Teori ”Broken Windows” dan Pemalakan di Tanah Abang
Teori Broken Windows intinya adalah kejahatan kecil apabila dibiarkan akan menyebabkan terjadinya kejahatan lebih besar atau lebih serius.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·4 menit baca
Broken Windows Theory, teori yang diperkenalkan duo kriminolog, James Q Wilson dan George Kelling, tahun 1982. Inti teori tersebut adalah kejahatan kecil apabila dibiarkan akan menyebabkan terjadinya kejahatan lebih besar atau lebih serius. Pemalakan, seperti yang terjadi di Tanah Abang, Jakarta Pusat, termasuk kejahatan kecil yang jika dibiarkan dampaknya bisa mengusik ketenteraman seluruh kota.
Dua minggu terakhir, perhatian publik tertuju pada kasus pembunuhan ayah dan anak di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang tubuhnya dibakar di Sukabumi, Jawa Barat. Kasus itu menarik perhatian masyarakat karena pelaku pembunuhan tak lain adalah istri kedua dan anaknya, dibantu beberapa orang yang diupah sebagai pembunuh bayaran.
Polisi dari tiga kepolisian daerah (polda), yakni Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, dan Polda Lampung, dengan cepat meringkus para tersangka. Konferensi pers perkembangan kasus dan rekonstruksi di tempat kejadian selalu ditunggu media. Stasiun televisi melakukan siaran langsung demi memuaskan rasa penasaran publik.
Pada saat hampir bersamaan, sebuah video yang merekam pemalakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, viral di media sosial. Video itu menunjukkan beberapa pemuda sedang memalak sopir sebuah mobil yang baru keluar dari Pasar Tasik, Tanah Abang.
Setelah video itu viral, polisi dengan cepat meringkus 10 orang yang diduga melakukan pemalakan di Pasar Tanah Abang. Empat orang di antaranya ditahan karena cukup bukti melakukan pemerasan. Polisi menyita uang hasil memalak yang jumlahnya hanya beberapa ratus ribu rupiah.
Kepala Polsek Metro Tanah Abang Ajun Komisaris Besar Lukman Cahyono, Sabtu (7/9/2019), menyebutkan, para tersangka yang lain masih didalami perannya. Keempat tersangka itu beraksi tanpa ada yang mengorganisasi.
”Selama ini para pedagang tidak ada yang melapor,” kata Lukman.
Setelah video pemalakan itu viral, anggota Polri, TNI, dan satuan polisi pamong praja bersiaga di kawasan Pasar Tanah Abang untuk mencegah aksi premanisme. Banyaknya jumlah aparat keamanan itu membuat suasana di pusat perdagangan tekstil terbesar itu tidak seperti biasanya.
Menurut Lukman, kehadiran aparat keamanan gabungan tersebut hanya untuk penjagaan dan patroli rutin. Namun, Lukman tidak menjelaskan sampai kapan aparat gabungan disiagakan di kawasan Pasar Tanah Abang.
Teori ”Broken Windows”
Psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel, Jumat, mengungkapkan, premanisme di Pasar Tanah Abang membuktikan apa yang disebut Teori Broken Windows.
Teori tersebut diperkenalkan dua ilmuwan kriminologi, James Q Wilson dan George Kelling, tahun 1982. Inti teori tersebut adalah kejahatan kecil apabila dibiarkan akan menyebabkan terjadinya kejahatan lebih besar atau lebih serius.
Hal itu dianalogikan sebuah bangunan dengan kaca jendela yang pecah, tetapi tidak diperbaiki oleh pemiliknya. Pecahnya sebagian kecil kaca jendela membuat orang lain ikut-ikutan memecahkan kaca jendela lainnya. Tidak hanya memecahkan kaca, tetapi juga aksi vandalisme lainnya.
Kenapa demikian? Karena orang mengira bangunan tersebut tidak dipedulikan pemiliknya. Jadi, apa salahnya kalau semakin dirusak.
Kepolisian New York pernah mempraktikkan Teori Broken Windows pada 1990-an. Akibatnya, angka kejahatan besar menurun drastis karena polisi tidak membiarkan kejahatan kecil (petty crime).
Menurut Adam J McKee, Associate Professor of Criminal Justice, University of Arkansas at Monticello; Adjunct Professor, University of the Cumberlands, dalam artikel di situs Britannica.com, Teori Broken Windows pernah diterapkan oleh mantan kepala kepolisian New York, William J Bratton.
Saat menjadi kepala kepolisian MRT New York tahun 1990-1992, Bratton memerintahkan polisi berpakaian preman menangkap penumpang yang menerobos pintu stasiun supaya gratis naik kereta. Akibat ketegasannya pada hal sepele, semua jenis kriminalitas yang biasa terjadi di MRT New York menurun drastis.
Ketika naik jabatan sebagai kepala kepolisian New York tahun 1994, Bratton menerapkan kebijakan yang sama, yaitu menangkap pelaku kejahatan jalanan, seperti pemalak, pemabuk, dan praktik prostitusi. Bratton mengundurkan diri tahun 1996 dengan prestasi menurunkan jumlah kasus kriminalitas berat hampir 40 persen dan menurunkan jumlah kasus pembunuhan hingga setengahnya.
Ketika naik jabatan sebagai kepala kepolisian New York tahun 1994, Bratton menerapkan kebijakan yang sama, yaitu menangkap pelaku kejahatan jalanan, seperti pemalak, pemabuk, dan praktik prostitusi.
Reza menambahkan, melihat situasi di Tanah Abang yang tidak tertib, hal itu menyebabkan orang yang semula baik bisa menjadi pelaku kejahatan.
”Perilaku kejahatan bersifat eskalasi. Seharusnya ditindak secepatnya. Pembiaran apalagi menyepelekan seperti memupuk kecenderungan negatif dari orang-orang yang berpotensi menyimpang,” tuturnya.
Menurut Reza, tanpa harus menunggu sampai aksi menjadi bentuk kekerasan atau menunggu laporan korban pemalakan, polisi sebetulnya sudah punya delik untuk menangkap mereka. Dalam KUHP, meminta uang tanpa izin di tempat umum adalah pidana.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono beberapa bulan lalu telah membentuk Tim Khusus Antibandit (Tekab) yang bertugas memerangi kejahatan jalanan. Tim khusus ini mempunyai kendaraan operasional, yaitu mobil double cabin warna hitam dengan tulisan Tekab warna kuning. Kendaraan-kendaraan itu terparkir rapi di depan gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum.
Polda Metro Jaya baru selesai menggelar Kegiatan Kepolisian yang Ditingkatkan pada 10 Juli-10 Agustus 2019. Sebanyak 243 tersangka ditahan dengan barang bukti 7 pucuk senjata api, 23 butir peluru, 26 senjata tajam, 52 sepeda motor, 12 mobil, 98 ponsel, dan uang tunai Rp 89 juta. Ada 137 kasus yang diungkap, yaitu curas (22), curat (57), curanmor (7), pengeroyokan (10), dan penganiayaan berat (6).
Upaya kepolisian memerangi premanisme perlu dilakukan terus-menerus agar tidak ada lagi video viral Tanah Abang berikutnya. Polda Metro Jaya mungkin perlu mengikuti langkah kepolisian New York.