Indonesia diperkirakan akan masuk lima besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2045. Untuk mencapai itu, pembenahan pelayanan publik mesti diutamakan, terutama kemudahan birokrasi yang dapat mendukung kreativitas anak muda.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Indonesia diperkirakan akan masuk lima besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2045. Untuk mencapai itu, pembenahan pelayanan publik mesti diutamakan, terutama kemudahan birokrasi yang dapat mendukung kreativitas anak muda.
Hal itu disampaikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD pada Seminar Nasional ”Pendidikan Bangsa dalam Menyiapkan SDM Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0”, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/8/2019). Seminar diselenggarakan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama).
Selain Mahfud, pembicara lainnya adalah Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Wikan Sakarinto, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti, dan penyanyi Gita Gutawa. Hadir juga Gubernur Jateng yang juga Ketua Umum PP Kagama Ganjar Pranowo.
Mahfud mengatakan, ada usaha rintisan yang beroperasi di Indonesia, tetapi pengajuan izinnya di Singapura. Hal itu terjadi karena persyaratan perizinan di Indonesia yang berbelit. Sebaliknya, proses perizinan yang dilakukan di Singapura cepat, bahkan selesai dalam setengah jam.
Berkaca dari hal itu, Indonesia harus memiliki sumber daya manusia (SDM) berjiwa melayani. ”SDM yang memiliki karakter keindonesiaan, cepat, serta berakhlak. Kalau di negerinya sendiri tak dilayani dengan baik, kesetiaan nasionalnya bisa luntur,” kata Mahfud.
Oleh sebab itu, pembenahan birokrasi harus terus dilakukan agar dapat lebih melayani masyarakat. Jika tidak, menurut Mahfud, orang-orang pintar dan kreatif bisa pergi dari Indonesia. Padahal, mereka memiliki peran untuk mendukung Indonesia Emas 2045.
Pembenahan birokrasi harus terus dilakukan agar dapat lebih melayani masyarakat. Jika tidak, orang-orang pintar dan kreatif bisa pergi dari Indonesia. (Mahfud MD)
”Pendidikan karakter itu penting dilakukan agar kita bersiap-siap menghadapi berbagai perubahan ke depan, termasuk perkembangan teknologi informasi. Namun, di sisi lain, (perlu juga) hatinya tetap setia (Indonesia),” kata Guru Besar Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, itu.
Kekuatan ekonomi Indonesia diyakini akan masuk lima besar dunia pada 2045, bersama China, India, Amerika Serikat, dan Jepang. Itu, antara lain, karena bonus demografi atau melimpahnya penduduk usia produktif. Namun, sumber daya manusiyang unggul mesti dibangun sejak kini.
Wikan mengatakan, salah satu permasalahan adalah keengganan kalangan industri menyerap tenaga kerja karena dianggap tak kompeten. Ketidaksinkronan itu terjadi salah satunya karena dunia industri membutuhkan kompetensi, sedangkan yang disuplai lembaga pendidikan adalah ijazah.
”Banyak lulusan SMP masuk SMK tidak dengan passion dan visi yang jelas. Bahkan, cenderung terpaksa masuk SMK dengan pola pikir sederhana, yakni cepat dapat kerja. Padahal, yang dibutuhkan adalah kompetensi, etos kerja, serta karakter positif dan unggul,” ujar Wikan.
Terkait peningkatan kualitas pendidikan, Retno mencermati, upaya pemerintah menerapkan kebijakan zonasi siswa tidak akan serta-merta berhasil tanpa program lain. ”Pendekatan zonasi seharusnya juga untuk membenahi standar nasional pendidikan, seperti kurikulum, sebaran guru, hingga kualitas sarana prasarana,” ujarnya.