Arsenal dan Tottenham Hotspur kompak menuai kekalahan di Liga Inggris pekan lalu. Mereka bertekad melampiskan kekecewaan itu pada pertemuan kedua tim di Derbi London utara, Minggu (1/9/2019) malam, di Stadion Emirates.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
LONDON, JUMAT — Arsenal dan Tottenham Hotspur kompak menuai kekalahan di Liga Inggris pekan lalu. Mereka bertekad melampiskan kekecewaan itu pada pertemuan kedua tim di Derbi London utara, Minggu (1/9/2019) malam, di Stadion Emirates.
Kedua tim bertetangga itu mengawali Liga Inggris musim 2019-2020 dengan gairah dan ambisi baru. Tidak seperti biasanya, kedua tim yang dikenal irit belanja pemain itu nekat menggelontorkan banyak uang pada musim panas ini untuk menambah amunisinya. Arsenal, misalnya, menghabiskan Rp 2,3 triliun antara lain untuk membeli penyerang sayap berbakat, Nicolas Pepe.
Spurs tidaklah kalah boros. Mereka mengeluarkan Rp 1,7 triliun untuk empat pemain baru, salah satunya gelandang Tanguy Ndombele yang menjadi pemain termahal di klub itu. Sayangnya, investasi itu belum membuahkan hasil positif. Spurs baru menuai empat poin dari tiga laga, salah satunya dibekap Newcastle United 0-1 di kandangnya sendiri, pekan lalu.
Arsenal tidak lebih baik. Sempat terlihat menjanjikan lewat dua kemenangan di awal musim, ”The Gunners” lagi-lagi tidak berdaya menghadapi runner-up musim lalu, Liverpool. Mereka kalah 1-3 di Stadion Anfield. Manajer Arsenal Unai Emery dikritik karena memilih tampil hati-hati, yaitu defensif, dan rela mengamputasi trisula serangannya yang ”mewah”.
Emery memilih membangkucadangkan penyerang Alexandre Lacazette di laga itu. Ia menyisakan dua penyerang di depan, yaitu Pierre-Emerick Aubameyang dan Pepe. Harapan fans Arsenal melihat trisula Lacazette, Aubameyang, dan Pepe tampil bersama untuk pertama kali sejak menit pertama pun kandas. Taktik menumpuk gelandang dan bek di Anfield hanya bekerja sesaat.
Padahal, Aubameyang sempat berkata, potensi trisula penyerang timnya sebetulnya tidak kalah dari Liverpool. Ketiga pemain Arsenal itu mengemas total 57 gol di Liga Inggris dan Perancis musim lalu. Maka itu, tidak lagi ada alasan bagi Emery menunda debut bersama trisula Arsenal itu pada laga kontra Spurs, Minggu.
Duel itu bisa menjadi pembuktian sejauh mana ketajaman trisula itu sekaligus peluang Arsenal menembus level elite di Liga Inggris musim ini. Arsenal selalu finis di luar peringkat empat besar Liga Inggris dalam tiga musim terakhir. Naasnya pula, mereka juga selalu finis di bawah Spurs pada ketiga musim itu. Padahal, sejak 1996 hingga 2016, Arsenal selalu finis di atas Spurs dan masuk empat besar.
”Minggu lalu kami melawan Liverpool. Pekan ini, kontra Spurs. Kedua tim adalah para finalis Liga Champions musim lalu. Jadi, ini merupakan ujian terbaik bagi kami,” ujar Emery menjelang derbi London utara itu.
Emery pun menjanjikan penampilan berbeda Arsenal dari laga sebelumnya, yaitu kontra Liverpool. Arsenal bakal lebih agresif dan menyerang. ”Kami perlu memainkan setiap bola, per meter (pergerakan), dan setiap menitnya, dengan intensitas (tinggi). Kami harus melihat posisi kami dengan baik saat menyerang maupun bertahan,” tukasnya.
Di kubu sebaliknya, Manajer Tottenham Hotspur Maurucio Pochettino diminta tidak lagi membangku-cadangkan dua pemain andalannya, gelandang Christian Eriksen dan bek Jan Vertonghen, semata-mata karena belum memperpanjang kontraknya. Tanpa keduanya, Spurs seolah kehilangan kreativitas dan keseimbangan saat dibekap Newcastle pekan lalu. (AFP/Reuters)