Rafael Nadal menjadi petenis inspiratif bagi Matteo Berrettini yang berusia 10 tahun lebih muda. Petenis dari dua generasi berbeda itu, kini bertemu di semifinal Grand Slam Amerika Serikat Terbuka.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
NEW YORK, KAMIS - Semifinal tunggal putra Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, Rafael Nadal (Spanyol) melawan Matteo Berrettini (Italia), menjadi persaingan dua petenis beda generasi. Besar dengan menyaksikan penampilan Nadal lewat siaran TV, kini Berrettini akan berhadapan dengan 18 kali juara Grand Slam itu di arena terbesar tenis, Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York.
Pertemuan pertama kedua petenis akan berlangsung Jumat (6/9/2019) sore waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia. Ini menjadi semifinal kedua tunggal putra setelah Grigor Dimitrov (Bulgaria) melawan Daniil Medvedev (Rusia).
Nadal, yang menjuarai turnamen ATP Tour pertamanya pada usia 15 tahun di Mallorca, Spanyol 2002, menjadi inspirasi bagi Berrettini (23) yang berusia 10 tahun lebih muda dari Nadal. Setelah memenangi perempat final selama lima set atas Gael Monfils (Perancis), Berrettini bercerita tentang pengalamannya menonton pertandingan Nadal melawan Guillermo Coria (Argentina) pada final ATP Masters Roma 2005.
Berrettini, yang saat itu berusia delapan tahun, melihat kemenangan Nadal, 6-4, 3-6, 6-3, 4-6, 7-6 (6), dalam pertandingan selama 5 jam 14 menit. Itu menjadi salah satu dari 47 laga tenis yang berlangsung lebih dari lima jam. Beberapa pekan setelah itu, Nadal meraih gelar pertamanya di ajang Grand Slam, yaitu di Perancis Terbuka.
“Saya ingat menonton pertandingan itu yang disiarkan dalam saluran TV film kartun. Saya menontonnya selama enam jam dan tak sabar untuk menunggu lagi film kartun,” kata Berrettini.
Sehari setelah itu, teman-teman sekelas Berrettini ramai membicarakan pertandingan tersebut dan semakin tertarik dengan tenis. “Saya pun bermain dan bermimpi bisa bermain seperti Nadal. Dan, sekarang, saya di sini. Tentu saja saya sangat senang,” tutur Berrettini dalam laman resmi ATP.
Semifinal AS Terbuka menjadi semifinal pertama Berrettini di Grand Slam, sedangkan Nadal tampil untuk ke-33 (26 kali menang, 6 kali kalah) kalinya. Namun, Nadal tetap harus waspada karena Berrettini memiliki senjata servis dan forehand keras. Berrettini juga tampil baik dalam paruh kedua 2019 dengan tampil pada babak keempat Wimbledon.
Dalam lima pertandingan di Flushing Meadows sejak babak pertama, Berrettini membuat 111 winner dari forehand, serta 66 as. Keunggulan ini bisa menjadi taktik untuk mendikte Nadal sebagai petenis tipe baseliner.
Namun, Berrettini memiliki tantangan lain dengan kondisi fisiknya. Dia telah bermain selama 15 jam 23 menit untuk memenangi lima pertandingan. Adapun Nadal “hanya” melewatkan 9 jam 43 menit dalam empat laga. Dia mendapat keuntungan memenangi babak kedua, atas Thanasi Kokkinakis, tanpa bertanding karena petenis Australia itu cedera.
Pengalaman memenangi laga besar—Nadal tiga kali menjurai AS Terbuka-- juga akan menjadi penentu dalam semifinal ini. Akan tetapi, Berrettini menegaskan kesiapannya berhadapan dengan Nadal, petenis yang dinilainya sebagai pejuang terbaik di lapangan tenis.
“Apa yang dilakukannya luar biasa. Saya mengaguminya saat dia berada di lapangan, begitu juga dengan sikapnya di luar lapangan,” tutur Berrettini.
Pada semifinal lain, pertemuan Medvedev dan Dimitrov menjadi pertemuan ketiga. Mereka berbagi kemenangan pada dua pertemuan 2017. Ini menjadi semifinal pertama Medvedev di Grand Slam, sedangkan Dimitrov pernah menembus babak yang sama di Wimbledon 2014 dan Australia Terbuka 2017. (AFP)