Formasi terbaik tim estafet 4x100 meter putra terus dicari menyusul keputusan PB PASI untuk tidak menurunkan sprinter tercepat Asia Tenggara, Lalu Muhammad Zohri, di SEA Games 2019.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum PB PASI Bob Hasan sudah memutuskan agar pelari andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri tidak turun di SEA Games 2019 Filipina. Keputusan itu membuat tim pelatih sprint bergerak cepat mencari pengganti Zohri untuk memperkuat tim estafet 4x100 meter. Apalagi, nomor tersebut juga menjadi tumpuan harapan atletik untuk meraih medali di SEA Games 2019 mendatang.
Setelah keputusan Bob pada Selasa (3/9/2019), pelatih kepala sprint PB PASI Eni Nuraini mulai mengutak-atik formasi pelari untuk memperkuat tim estafet 4x100 meter. Pada latihan di Stadion Utama GBK, Sabtu (14/9/2019) pagi, Eni coba menurunkan Adit Richi Pradana sebagai pelari pertama, Joko Adi Kuncoro sebagai pelari kedua, Eko Rimbawan sebagai pelari ketiga, dan Mochammad Bisma Diwa sebagai pelari keempat.
Dalam latihan perdana tim estafet tanpa Zohri itu, Eni cukup puas dengan formasi tersebut. Setidaknya, walau formasi itu baru pertama kali diturunkan, para pelari sudah bisa melakukan perpindahan tongkat estafet dengan mulus. ”Kekurangannya hanya ketepatan waktu pelari saat akan masuk zona guna mengantarkan tongkat dan ketika akan keluar zona guna membawa tongkat. Tadi, beberapa kali, mereka ada yang masuk terlalu cepat dan ada yang keluar terlalu lambat, serta sebaliknya. Namun, ini wajar karena formasi itu baru pertama kali dicoba,” tuturnya.
Eni mengatakan, dirinya akan mencoba sedikitnya tiga formasi sebelum turun ke SEA Games 2019. Sebulan sebelum SEA Games, dia berusaha agar sudah dapat satu formasi terbaik. ”Kalau sekarang, saya masih bongkar pasang terus. Sebulan sebelum SEA Gemas, barulah nanti dipilih satu formasi utama yang akan terus dimatangkan,” katanya.
Dari semua formasi yang akan dicoba, Eni menyatakan, prinsipnya ada empat kategori pelari yang harus mengisi setiap zona di estafet 4x100 meter. Untuk pelari pertama, mereka haruslah pelari yang punya reaksi start paling bagus. Yang bisa mengisi pos itu antara lain adalah Mochammad Bisma Diwa, Adit Rico Pradana, Adit Richi Pradana, dan Adi Ramli Siddiq.
Untuk pelari kedua, mereka haruslah pelari yang punya catatan waktu terbaik. Yang bisa mengisi pos itu antara lain adalah Eko Rimbawan dan Mochammad Bisma Diwa. Saat ini, Eko adalah pelari tercepat di pelatnas sprint setelah Zohri. Catatan waktu terbaiknya adalah 10,48 detik yang dibuat di final 100 meter GP Asia 2019 di Chongqing, China, Juni lalu.
Untuk pelari ketiga, mereka haruslah pelari yang punya daya tahan kecepatan yang baik karena zona tiga adalah zona terpanjang, yakni mencapai 200 meter. Yang bisa mengisi pos itu antara lain adalah Eko Rimbawan, Joko Kuncoro Adit, Adit Rico Pradana, dan Adit Richi Pradana.
Jadi, sekarang, kami harus percaya diri bahwa kami bisa tetap berprestasi tanpa ada Zohri di tim ini.
Untuk pelari keempat, mereka haruslah pelari spartan yang mau berjuang habis-habisan. Yang bisa mengisi pos itu antara lain adalah Bayu Kertanegara, Mochammad Bisma Diwa, dan Joko Adi Kuncoro.
”Tanpa Zohri, kekuatan tim estafet kita pasti berbeda. Namun, kami berusaha untuk mencari komposisi pelari terbaik di tiap zona agar tim ini tetap optimal,” tutur Pelatih Atletik Terbaik Asia 2019 tersebut.
Mochammad Bisma Diwa mengutarakan, tanpa Zohri, ini adalah momen pembuktian para pelari lain di tim estafet agar bisa tetap berprestasi. Hal itu juga sebagai latihan mereka agar tidak selalu bergantung dengan Zohri. ”Lagi pula, banyak pelari potensial yang ada di tim ini, seperti Adit Rico dan Adit Richi. Jadi, sekarang, kami harus percaya diri bahwa kami bisa tetap berprestasi tanpa ada Zohri di tim ini,” tutur pelari asal Surabaya tersebut.