Semen Padang belum menemukan konsistensi permainan. Skuad berjuluk "Kabau Sirah" itu kembali kalah di kandang dari tim tamu PSS Sleman, dalam lanjutan kompetisi Shopee Liga 1.
Oleh
Yola Sastra
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS - PSS Sleman berhasil menjungkalkan tim tuan rumah Semen Padang FC dalam pertandingan pekan ke-18 Shopee Liga 1, Jumat (13/9/2019). Bermain di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, tim Elang Jawa menang dengan skor tipis 0-1.
Hasil pertandingan itu membawa PSS Sleman naik dua tangga ke peringkat ke-5 klasemen sementara dengan koleksi 27 poin dari 18 pertandingan. Sementara, Semen Padang FC semakin terbenam di posisi buncit dari 18 tim dengan koleksi 11 poin dari 17 pertandingan.
Kemenangan tim tamu di luar prediksi. PSS Sleman datang ke Padang dengan skuad seadanya akibat badai cedera. Kondisi itu kemudian tercermin di dalam pertandingan. Tim Elang jawa tertekan oleh Semen Padang FC hampir di sepanjang laga.
Akan tetapi, lini belakang PSS Sleman tampil disiplin. Kondisi Semen Padang FC yang tampil tanpa striker juga menguntungkan PSS Sleman. Elang Jawa akhirnya berhasil mencuri gol melalui gelandang Sidik Saimima pada menit ke-83 melalui skema serangan balik.
“Kami beruntung. Babak pertama kami selalu tertekan. Penguasaan bola kami kalah. Tetapi itulah sepakbola. Kami beruntung di menit-menit akhir bisa mencetak gol,” kata Pelatih Kepala PSS Sleman Seto Nurdiyantoro.
Walaupun timnya menang, Seto tidak cukup puas dengan penampilan tim. Lini tengah tidak tampil dengan baik. Selain faktor banyaknya pemain cedera, hal itu disebabkan pula oleh faktor cuaca panas dan lapangan keras serta kasar. Itu menjadi evaluasi pelatih untuk pertandingan berikutnya melawan Persipura di Sleman, Kamis (19/9/2019).
Bagi tim Kabau Sirah, kekalahan ini menjadi catatan negatif dalam pertandingan pertama di putaran kedua kompetisi. Padahal, Semen Padang FC menargetkan tiga poin untuk bisa keluar dari zona degradasi dan bertahan di Liga 1 musim depan.
Kekalahan Semen Padang FC tidak terlepas dari ketiadaan striker murni. Duo striker lokal Riski Novriansyah dan Afriansyah hengkang beberapa waktu lalu dan belum ada pengganti. Sementara, satu-satunya striker tersisa Karl Max “Dany” Barthelemy belum bergabung seusai membela timnas Chad.
Meskipun menguasai jalannya pertandingan, Semen Padang FC kesulitan membuat peluang berarti. Para pemain seolah kebingungan ketika sampai di area pertahanan lawan. “Ketiadaan striker menyulitkan kami mengembangkan permainan. Kami menyerang, tetapi tidak ada target man,” kata bek sayap Semen Padang FC Muhammad Rifqi.
Pelatih Kepala Semen Padang FC Weliansyah mengakui, ketiadaan striker menyulitkan timnya memecah kebuntuan. Pemain sayap Irsyad Maulana yang diplot sebagai penyerang tengah tidak tampil optimal. Sejak awal mantan kapten tim itu memang tidak fit sehingga ditarik pada menit ke-66.
“Hasil pertandingan sangat tidak menyenangkan. Kami menguasai permainan tetapi tidak bisa mencetak gol. Proses kebobolan kami mirip saat menghadapi Barito Putra (awal September kemarin). Kena serangan balik,” kata Weliansyah.
Pada laga melawan Barito Putra, Kabau Sirah tunduk di kandang dengan skor 2-3. Persoalan yang dihadapi sama, ketiadaan striker. Strategi transfer klub menjadi sorotan karena melepas penyerang tanpa pengganti dalam waktu lama. Laga kandang yang bisa menjadi sumber poin tidak termanfaatkan dengan baik.
“Ini menjadi bahan evaluasi kami. Mencari pemain lokal yang bermutu, terutama striker, sangat sulit. Jika sembarang mendatangkan pemain, kami berjudi lagi,” ujar Weliansyah.