Petenis yang masuk kategori terbaik sepanjang masa memiliki keunggulan mental dan kemampuan mengatasi tekanan di saat kritis. Itu ditunjukan oleh Rafael Nadal pada perempat final Amerika Serikat Terbuka.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
NEW YORK, RABU — Ada faktor yang membedakan antara petenis Greatest of All Time (GOAT) dan petenis lain, terutama di ajang Grand Slam. Petenis GOAT selalu bisa mengatasi momen kritis, termasuk dalam keadaan tertekan.
Itulah yang dilakukan Rafael Nadal ketika berhadapan dengan Diego Schwartzman (Argentina) pada perempat final Amerika Serikat Terbuka di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Rabu (4/9/2019) malam waktu setempat atau Kamis siang waktu Indonesia.
Meski Nadal menang straight sets, 6-4, 7-5, 6-2, laga itu berlangsung selama 2 jam 47 menit dan berakhir Kamis dini hari waktu New York. ”Ya pertandingan berlangsung tiga set, tetapi saya menghadapi tantangan besar. Terima kasih kepada penonton yang masih ada di sini dan memberikan energi kepada saya,” komentar Nadal dalam wawancara dengan ESPN.
Nadal memiliki rekor tujuh kali menang tanpa kalah dalam pertemuan dengan Schwartzman, termasuk pada pertemuan terakhir pada babak ketiga Indian Wells Masters, Maret. Namun, pada pertandingan terakhir di Flushing Meadows pada Rabu malam itu, Schwartzman memaksa Nadal tampil dengan upaya lebih keras dibandingkan empat babak sebelumnya.
Schwartzman, dengan tinggi 170 cm, merupakan salah satu petenis putra terpendek dalam tur. Namun, kemampuannya tak ”sependek” tubuhnya.
Ketika petenis lain selalu kesulitan saat Nadal bermain dengan strategi reli panjang, Schwartzman bisa meladeninya. Upaya Nadal untuk mengubah taktik, dengan menyerang ke depan net, dijawab petenis peringkat ke-21 dunia itu dengan passing shot.
Saya bisa mengatasi momen kritis meski sebenarnya agak gugup.
Tim Nadal dibuat khawatir ketika keunggulan tiga kali juara AS Terbuka itu pada set pertama dan kedua, mampu dikejar Schwartzman. Nadal unggul, 4-0, pada set pertama sebelum disamakan menjadi 4-4 setelah Schwartzman menemukan ritme permainannya dari baseline.
Hal yang sama terulang pada set kedua ketika keunggulan Nadal, 5-1, berubah menjadi 5-5. Stadion berkapasitas 23.000 penonton itu bergemuruh oleh teriakan ”Ole, Ole, Ole” dari pendukung Schwartzman. Di mana pun petenis Argentina bermain, keramaian yang muncul dari penggemarnya sama seperti pendukung timnas sepak bola Argentina.
Akan tetapi, Nadal yang merupakan salah satu GOAT pada era ini, selain Roger Federer, Novak Djokovic, dan Serena Williams, memperlihatkan kemampuannya mengatasi momen kritis. Dua set pertama dimenangi melalui break point pada gim terakhir.
”Diego bermain dengan sangat percaya diri. Saya tak tampil dengan baik karena banyak membuat kesalahan. Tetapi, saya bisa mengatasi momen kritis meski sebenarnya agak gugup. Saya sangat senang pada akhirnya bisa kembali ke semifinal,” kata Nadal.
Unforced error menjadi satu-satunya indikator statistik yang membuat Nadal lebih buruk dari Schwartzman, meski dengan selisih tipis. Nadal melakukan 39 unforced error, sedangkan Schwartzman dengan 37.
Semifinal
Nadal memiliki tugas yang belum selesai di Amerika Serikat Terbuka. Ketika petenis Spanyol itu tampil pada semifinal AS Terbuka 2018, berhadapan dengan Juan Martin Del Potro, dia mengundurkan diri menjelang set ketiga karena cedera lutut. Dia mundur saat tertinggal 6-7 (3), 2-6.
Ini menjadi mimpi saya sejak kecil.
Pada semifinal tahun ini, yang akan berlangsung Jumat, Nadal akan berhadapan dengan petenis Italia, Matteo Berrettini. Kemenangan atas Gael Monfils (Perancis), 3-6, 6-3, 6-2, 3-7, 7-6 (5), mengantarkan petenis 23 tahun itu pada semifinal pertama di Grand Slam.
Berrettini menjadi petenis putra Italia kedua yang tampil pada semifinal AS Terbuka setelah Corrado Barazzutti, 42 tahun lalu. Dari semua Grand Slam, dia menjadi petenis putra keempat Italia yang mencapai semifinal. Dua nama lainnya adalah juara Perancis Terbuka 1976, Adriano Panatta, dan semifinalis Perancis Terbuka 2018, Marco Cecchinato.
”Sangat sulit untuk bisa fokus saat ini, banyak yang terlintas dalam benak saya. Saya menerima ribuan pesan dengan hasil ini. Ini menjadi mimpi saya sejak kecil,” ujar Berrettini.
Selain Nadal melawan Berrettini, semifinal tunggal putra mempertemukan Grigor Dimitrov (Bulgaria) dan Daniil Medvedev (Rusia). Adapun pada tunggal putri, Bianca Andreescu (Kanada) akan melawan Belinda Bencic (Swiss), sedangkan Serena Williams (AS) berhadapan dengan Elina Svitolina (Ukraina). (REUTERS)