Meski menjalani awal musim yang buruk bersama Barcelona, Lionel Messi terpilih sebagai pemain terbaik dunia FIFA 2019. Messi menyisihkan bintang Juventus Cristiano Ronaldo, dan bek Liverpool Virgil van Dijk.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
MILAN, SELASA - Lionel Messi, bintang klub Barcelona, terlihat bahagia saat menerima penghargaan pemain putra terbaik dunia 2019 dari FIFA, Selasa (24/9/2019) malam di Milan, Italia. Dia menyisihkan pemain terbaik Eropa 2019, Virgil van Dijk, dan bintang Juventus, Cristiano Ronaldo.
Messi unggul telak dengan perolehan 46 persen suara, adapun Van Dijk dan Ronaldo masing-masing meraih 38 dan 36 persen suara. Pemilihan pemain terbaik FIFA itu dilakukan oleh perwakilan jurnalis, pelatih tim nasional, dan kapten timnas dari berbagai negara di dunia. Masing-masing responden diminta menuliskan nama tiga pemain terbaik.
Sebelumnya, Van Dijk difavoritkan meraih gelar itu. Bek tengah dianggap berjasa mengantarkan Liverpool meraih trofi Liga Champions Eropa dan membantu timnas Belanda meraih final Liga Nasional Eropa 2019. Menariknya, kapten Belanda itu justru menuliskan nama Messi dalam daftar teratas pemain terbaik.
Messi (32) juga dijagokan kapten timnas Inggris, Harry Kane, berikut pelatihnya, Gareth Southgate. Sebaliknya, sebagai kapten Argentina, Messi memilih penyerang Liverpool, Sadio Mane, untuk meraih trofi prestisius itu. Messi pun kini tercatat sebagai pesepak bola dengan gelar pemain terbaik dunia terbanyak, enam kali. Messi melampaui lima kali koleksi Ronaldo.
”Sudah cukup lama saya tidak meraih penghargaan individual ini. Ini adalah penghargaan pertama yang saya raih. Adalah hal bagus dapat meraihnya kembali,” kata Messi pada acara yang tak dihadiri Ronaldo itu.
Di bagian putri, gelar pemain terbaik diraih Megan Rapinoe, kapten tim putri Amerika Serikat. Rapinoe membawa tim AS menjadi juara Piala Dunia Putri 2019, sekaligus menjadi pemain terbaiik dan pencetak gol terbanyak pada turnamen tersebut. Sukses tim putri AS ini juga mengantar Jill Ellis sebagai pelatih tim putri terbaik. Adapun manajer Liverpool Juergen Klopp menjadi pelatih tim putra terbaik setelah membawa Liverpool menjadi juara Liga Champions.
Reaksi
Dunia maya pun bereaksi atas kemenangan Messi itu. Sebagian menilai, ia tidak lebih pantas dari Van Dijk. Berbeda dengan 2015, saat terakhir kali Messi meraih penghargaan itu setelah membawa Barcelona menyabet tiga gelar termasuk Liga Champions, prestasinya tahun ini dianggap kurang menonjol. Barcelona hanya meraih gelar juara Liga Spanyol, adapun timnas Argentina kandas di semifinal Copa America 2019.
”Messi adalah salah satu pemain terhebat sepanjang masa. Saya sepakat. Namun, trofi ini harusnya diberikan ke pemain yang menjalani musim terbaik. Jadi, bukan satu dekade terbaik. Dalam hal ini, Van Dijk adalah yang terbaik musim ini,” ungkap Imoh Umoren, penggemar sepak bola lewat Twitter-nya.
Terlepas dari masalah prestasi atau gelar juara, statistik menunjukkan, Messi memang trengginas musim 2018-2019. Ia mengemas 54 gol dari 58 laga bersama Barca dan Argentina musim lalu. Adapun Ronaldo hanya mengemas 31 gol dari 47 laga. Van Dijk, lebih banyak berperan dalam pertahanan. Ia menjaga gawang ”The Reds” tidak kebobolan pada 29 laga.
Dalam penghargaan individual, mencetak gol acapkali dinilai lebih seksi ketimbang mencegah gawang tidak kebobolan. Tidak heran, penghargaan pemain terbaik putra didominasi Messi dan Ronaldo sebelas tahun terakhir. Hanya tahun lalu gelar itu disabet Luka Modric, gelandang Kroasia dan Real Madrid. Kali terakhir penghargaan itu diraih bek adalah pada 2006 silam. Fabio Cannavaro meraihnya karena dianggap berperan besar membawa Italia juara Piala Dunia 2006 di Jerman.
Terseok-seok
Namun, Messi tidak bisa terlalu bergembira. Sebaliknya, dia merasa sedih karena kiprah Barca di awal musim ini. Timnya itu tengah terpuruk di papan tengah Liga Spanyol, menempati posisi kedelapan dengan koleksi tujuh poin dari lima laga. Itu adalah start terburuk mereka sejak 1994-1995. Pekan lalu, mereka bahkan dipermalukan Granada 0-2.
Yang membuat Messi kecewa, ia hanya bisa menyaksikan timnya dari pinggir lapangan pada sebagian besar laga Barca. Messi sempat absen lama akibat cedera betis, meskipun perlahan mulai pulih dan dimainkan sebagai pengganti pada dua laga terakhir. Ia pun berjanji akan membantu Barca keluar dari krisis kecil ini setelah bugar seratus persen.
“Saya telah absen selama dua bulan. Saya merasa lelah dan kehilangan ritme pasca cedera. Kami pun memulai musim ini dengan buruk dan kesulitan bermain dan menciptakan peluang. Namun, ini hanyalah awal. Kami harus segera meresponnya. Saya tidak ragu kami bakal tampil lebih baik ke depan,” uajr Messi dikutip Marca pada acara penghargaan itu.
Gabriele Marcotti, jurnalis senior ESPN, mengakui, Barca bakal kesulitan juara tanpa sentuhan ajaib Messi di lapangan. “Tanpa Messi, mereka mengalami seperti kiamat mini. Ini menimbulkan tanda tanya, apa yang terjadi dengan Barca jika suatu hari nanti Messi pergi?” ungkap Marcotti melalui kolomnya. (AFP)