Pemain sepak bola selalu mengalami pasang surut dalam kariernya. Ketika sedang terpuruk, mereka cenderung mencari cara untuk kembali bersinar, salah satunya dengan berpindah klub.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
PARIS, SELASA — Mauro Icardi dan Keylor Navas sama-sama kesulitan menjalani musim 2018-2019. Icardi tidak lagi dianggap penting di Inter Milan, sementara Navas kehilangan posisinya sebagai kiper utama Real Madrid. Kini, keduanya berharap dapat merehabilitasi karier mereka di Paris Saint-Germain pada musim 2019-2020.
Icardi dan Navas sudah resmi berseragam Paris Saint-Germain (PSG) menjelang berakhirnya bursa transfer pemain musim panas di Eropa, Senin (2/9/2019) atau Selasa pagi WIB. PSG meminjam Icardi dari Inter selama satu musim dengan opsi pembelian ketika masa pinjaman itu berakhir. Adapun Navas diboyong PSG untuk empat tahun ke depan. Sebagai gantinya, Real mendapat kiper PSG, Alphonse Areola.
”PSG telah menjadi kekuatan sepak bola internasional dan berhasil memikat pemain-pemain terbaik. Saya akan memberikan yang terbaik,” ujar Icardi. Jika striker asal Argentina ini terbukti memberikan yang terbaik selama menjadi pemain pinjaman, PSG bisa kemudian bisa membelinya seharga 70 juta euro atau sekitar Rp 1,08 triliun.
Rekam jejak Icardi di Inter membuat PSG semakin yakin telah mendapatkan pemain yang tepat. Sejak bergabung dengan Inter pada 2013, Icardi selalu menjadi mesin gol dengan mencetak lebih dari 30 gol setiap musim selama empat musim berturut-turut dari musim 2014-2015 hingga 2017-2018. Icardi telah membuktikan diri sebagai seorang target man yang efektif.
Namun, musim 2018-2019 menjadi petaka ketika peran Icardi di Inter mulai dilucuti. Ia tidak lagi berperan sebagai kapten dan sering dicadangkan. Pelatih Inter saat ini, Antonio Conte, bahkan tidak lagi menganggap Icardi sebagai pemain yang perlu dipertahankan. Hal ini membuat Icardi merasa didiskriminasi dan sempat mengajukan gugatan hukum terhadap Inter.
Gugatan hukum itu diperkirakan akan gugur ketika Icardi sudah pindah ke PSG dan memulai babak baru dalam kariernya. Ia kembali bersemangat karena akan dihormati lagi dan mendapat kesempatan bermain lebih banyak. Perannya akan sangat vital untuk melapisi lini serang PSG yang sudah dihuni Edison Cavani, Neymar Junior, dan Kylian Mbappe.
Janji untuk memberikan yang terbaik juga diberikan oleh Navas. ”Saya datang ke Perancis dengan ambisi yang besar. Saya akan melakukan apa pun untuk membantu PSG merebut lebih banyak gelar pada musim ini,” katanya.
Sama seperti Icardi, Navas begitu bersemangat karena akan kembali menjadi kiper utama. Pada musim lalu, posisinya tergusur setelah Real membeli Thibaut Courtois dari Chelsea. PSG pun tidak lagi memiliki Gianluigi Buffon sebagai kiper utama dan Navas akan menjadi andalan baru.
Selain akan memiliki kesempatan bermain lebih banyak, Navas merasa memiliki ambisi yang sama dengan PSG. Sejak membeli Neymar pada 2017, PSG berambisi untuk merebut trofi Liga Champions, tetapi belum berhasil hingga saat ini. Kompetisi domestik sudah mereka kuasai, tetapi Eropa belum mereka kuasai.
PSG pun tidak perlu ragu dengan pengalaman kiper asal Kosta Rika itu. Navas adalah kiper yang mengantar Real merebut gelar juara Liga Champions selama tiga musim beruntun. ”Sungguh mengejutkan ketika Zinedine Zidane (Pelatih Real Madrid) sekarang lebih mengandalkan Courtois ketimbang Navas,” ujar jurnalis Marca, Juan Ignacio Garcia-Ochoa, dalam artikelnya.
Belum berhasil
Icardi dan Navas tidak salah memilih PSG sebagai tempat barunya. Selain menjadi klub terkuat di Liga Perancis saat ini, PSG juga kembali mencoba mewujudkan ambisinya di Liga Champions musim ini. Kedua pemain tersebut akan mendapat banyak kesempatan untuk kembali bersinar.
Upaya merehabilitasi karier itu memang belum tentu berhasil jika melihat nasib Neymar. Kembali ke tahun 2017, Neymar juga merasakan hal yang sama ketika masih berada di Barcelona. Ia ingin keluar dari bayang-bayang Lionel Messi. Tawaran uang yang melimpah dari PSG menjadi motivasi lainnya.
”Dua tahun dari sekarang, kita akan lihat berapa nilai Neymar jika dibandingkan saat ini. Minimal akan bertambah dua kali lipat,” kata Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi pada pertengahan 2017. Rupanya harapannya belum terwujud. Neymar justru sering cedera dan sering menunjukkan sikap indisipliner.
Musim panas ini pun Neymar hampir saja dibeli kembali oleh Barcelona. Namun, harga yang terlalu mahal menjadi kendala dan Neymar akhirnya terjebak di PSG. Ia pun akan menjalani musim yang lebih sulit karena para fans PSG telanjur kecewa dan marah.
Namun, Pelatih PSG Thomas Tuchel masih optimistis Neymar masih bisa kembali bersinar. ”Saya suka Neymar. Saya ingin tetap memainkannya bersama Mbappe dan pemain lainnya,” ujarnya. (AP/AFP/REUTERS)