lauk pauk. Warung ini juga menawarkan paket makanan murah, terdiri dari nasi, sayur mayur, dan bakmi pedas yang hanya dijual Rp 7.500 per porsi.
Baca juga: Peserta Dapatkan Kemudahan Mencari Penginapan
Jika ingin melebarkan langkah ke lain kecamatan atau bahkan ke kawasan Kota Magelang, semakin banyak ragam kuliner yang bisa dicicipi. Berbagai makanan khas tersebut antara lain adalah tape ketan Muntilan hingga wajik dan krasikan yang bisa dibeli dari produsennya langsung di Kecamatan Salaman.
Di Kota Magelang, Anda bisa mencicipi getuk, makanan kecil berbahan singkong dari berbagai merek, dan kupat tahu. Kupat tahu dijajakan di warung-warung di tepi jalan dan ada pula yang dijajakan pedagang keliling dengan gerobak. Sekalipun berlabel sama, setiap sajian kupat tahu menyajikan cita rasa yang berbeda bergantung racikan bumbu kacang dan kecap yang biasanya dibuat sendiri.
Jadi, saat berkunjung ke Magelang, khususnya Borobudur, janganlah hanya memanjakan mata dan memuaskan diri untuk swafoto saja. Berilah kesempatan pada lidah untuk ikut berjalan-jalan, bersuka ria, dengan mencicip aneka menu masakan yang menggoda.
Baca juga: Serangga Bersepeda dan Pesawat UFO