Sebanyak 200 personel Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Selasa (20/8/2019), didatangkan untuk menjaga keamanan di Kota Sorong, Papua Barat.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
SORONG, KOMPAS — Sebanyak 200 personel Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Selasa (20/8/2019), didatangkan untuk menjaga keamanan di Kota Sorong, Papua Barat. Menurut rencana akan ada tambahan 600 personel lagi dari sejumlah provinsi terdekat.
Personel Brimob dari Sulawesi Selatan (Sulsel) itu tiba di Bandar Udara Domine Eduard Osok Sorong menggunakan pesawat carteran pada pukul 04.00 waktu setempat. Selanjutnya, para personel itu ditugasi membantu pengamanan sejumlah obyek vital, seperti bandara, kantor wali kota, terminal Pertamina, dan jalanan strategis, seperti Jalan Basuki Rahmat.
Kepala Polres Sorong Kota Ajun Komisaris Besar Mario CP Siregar yang ditemui saat melakukan patroli menuturkan, akan ada penambahan sekitar 600 personel Brimob yang terdiri dari 200 personel Polda Sulawesi Utara, 200 personel dari Polda Sulawesi Tenggara, dan 200 personel tambahan dari Polda Sulawesi Selatan.
Bala bantuan itu direncanakan melakukan penyekatan di sejumlah titik untuk mengantisipasi aksi massa yang menurut rencana akan kembali terjadi pada hari ini. ”Berdasarkan surat yang kami terima, hari ini ada aksi dari Aliansi Mahasiswa Sorong,” katanya.
Bala bantuan itu direncanakan melakukan penyekatan di sejumlah titik untuk mengantisipasi aksi massa yang menurut rencana akan kembali terjadi pada hari ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, pada Selasa pagi ini, sejumlah titik kembali dikuasai massa. Mereka melakukan pemalangan jalan dan membakar ban mobil. Sejumlah ruas jalan yang mengarah ke Kabupaten Sorong tidak dapat dilewati kendaraan karena diblokade.
Selain anggota Brimob, pengamanan juga dibantu oleh pihak TNI, khususnya personel dari Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XIV Sorong. Di Bandar Udara Domine Eduard Osok, pasukan Marinir ikut menjaga di gerbang masuk bandara. Warga yang dicurigai dicegat dan dilarang masuk.
Penerbangan dibatalkan
Khawatir kondisi memburuk, sejumlah maskapai membatalkan penerbangan dari Sorong ke Manokwari. Dua kota di Papua Barat itu pada Senin kemarin bergejolak. Massa merusak dan melakukan pembakaran di sejumlah titik.
Di Kota Sorong, bandara menjadi sasaran kemarahan. ”Demi keselamatan, kami memutuskan untuk jalur ini dibatalkan sampai batas waktu yang belum pasti,” kata Tiara, petugas dari Maskapai Sriwijaya Air.
Kepala Seksi Keamanan Penerbangan Bandar Udara Domine Eduard Osok Ardi Istamar Rasyid mengatakan, operasional bandara tersebut tetap dibuka. Terkait aktivitas penerbangan, sepenuhnya menjadi keputusan maskapai penerbangan. ”Sejauh ini kondisi di bandara sudah kondusif,” ujarnya. Adapun penerbangan dari Sorong ke sejumlah daerah di bagian barat lancar.
Seperti diberitakan sebelumnya, unjuk rasa berujung tindakan anarkistis terjadi Bandar Udara Domine Eduard Osok, Senin (19/8/2019) petang. Ada penerbangan yang batal mendarat.
Dinding kaca di dekat pintu keberangkatan bandara ataupun kedatangan berlubang akibat dipukul menggunakan benda tajam dan dilempari batu. Di halaman parkir, satu mobil polisi dan tiga sepeda motor dibakar. Puluhan mobil dan sepeda motor dirusak.
Penumpang yang baru mendarat tertahan di dalam bandara hingga pukul 19.00 WIT. Mereka tidak mau keluar dengan alasan keselamatan. Beberapa lagi yang nekat keluar meminta pengawalan dari anggota Marinir.