Novak Djokovic belum pernah berhasil mempertahankan gelar di turnamen grand slam AS Terbuka. Tahun ini, petenis Serbia itu punya kesempatan untuk melakukannya.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
NEW YORK, JUMAT - Novak Djokovic lima kali mempertahankan gelar juara Grand Slam, di antaranya Wimbledon, Juli lalu. Namun, dia tak pernah melakukannya di AS Terbuka. Hal ini menambah tekanan bagi petenis nomor satu dunia itu.
Sejak menjuarai Australia Terbuka 2008, Djokovic telah 16 kali menjadi juara Grand Slam, lima di antaranya dengan mempertahankan gelar, yaitu pada Australia Terbuka 2012, 2013 dan 2016, serta Wimbledon 2015 dan 2019.
Di Flushing Meadows, New York, Djokovic tiga kali juara, termasuk pada 2018. Akan tetapi, gelarnya selalu terlepas setelah juara pada 2011 dan 2015. Pada 2012, petenis Serbia itu ditaklukkan Andy Murray di final, sedangkan Stan Wawrinka mengalahkannya pada final 2016.
” Hal itu menjadi tambahan tekanan dan ekspektasi. Mempertahankan gelar Grand Slam menjadi tantangan terpenting. Ini adalah turnamen yang sangat saya inginkan untuk menjadi juara. Saya rasa, saya sudah terbiasa dengan hal itu,” kata Djokovic di Flushing Meadows, Jumat (23/8/2019).
Untuk mempertahankan gelar kali ini, perjalanan unggulan teratas itu dimulai dengan melawan petenis Spanyol peringkat ke-76 dunia, Roberto Carballes Baena. Ini menjadi salah satu pertandingan yang berlangsung pada hari pertama, Senin.
Ujian berat dimulai pada babak keempat dengan peluang bertemu Wawrinka atau Kevin Anderson. Setelah itu, dia akan diuji petenis Rusia, Daniil Medvedev. Petenis 23 tahun itu tampil baik dalam turnamen pemanasan AS Terbuka dengan tiga kali beruntun ke final, yang terakhir berbuah gelar juara Cincinnati Masters. Dalam perjalanan meraih gelar pertama dari ATP Masters 1000 itu, Medvedev mengalahkan Djokovic di semifinal.
Dua tahap berikutnya berpeluang menjadi laga klasik. Djokovic bisa bertemu Roger Federer, yang menjadi unggulan ketiga, di semifinal, lalu Rafael Nadal, unggulan kedua. pada laga puncak. Djokovic unggul statistik pertemuan dengan keduanya, yaitu 26-22 atas Federer dan 28-26 atas Nadal.
”Sebagian besar pemain pasti mempelajari hasil undian. Ada yang melihat potensi lawan secara keseluruhan, ada pula yang hanya melihat babak pertama. Apapun, fokus harus tetap pada babak pertama,” kata Djokovic yang mengalahkan Juan Martin Del Potro pada final AS Terbuka 2018.
Meski ingin fokus pada babak awal, Djokovic berkomentar tentang potensi pertemuannya dengan Federer yang dikalahkannya dalam final Wimbledon. Final lima set yang begitu berkesan baginya itu akan menjadi bekal jika bertemu kembali sang maestro. ”Final itu adalah salah satu dari dua laga yang sangat berkesan bagi saya,” kata Djokovic. Laga lainnya adalah ketika dia mengalahkan Nadal pada final Australia Terbuka 2012, yang juga berlangsung dalam lima set.
Ketika Djokovic akan selalu mengingat final itu, Federer berusaha melupakannya. Itu bisa dilakukan dengan berlibur bersama keluarganya di Swiss, sehari setelah dikalahkan Djokovic. Federer menilai, laga melawan Djokovic memiliki tantangan tersendiri. ”Dia adalah petenis yang bisa tampil lebih bagus dan lepas ketika berada dalam tekanan. Dia bisa tetap tampil agresif, juga, karena memiliki servis bagus. Petenis terbaik memiliki kemampuan itu,” kata Federer. (AFP/IYA)