Perumnas atau Perumahan Nasional sebagai satu-satunya pengembang Badan Usaha Milik Negara memberanikan diri menggelar pameran perumahan tunggal. Selama lima hari, Selasa-Minggu (20-25 Juli 2019), Perumnas mencari sasaran konsumen generasi milenial di Central Park Mall, Jakarta Barat.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·5 menit baca
Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo (kedua dari kiri) didampingi jajaran direksi Perumnas membuka selubung logo Perrumnas yang menandai dibukanya Perumnas Hunian Festival di Central Park Mall, Jakarta, Selasa (20/8/2019). Pameran yang akan berlangsung selama lima hari ini digelar bersamaan dengan hari ulang tahun ke-45 Perumnas.JAKARTA, KOMPAS – Untuk pertama kalinya, Perumnas atau Perumahan Nasional sebagai satu-satunya pengembang Badan Usaha Milik Negara memberanikan diri menggelar pameran perumahan tunggal. Selama lima hari, Selasa-Minggu (20-25 Juli 2019), Perumnas mencari sasaran konsumen generasi milenial di Central Park Mall, Jakarta Barat.
Berbekal pengalaman keikutsertaannya pada pameran Pekan Raya Jakarta di JI Expo Kemayoran, 22 Mei-30 Juni 2019, yang berhasil meraih penjualan sekitar 500 unit, Perumnas dengan misi yang sama ingin menjaring kembali pembeli dari kalangan anak muda atau keluarga muda. Dengan berbagai kemudahan pembiayaan, Perumnas yang secara perlahan-lahan mulai membenahi citra kualitas bangunannya yakin dapat menjaring konsumen dari generasi milenial.
“Memasuki usia ke-45 tahun, kami tetap memiliki misi untuk menyediakan rumah bagi kalangan menengah ke bawah. Sebagai BUMN, kami ingin sekaligus ikut menyukseskan program pemerintah dalam penyediaan 1 juta rumah bagi masyarakat,” kata Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo dalam pembukaan Perumnas Hunian Festival di Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Karena generasi milenial yang menjadi sasaran utama, Perumnas pun pengemas pameran tunggal ini dengan sebutan “Program 45Hiap”. Akronim “45Hiap” ini mengandung makna hari ulang tahun ke-45 Perumnas, sekaligus menjadi bahasa gaul yang kerap diungkapkan kalangan muda sebagai Asiap. Makna lebih dalam lagi, Perumnas ingin menunjukkan sebagai pengembang yang sudah “45 tahun Semakin Asyik dan Mantap”.
Proyek hunian yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia itu terdiri atas apartemen (highrise) dan rumah tapak (landed house). Perumnas juga menggandeng lembaga perbankan yakni Bank Negara Indonesia (BNI), BNI Syariah, dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Selain kredit kepemilikan rumah atau kredit kepemilikan apartemen dengan bunga sebesar 4,5 persen (pada tahun pertama) dan potongan harga khusus mencapai Rp 45 juta, ada pula dibebaskannya (free) berbagai biaya, seperti biaya akad kredit, perabot gratis, dan alat penyejuk udara (AC). Bahkan, garansi sewa selama 17 bulan dan voucher menginap di hotel bintang lima.
Bambang mengatakan, pameran ini sekaligus menjadi respons Perumnas terhadap kesenjangan antara kebutuhan masyarakat Indonesia dan jumlah rumah terbangun yang menjadi fenomena saat ini. Pada pameran ini ada sebanyak 25 dari 150-an proyek hunian yang sedang dibangun Perumnas di seluruh Indonesia, yang totalnya mencapai sekitar 3.000 unit.
Berdasarkan hasil survei internal Perumnas, lebih dari 50 persen rumah menengah ke bawah berada di wilayah Jabodetabek. Karena lahan semakin sulit, Perumas mengembangkan inovasi hunian yang terintegrasi dengan fasilitas transportasi atau biasa disebut TOD (Transit Oriented Development). Sistem ini kini mulai semakin disukai masyarakat, mengingat kemacetan lalu lintas yang makin sulit diprediksi, terutama di kota-kota besar.
Proyek hunian dengan sistem TOD yang dibangun Perumnas yakni apartemen Mahata Margonda di area Stasiun Pondok Cina, Depok, kemudian Mahata Tanjung Barat yang menempel Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, dan Mahata Serpong yang kini mulai dibangun di Stasiun Rawabuntu, Tangerang Selatan, Banten.
Namun, ada pula proyek Perumnas yang lokasinya dekat dengan Stasiun Parung Panjang yakni Perumnas Parayasa. Kemudian, Sentraland Cengkareng yang diapit akses tol JLB (Cikampek-JORR-Tangerang-Bandara) dan tol Prof Sedyatmo (Bandara-Grogol-Pluit) dan terintegrasi langsung dengan feeder Transjakarta.
Selain itu, Alonia Kemayoran dekat dengan pusat pameran Jakarta Fair Kemayoran, pusat hiburan Ancol, dan pusat kuliner di Jakarta Utara. Sementara, Perumnas Dramaga terletak di Bogor Barat, hanya butuh waktu 30 menit dari Stasiun Bogor dan dekat pula dengan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).
Grand Sentraland Karawang highrise siap huni terletak di Karawang Barat dan dekat dengan Karawang International Industry City. Sedangkan, di kota Bandung terdapat proyek hunian Antaloca yang berlokasi di sebelah terminal Antapani. Ada pula berbagai proyek Perumnas, seperti di Batam, Medan, Lampung, Purwakarta, Cilegon, Semarang, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, Mataram, Makassar, Manado, Pare-pare, Kendari, dan Pulau Buru.
“Kami menyadari, selama ini image masyarakat terhadap proyek-proyek yang dibangun Perumnas dirasa kurang memenuhi berkualitas. Namun, kini, Perumnas yang siap bersaing dengan pengembang lain terus melakukan perubahan. Pembangunan apartemen maupun rumah tapak sudah menggunakan sistem precast dengan cetakan pabrik, sehingga mutu bangunan semakin berkualitas,” kata Bambang.
Untuk meyakinkan masyarakat, Perumnas juga menggandeng BUMN bidang infrastruktur, seperti PP dan Adhi Karya. Semua itu dilakukan demi mengubah citra terhadap Perumnas yang kini sudah memasuki usia ke-45 tahun.
Hitung-hitungan
Direktur Pemasaran Perum Perumnas Anna Kunti Pratiwi mengatakan, generasi milenial yang menjadi sasaran ini bukan hanya orang muda, tetapi juga keluarga muda. Generasi milenial terutama di kota-kota besar membutuhkan hunian dengan dilengkapi sistem transportasi yang mumpuni, mudah dan cepat.
Sesungguhnya berapa dana awal yang perlu disiapkan oleh generasi milenial untuk dapat memiliki rumah atau apartemen?
Dalam hitung-hitungan sederhana, misalnya apartemen Mahata Serpong yang kini ditawarkan seharga Rp 400 jutaan untuk tipe studio (luasan 21 meter persegi). Uang muka yang dibutuhkan sebesar 10 persen, berarti dana yang diperlukan untuk akad kredit hanya sekitar Rp 40 juta.
“Dengan bunga 4,5 persen, berarti angsuran bulan untuk tahun pertama mencapai sekitar Rp 2 juta. Tentunya, besaran DP untuk unit dengan 2 bedroom dan 2 bedroom plus akan berbeda lagi,” ujar Fesa Risana, Promotion and Marketing Management Asst Manager Perumnas.
Berbeda pula besaran uang muka untuk membeli apartemen Perumnas lainnya. Melihat perkembangan nilai investasi saat ini, tipe studio apartemen Mahata Tanjung Barat kini sudah mencapai Rp 700 jutan. Berarti, DP 10 persen yang dibutuhkan mencapai Rp 70 jutaan. Sementara, apartemen Mahata Margonda telah mencapai sekitar Rp 500 juta (tipe studio), sehingga DP yang dibutuhkan mencapai Rp 50 jutaan.