logo Kompas.id
UtamaKisah Gerbong Pos dan Surat...
Iklan

Kisah Gerbong Pos dan Surat Buntu

Ajaklah bangsa Indonesia terbang. Kalau belum bisa, ajaklah dulu berlayar. Kalau itu pun belum bisa, suruhlah menulis surat atau suruhlah bicara dari kejauhan.

Oleh
NASRU ALAM AZIZ
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CMdlcYZNkhw0CAZCBot-zSFbZP0=/1024x622/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FBW-00028637-26-SUC025-1-pos_OK_1568996764.jpg
KOMPAS/RATIMAN SUTARDJO

Dinas Pos Keliling melayani warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang tinggal di tepi sungai, Jumat (20/11/1987).

Ajaklah bangsa Indonesia terbang. Kalau belum bisa, ajaklah dulu berlayar. Kalau itu pun belum bisa, suruhlah menulis surat atau suruhlah bicara dari kejauhan. Pesan Menteri Perhubungan (1968-1973) Frans Seda itu menyiratkan pentingnya berkomunikasi melalui surat dan saluran jarak jauh. Dengan pijakan awal itu, bangsa ini akan berlayar jauh dan terbang tinggi.

Pesan Frans Seda sekaligus mengacu pada layanan vital perusahaan pos dan telekomunikasi (postel). Perusahaan jasa pengiriman surat dan jasa kurir milik Pemerintah Indonesia, kini dikenal sebagai Pos Indonesia, telah melampaui perjalanan panjang.

Editor:
Demitrius Wisnu Widiantoro, Lucky Pransiska
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000