Novak Djokovic gagal mempertahankan gelar juara AS Terbuka. Cedera bahu memaksa petenis nomor satu dunia itu mundur saat menghadapi petenis Swiss, Stan Wawrinka, pada babak keempat.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
NEW YORK, MINGGU — Novak Djokovic kembali gagal mempertahankan gelar juara Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Bukan hanya Stan Wawrinka yang mengalahkannya pada babak keempat, Djokovic menyerah karena tak dapat lagi menahan sakit pada bahu kiri.
Pada pertandingan terakhir di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, Minggu (19/9/2019) malam atau Senin siang WIB, Djokovic tak dapat menyelesaikan laga yang merupakan ulangan final AS Terbuka 2016 itu. Dia mengundurkan diri pada set ketiga ketika tertinggal, 4-6, 5-7, 1-2. Djokovic juga dikalahkan Wawrinka pada final 2016.
Cedera bahu kiri dirasakan petenis nomor satu dunia itu sejak tampil pada babak kedua melawan Juan Ignacio Londero (Argentina). Dia merasakannya sejak pemanasan, beberapa jam menjelang pertandingan.
Saat pertandingan, Djokovic dua kali meminta perawatan, pada set pertama dan saat jeda antara set pertama dan kedua. Namun, ketika itu, dia masih bisa bertahan dari sakit yang baru pertama kali dirasakannya itu.
Melawan Denis Kudla (AS) pada babak ketiga, Djokovic mengatakan, rasa sakitnya hampir hilang. Dia pun optimistis menghadapi laga-laga berikutnya. Akan tetapi, rasa sakit itu muncul kembali ketika berhadapan dengan Wawrinka, tiga kali juara Grand Slam.
Djokovic menolak bercerita tentang cederanya kepada pers seusai mundur pada babak keempat.
Beberapa hari lalu, saya katakan, saya tak ingin bicara tentang cedera ini. Hari ini juga sama, saya tak ingin membahasnya.
Djokovic pernah didera cedera siku yang membuatnya hanya tampil pada setengah musim pertama 2017. Meski kembali bertanding pada awal 2018, dia frustrasi karena tak juga kembali pada permainan terbaiknya.
Momen bangkitnya Djokovic terjadi pada musim lapangan rumput. Setelah menjadi finalis ATP London, dia menjuarai Wimbledon 2018. Djokovic kembali ke puncak peringkat dunia dengan menambah gelar AS Terbuka 2018, Australia Terbuka 2019, dan Wimbledon 2019.
Dengan kekalahan tersebut, Djokovic tak pernah bisa mempertahankan gelar juara AS Terbuka. Sebelumnya, gelarnya terlepas setelah menjadi juara pada 2011 dan 2015. Pada 2012, petenis Serbia itu kalah dari Andy Murray di final, sedangkan Wawrinka mengalahkannya pada final 2016.
Dengan 16 gelar juara Grand Slam yang diraih sejak Australia Terbuka 2008, Djokovic hanya bisa mempertahankan gelar di Grand Slam awal musim tersebut dan Wimbledon. Pada Grand Slam tanah liat, Perancis Terbuka, dia hanya juara pada 2016.
Ini menjadi perempat final pertama Wawrinka di Flushing Meadows sejak menjadi juara pada 2016. Setelah itu, petenis Swiss yang pernah berperingkat ketiga dunia pada Januari 2017 ini didera cedera lutut. Dia tak tampil pada AS Terbuka 2017 dan tersingkir pada babak ketiga 2018.
Namun, momen juara 2016 menjadi motivasi untuk comeback di Flushing Meadows. ”Tentu saja itu momen spesial. Kemenangan itu membantu meningkatkan kepercayaan diri saya. Sejak pemanasan, saya percaya diri. Pergerakan saya juga bagus. Saya sangat siap karena kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi melawan petenis nomor satu dunia,” tutur Wawrinka yang juga bersimpati atas kondisi yang dialami Djokovic.
Pada perempat final, Wawrinka akan berhadapan dengan petenis Rusia berusia 23 tahun, Daniil Medvedev, yang mengalahkan petenis Jerman, Dominik Koepfer, 3-6, 6-3, 6-2, 7-6 (7-2).
”Medvedev bermain luar biasa sebelum AS Terbuka. Itu akan menjadi pertandingan menarik. Saya akan berjuang memanfaatkan momen yang telah saya dapat,” kata Wawrinka. (AP/REUTERS)