Satuan Bravo 90 Korps Pasukan Khas atau Paskhas TNI AU menggelar simulasi tempur ala gim daring PlayerUnknown\'s Battlegrounds atau PUBG. Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas tempur.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·4 menit baca
Dua belas personel Satuan Bravo 90 Korps Pasukan Khas atau Paskhas TNI AU terjun bebas dari ketinggian 6.000 kaki. Dengan parasut, mereka berhasil mendarat di lapangan Markas Wing I Paskhas, Jakarta.
Setelah mendarat dengan mulus, mereka sigap melipat parasutnya, lantas bergerak cepat mencari senjata yang disebar di lapangan. Kemudian, mereka pun bertempur layaknya pemain di gim daring PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG.
Layaknya PUBG, setiap anggota Satuan Bravo (SatBravo) 90 memiliki peran berbeda. Ada yang menjadi penembak jitu, ada pula yang ditugaskan untuk menghadapi pertarungan jarak dekat.
Mereka terbagi menjadi dua tim, yaitu Tim Hitam dan Tim Hijau, yang harus saling melumpuhkan satu sama lain. Kontak senjata pun tak terelakkan.
Dalam gim daring PUBG, para pemain harus terus bergerak untuk mencari lawan yang tersebar di sejumlah zona, yaitu zona lapangan, zona hutan, dan zona pertempuran dalam ruangan.
Begitu pula para anggota SatBravo 90 tersebut. Mereka bergerak menuju hutan yang ada di wilayah Markas Wing I Paskhas untuk mencari tempat strategis agar dapat membidik musuh.
Sesekali, anggota dari Tim Hitam melempar granat tangan yang mengeluarkan asap tebal berwarna merah dan hijau untuk mengalihkan pandangan lawannya. Lawan yang tertembak pun tersungkur.
Tidak hanya bertempur di tanah lapang dan wilayah hutan, kedua tim ini juga saling bertempur di dalam ruangan. Dalam ruangan ini, Tim Hijau berhasil melumpuhkan Tim Hitam dan pertarungan pun berakhir.
”Areacleared,” ucap seorang komandan regu dari Tim Hijau.
Kepala Subdinas Penerangan Umum TNI AU Kolonel Sus Muhammad Yuris menjelaskan, simulasi latihan Paskhas yang dibuat seperti gim daring PUBG merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan anggota Paskhas.
Intinya, mereka dilatih agar bisa sigap dan tangkas dalam bertempur, terutama setelah terjun bebas dari ketinggian 6.000 kaki.
”Mereka tadi terjun dari pesawat angkut sedang CN-295 yang terbang dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Pada ketinggian 5.000 kaki, para personel membuka parasutnya dan mencari lokasi pendaratan yang tepat,” ucapnya di Markas Wing I Paskhas, Jakarta, Sabtu (07/09/2019).
Dalam operasi militer, SatBravo 90 memiliki tugas untuk melakukan penindakan terhadap teror bajak udara, melumpuhkan alat utama sistem persenjataan lawan, dan sejumlah operasi lain sesuai kebijakan dari Panglima TNI.
”Memang agak sedikit berbeda dari gim PUBG. Kalau dalam permainan PUBG, para pemainnya bebas meninggalkan parasut setelah mendarat. Namun, kalau SatBravo90, harus sigap melipat parasutnya setelah mendarat, baru mereka bisa mengambil senjata yang dipencar lokasinya,” katanya.
Letnan Satu Pasukan 52346 TNI AU Rendy Kharisma mengatakan, dalam simulasi kali ini, para personel dilengkapi sejumlah senjata milik TNI AU, seperti Sig Sauer MCX, HK MP 5, dan beberapa jenis senjata sniper Barret.
Yang terpenting adalah taktik bagaimana mereka bisa menguasai zona strategis dalam pertempuran.
”Peluru yang digunakan merupakan peluru hampa sehingga tidak berbahaya dalam simulasi. Namun, yang terpenting adalah taktik bagaimana mereka bisa menguasai zona strategis dalam pertempuran. Seperti contohnya, daerah perbukitan dan hutan-hutan yang lokasinya lebih tinggi dan strategis untuk membidik lawan,” ucapnya.
Menegangkan
Dalam simulasi kali ini, TNI AU juga mengundang masyarakat sipil. Maka, simulasi ala PUBG juga bagian dari upaya TNI AU menghibur masyarakat. Muhammad Aji (17), salah satu warga Pondok Gede, merasa takjub melihat simulasi SatBravo 90.
”Ternyata simulasinya lebih menegangkan daripada di gim PUBG. Saya bisa melihat sendiri bagaimana para anggota Paskhas TNI AU memakai senjata jenisnya hampir sama seperti yang ada di gim daring PUBG,” katanya.
Simulasinya lebih menegangkan daripada di gim PUBG.
Aji menuturkan, ia memang gemar bermain PUBG dan bercita-cita menjadi tentara nantinya. Menurut dia, TNI memiliki tugas yang berat untuk terus menjaga kedaulatan negara.
”Hari ini saya melihat sendiri bagaimana para anggota TNI melakukan simulasi dan berlatih keras. Saya berharap nantinya bisa masuk menjadi anggota TNI dan ditempatkan di wilayah perbatasan negara untuk menjaga keamanan,” katanya.
Para serdadu TNI memang harus terus berlatih untuk dipersiapkan apabila sewaktu-waktu negara mendapat ancaman dari luar ataupun dalam negeri. Mengutip lagu dari Iwan Fals yang berjudul ”Serdadu”, para tentara diibaratkan sebagai belati yang akan tumpul dan berkarat jika tidak dirawat.