Tim Scuderia Ferrari kini memiliki pahlawan baru, Charles Leclerc, yang meraih kemenangan di Italia, markas tim Kuda Jingkrak tersebut. Ini merupakan kemenangan kedua beruntun Leclerc.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
MONZA, MINGGU – Sirkuit Monza di Italia menjadi lautan merah, warna khas tim tuan rumah, Ferrari, pada lanjutan balap Formula 1, Minggu (8/9/2019). Untuk pertama kalinya sejak 2010, Ferrari menjadi juara di “rumahnya” sendiri itu berkat prestasi pebalap muda berusia 21 tahun, Charles Leclerc.
Pebalap asal Monako itu finis terdepan di seri Italia setelah sempat diteror pebalap andalan Mercedes, Lewis Hamilton, di tengah balapan itu, kemarin. Itu menjadi kemenangan kedua Leclerc, yaitu secara beruntun, setelah seri Belgia, pekan lalu. Namun, berbeda dengan saat di Belgia, Leclerc kali ini tidak bisa menutupi kegembiraannya saat melintasi garis finis.
“Yeah, mamma mia! Grande Ferrari, grazie! (Ferrari hebat, terima kasih). Saya tidak pernah selelah ini. Namun, akhirnya saya menang,” teriak Leclerc, pebalap yang sempat berkabung menyusul tewasnya sahabatnya, Anthoine Hubert, pada balapan Formula 2 di seri Belgia.
Pebalap asal Monako itu menjadi pebalap Ferrari pertama setelah Fernando Alonso, yaitu pada 2010, yang memenangi balapan di Monza. Sosial media pun berguncang seiring gegap gempita kegembiraan fans Ferrari yang membanjiri Monza. “Leclerc adalah pahlawan baru para tifosi (pendukung fanatik) Ferrari,” kicau Luke Smith, penggemar Ferrari, di akun Twitter-nya.
Sempat terpuruk di awal musim, Ferrari kini mulai bangkit dan kembali menggeliat. Lewat Leclerc, mereka mendominasi dua balapan terakhir, baik sejak sesi latihan, kualifikasi, maupun saat balapan. Untuk pertama kali sejak awal tahun lalu, tim “Kuda Jingkrak”, julukan Ferrari, bisa memenangi seri balapan F1 secara beruntun.
Leclerc pun menyalip seniornya di Ferrari, Sebastian Vettel, di klasemen sementara pebalap F1 musim 2019 ini. Ia mengemas 182 poin atau unggul 13 poin dari Vettel, pebalap yang gagal meraih poin seusai melintir dan dijatuhi penalti di putaran ketujuh balapan itu. Meskipun demikian, poin Leclerc masih tertinggal jauh, yaitu 102 angka, dari pebalap Mercedes Lewis Hamilton yang tetap kokoh di puncak klasemen.
Hamilton, yang start dari posisi kedua, sempat menempel ketat Leclerc. Pebalap asal Inggris itu bahkan nyaris menyalipnya di putaran ke-23. Namun, dengan dinginnya, Leclerc —yang dibantu kecepatan Ferrari di trek lurus—menggagalkan ancaman Hamilton. Ia memaksa juara dunia bertahan itu melakukan kesalahan dengan telat mengerem dan keluar lintasan.
Hamilton pun mulai menjauh, terutama setelah bannya mulai mengalami keausan di penghujung balapan. Rekannya, Valtteri Bottas, meneruskan perjuangan Hamilton dan ganti meneror Leclerc dari belakang. Namun, tidak seperti di awal musim, Leclerc terlihat lebih kalem dan tidak melakukan kesalahan fatal dalam tekanan. Bottas pun juga gagal menyalip Leclerc dan kalah tipis, yaitu 0,8 detik, dari Leclerc di garis finis.
“Charles tampil hebat. Valtteri dan saya telah berusaha menekannya sekuat mungkin. Namun, ia mampu bertahan dengan baik. Ia bahkan sempat memaksa saya keluar lintasan,” ujar Hamilton yang mengakui keunggulan Leclerc seusai balapan itu. (AFP)