Liverpool berhasil menjaga konsistensi ketika mengalahkan tuan rumah, Burnley, dengan skor 3-0 di Stadion Turf Moor, Burnley, Sabtu (31/8/2019). Kemenangan ini membuat ”The Reds” untuk pertama kali memenangi empat pertandingan pembuka Liga Inggris.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
BURNLEY, MINGGU — Liverpool berhasil menjaga konsistensi ketika mengalahkan tuan rumah, Burnley, dengan skor 3-0 di Stadion Turf Moor, Burnley, Sabtu (31/8/2019). Kemenangan ini membuat ”The Reds” untuk pertama kali memenangi empat pertandingan pembuka Liga Inggris.
Juara Liga Champions musim lalu itu juga mencatatkan rekor baru bagi klub dengan 13 kemenangan beruntun di Liga Inggris. Rekor Liverpool sebelumnya terjadi antara April hingga Oktober 1990 ketika dipimpin Kenny Dalglish.
Liverpool yang tampil sempurna dari lini pertahanan hingga serangan itu membuat tuan rumah melakukan banyak kesalahan. Manajer Liverpool Juergen Klopp pun menyanjung anak asuhnya dan mengakui pertandingan melawan Burnley adalah yang terbaik dibandingkan tiga pertandingan sebelumnya.
”Para pemain memainkan permainan yang sempurna. Saya benar-benar menyukai permainan mereka dan ini adalah kemenangan kami yang paling layak musim ini,” ujar manajer asal Jerman tersebut.
Kemenangan ini sangat berarti bagi Liverpool demi menjaga jarak dengan juara bertahan Manchester City. Mereka unggul dua angka dari City dan tidak ingin kegagalan musim lalu terulang. Musim lalu, meskipun mengumpulkan 97 poin, Liverpool gagal juara karena City berhasil mengumpulkan satu poin lebih banyak.
Catatan bagus juga diperoleh kiper baru Adrian yang berhasil menjaga gawangnya agar tidak kebobolan untuk pertama kali. Salah satu penyelamatan krusial yang dilakukan kiper asal Spanyol tersebut adalah saat menghalau tendangan Chris Wood yang mengarah ke gawang.
Gagal mencetak gol awal, Burnley kebobolan dua gol cepat dalam waktu 4 menit pada babak pertama. Pada menit ke-33, tendangan bek kanan Liverpool, Trent Alexander-Arnold, mengenai punggung Wood sehingga berbelok arah. Kiper Burnley Nick Pope salah langkah sehingga sulit menjangkau bola yang terbang bebas masuk ke sudut kanan gawang.
Tidak lama kemudian, kapten Burnley Ben Mee melakukan kesalahan. Ben Mee justru mengumpan bola kepada Roberto Firmino.
Penyerang asal Brasil tersebut dengan cepat menggiring bola ke depan dan mengumpan kepada Sadio Mane yang berdiri bebas tanpa pengawalan di sisi kanan gawang. Penyerang Senegal tersebut membobol gawang Pope dengan meletakkan bola di sudut kiri bawah.
Dua gol tersebut membuat semangat Burnley runtuh. Mereka sulit menciptakan peluang dan pada menit ke-80, gawang Pope kembali kebobolan. Kali ini Firmino mencatatkan diri di papan skor setelah bekerja sama dengan Mohamed Salah.
”Kami brilian, ada begitu banyak situasi 50-50 karena bola panjang, tetapi kami dapat bermain dari belakang juga. Di saat kami bermain sepak bola dengan bagus, semuanya ada di sana,” kata Klopp.
Meskipun bermain bagus, ada satu kejadian unik yang menyita perhatian, yakni ketika Mane marah saat digantikan oleh Divock Origi pada menit ke-85. Ia tampak tidak senang karena Salah tidak memberikan umpan kepadanya sebelum diganti.
Mane pun harus ditenangkan rekan-rekannya, seperti Joe Gomez dan James Milner, saat duduk di bangku cadangan karena terus memprotes staf teknis Liverpool. Klopp pun ingin masalah Mane dapat segera diselesaikan di ruang ganti.
”Sadio Mane adalah pria yang emosional. Sesuatu berjalan tidak seperti yang dia inginkan, itu bukan masalah pergantian pemain. Kami akan mengklarifikasi di ruang ganti,” ujar Klopp.
Sadio Mane adalah pria yang emosional. Sesuatu berjalan tidak seperti yang dia inginkan....
Manajer Burnley Sean Dyce mengakui, timnya telah melakukan banyak kesalahan sehingga mengalami kekalahan. Ia juga memuji Liverpool yang memiliki serangan balik mematikan.
”Kami tahu mereka bagus dalam transisi. Anda pasti tidak ingin memberikan peluang kepada tim seperti ini pada permulaan dan mereka telah menghukum kami,” kata Dyce. (REUTERS/AP)