Langkah gemilang Daniil Medvedev di lapangan keras berlanjut ke final AS Terbuka. Rafael Nadal, salah satu petenis terbaik dunia, akan menjadi tantangan terakhirnya menuju gelar Grand Slam pertama.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
NEW YORK, JUMAT — Daniil Medvedev mencapai mimpi para petenis muda dengan lolos ke final turnamen Grand Slam untuk pertama kalinya. Petenis berusia 23 tahun itu akan tampil dalam laga perebutan gelar juara Amerika Serikat Terbuka. Lawannya adalah tiga kali juara AS Terbuka, Rafael Nadal.
Medvedev, yang tersingkir pada babak ketiga AS Terbuka 2018, mendapat tiket final setelah mengalahkan Grigor Dimitrov (Bulgaria), 7-6 (7-5), 6-4, 6-3, pada semifinal di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Jumat (6/9/2019) waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB.
Menyusul Medvedev, Nadal menang atas petenis Italia, Matteo Berrettini, 7-6 (8-6), 6-4, 6-1. Final Medvedev melawan Nadal akan berlangsung Minggu sore waktu setempat atau Senin mulai pukul 03.00 WIB.
”Akhirnya saya menang dalam tiga set. Saya sangat senang bisa ke final,” kata Medvedev, yang hasil terbaiknya di Grand Slam sebelum ini adalah babak keempat Australia Terbuka 2019.
Perjalanan Medvedev menuju final memang tak mudah. Dari enam pertandingan sejak laga awal hingga semifinal, hanya dua kali dimenangkan dalam straight sets. Pada babak kedua hingga perempat final, dia selalu bermain dalam empat set.
Final AS Terbuka ini menjadi lanjutan perjalanan gemilang Medvedev pada rangkaian turnamen AS Terbuka. Petenis yang berperawakan kurus ini juga lolos ke final pada tiga turnamen beruntun sebelum bermain di Flushing Meadows, yaitu di ATP Washington, Montreal Masters, dan Cincinnati Masters.
Medvedev juara di Cincinnati, salah satunya dengan mengalahkan Novak Djokovic pada semifinal. Dari 22 pertandingan sejak ATP Washington, hanya dua kali dia kalah, yaitu pada final Washington dan Montreal. Nadal adalah petenis yang mengalahkannya dalam final Montreal.
”Saat berangkat ke Amerika, saya tak tahu akan meraih hasil bagus seperti ini. Sekarang, saya bisa mengatakan, saya cinta Amerika,” kata Medevev. Dia menjadi petenis ketiga yang mencapai final Washington, Kanada, Cincinnati, dan AS Terbuka sekaligus setelah Ivan Lendl pada 1982 dan Andre Agassi (1995).
Medvedev mengatakan, keberhasilan merebut set pertama menjadi kunci kemenangan atas Dimitrov. ”Dimitrov hampir memenangi set itu, tetapi akhirnya saya mendapatkannya. Itu menjadi momentum yang mengubah pertandingan,” katanya.
Petenis peringkat kelima dunia itu menjadi petenis Rusia pertama yang lolos ke final Grand Slam sejak Marat Safin pada Australia Terbuka 2005. Safin adalah petenis Rusia pertama yang tampil pada final AS Terbuka, yaitu pada 2000, dan keluar sebagai juara setelah mengalahkan Pete Sampras di final.
Final kelima Nadal
Kemenangan atas Berrettini mengantarkan Nadal pada final kelima di AS Terbuka. Dari empat final sebelumnya, Nadal menang pada 2010, 2013, dan 2017.
Laga melawan Medvedev juga menjadi final ketiga Nadal pada Grand Slam 2019. Dia mencapai babak yang sama pada Australia Terbuka, tetapi ditaklukkan Novak Djokovic. Petenis Spanyol itu membayarnya dengan menjuarai Perancis Terbuka untuk ke-12 kalinya. Hanya pada Wimbledon dia tersisih pada semifinal, kalah dari Roger Federer.
Melawan Berrettini, Nadal mendapat perlawanan ketat pada set pertama. Memanfaatkan keunggulan servis dan forehand keras, petenis berusia 23 tahun itu hampir merebut set pertama ketika unggul, 4-0, lalu 5-2, saat tie-break.
Namun, kemampuan menangani momen kritis, lagi-lagi, menjadi pembeda petenis yang termasuk kelompok Greatest of All Time (GOAT), seperti Federer, Nadal, Djokovic, dan Serena Williams, dengan petenis lain. Nadal memfokuskan diri pada poin demi poin hingga membalikkan keadaan, menang 8-6 pada tie-break.
”Set pertama memang sulit. Saya berusaha menghindari tie-break melawan Matteo. Tetapi, saya sedikit beruntung dan bisa bertahan,” kata Nadal.
Nadal pun bercerita, ketika tertinggal 0-4 tie-break, yang ada dalam benaknya adalah meraih poin berikutnya supaya menjadi 1-4. ”Ya, 0-4 memang rentang yang jauh, tetapi saya berusaha meraih poin demi poin. Saya berpikir, jika bisa membuat skor menjadi 4-3, kondisi bisa berubah,” ujarnya.
Menghadapi final ke-27 di arena Grand Slam, Nadal menilai akan menghadapi ujian sulit karena Medvedev berada pada penampilan terbaiknya dalam rangkaian turnamen di Amerika. ”Tantangannya besar, saya harus bermain dengan kemampuan terbaik,” katanya. (AFP)