Jerman sedikit berkeringat dingin menghadapi laga tandang ke Irlandia Utara dalam kualifikasi Piala Eropa 2020. Kenangan pada tragedi yang mereka alami di Piala Dunia 2018 mulai muncul menyusul performa labil mereka.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
BELFAST, MINGGU — Irlandia Utara selama ini tidak masuk daftar tim yang ditakuti Jerman. Namun, situasi berubah ketika kedua tim akan berhadapan pada laga lanjutan kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stadion Windsor Park, Belfast, Selasa (10/9/2019) dini hari WIB. Jerman sedikit berkeringat dingin menghadapi laga tandang ini jika mengingat tragedi yang mereka alami di Piala Dunia Rusia 2018.
Dalam tujuh pertemuan terakhir, Jerman selalu menang atas Irlandia Utara dan kedua tim terakhir kali bermain imbang 1-1 pada 1996. Artinya, Jerman tidak punya alasan untuk cemas ketika bertandang ke Belfast jika melihat sejarah tersebut. Namun, kecemasan itu tiba-tiba muncul setelah Jerman dilibas Belanda 2-4, Sabtu (7/9/2019) dini hari WIB, di Hamburg.
Kekalahan itu membuat kans Jerman untuk bisa lolos secara otomatis ke putaran final Piala Eropa 2020 sedikit terganggu. Saat ini tim ”Die Mannschaft” ini masih berada di peringkat kedua Grup C dengan 9 poin dari empat laga. Posisi mereka bisa saja tergusur oleh Belanda yang berada di peringkat ketiga dengan enam poin. Belanda baru menjalani tiga laga, dan Selasa dini hari nanti mereka akan menghadapi tim terlemah di grup, Estonia.
Jerman terpaksa harus mengalahkan Irlandia Utara yang kini menduduki puncak klasemen grup dengan 12 poin dari empat laga. Jika kalah lagi, Irlandia Utara akan semakin kokoh di puncak dan Jerman harus bisa kembali mempertahankan posisi kedua grup. Hanya dua tim teratas di setiap grup yang akan lolos ke putaran final. Jika Jerman akhirnya finis di peringkat ketiga, mereka berharap bisa meraih tiket dari babak play off.
”Sebenarnya saat ini bukan waktu yang ideal bagi kami untuk bertandang ke Belfast. Irlandia Utara sudah menang empat kali dan pasti akan sulit untuk menghadapi lawan seperti itu,” ujar kiper Jerman, Manuel Neuer.
Kekalahan dari Belanda masih membekas. Para pemain juga tidak punya banyak waktu untuk memulihkan kondisi fisik, dan Irlandia Utara bermain di kandangnya.
Bahkan, Irlandia Utara punya keuntungan lain berupa masa istirahat yang lebih panjang. Mereka terakhir kali berlaga pada Jumat (6/9/2019), melawan Luksemburg dalam sebuah laga persahabatan. Ini merupakan waktu yang ideal bagi Irlandia Utara untuk mulai menghadapi tim-tim tangguh di Grup C.
Selama ini, Irlandia Utara baru menghadapi Estonia dan Belarus, masing-masing dalam laga kandang dan tandang. Mereka belum bertemu Jerman dan Belanda yang merupakan dua tim terkuat di grup tersebut.
Namun, Neuer mengajak untuk tidak memandang remeh laga tersebut. ”Kami tahu bahwa apa pun bisa terjadi di dalam sepak bola. Kami sudah mengalaminya tahun lalu dan penting bagi kami untuk melawan Irlandia Utara dengan sangat serius,” ujarnya.
Kiper Bayern Muenchen itu mengingatkan, mereka pernah gagal secara memalukan pada Piala Dunia Rusia 2018. Datang sebagai tim juara bertahan, Jerman justru gagal di fase grup. Sejak saat itu, tim asuhan Pelatih Joachim Loew ini mulai merenovasi tim. Namun, beberapa pemain minim pengalaman di level internasional, seperti Jonathan Tah (23), Matthias Ginter (25), Nico Schulz (26), harus lebih banyak belajar.
Loew merasa kecemasan itu bisa diatasi jika mereka bisa menerapkan taktik yang berbeda dari laga kontra Belanda. ”Irlandia Utara akan lebih banyak bertahan dan tidak akan menyisakan ruang bagi kami. Jadi, kami harus memikirkan taktik yang tepat,” ucapnya.
Sementara Pelatih Irlandia Utara Michael O’Neill juga harus memikirkan taktik yang tepat karena ia telah kehilangan pemain akibat cedera, seperti Michael Smith, Jordan Jones, dan Paul Smyth.
”Masalah cedera tidak bisa saya kendalikan. Apa yang bisa saya kendalikan adalah persiapan tim, baik secara fisik maupun taktik,” ujarnya, seperti dikutip RTE.
Kemenangan besar
Langkah Jerman pada kualifikasi Piala Eropa ini pun tidak semulus tim-tim besar Eropa lainnya, seperti Perancis, Portugal, dan Inggris, yang meraih kemenangan besar pada laga lainnya, Minggu dini hari. Perancis menang atas Albania 4-1, Portugal mengalahkan Serbia 4-2, dan Inggris melibas Bulgaria 4-0.
Perancis yang tampil tanpa striker Kylian Mbappe masih bisa mengancam dengan kehadiran Kingsley Coman yang mencetak dua gol pada laga tersebut. ”Coman semakin tajam dan kami harus memastikan dia tidak mengalami cedera,” ujar Pelatih Perancis Didier Deschamps. (AFP/REUTERS)