Peradaban Keraton Surakarta di Solo, Jawa Tengah, tidak bisa dilepaskan dari peran para abdi dalem. Di antara mereka, ada abdi dalem Srati Mahesa yang rela tidur di kandang untuk menjaga kerbau-kerbau milik Keraton.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
Peradaban Keraton Surakarta di Solo, Jawa Tengah, tidak bisa dilepaskan dari peran para abdi dalem. Di tengah riuh modernitas zaman yang serba cepat, mereka tetap teguh, setia mengabdikan diri kepada Keraton Surakarta sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Heri Sulistyo (38) salah satunya. Ia menjadi abdi dalem Srati Mahesa atau pawang kerbau di Keraton Surakarta sejak 12 tahun silam. Ia mengemban tugas utama menjaga dan memelihara kerbau-kerbau bule keturunan kerbau Kiai Slamet, milik Keraton Surakarta.
Setiap malam Heri, yang merangkap bekerja sebagai juru parkir di Pasar Gading Solo, tidur satu atap bersama kerbau-kerbau bule di kandangnya di kawasan Alun-alun Keraton Surakarta. Ia dibantu abdi dalem lain, di antaranya Jumadiyono dan Sumanto, yang juga ikut menginap di tempat itu.
Tidak semua orang dapat menjadi abdi dalem karena terdapat beberapa syarat, misalnya memiliki sopan santun, bertanggung jawab, dan mau mengabdikan diri kepada istana semata-mata sebagai bentuk pengabdian kepada raja. Abdi dalem bekerja di istana dengan prinsip sukarela. Artinya, mereka bekerja atas kemauan sendiri. Mereka tak pernah mengeluh meski mendapat upah sangat kecil karena mereka bekerja mencari berkah bukan harta.
Kesetiaan para abdi dalem menjadi contoh keteguhan merawat kearifan lokal. Globalisasi memang suatu keniscayaan, tetapi tradisi dan budaya luhur tetap mesti dijaga sebagai pembentuk karakter dan jati diri anak bangsa.