Penyiapan kontingen SEA Games 2019 dan penentuan jumlah cabang olahraga pada PON Papua 2020 menjadi dua prioritas Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga M Hanif Dhakiri.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri berkomitmen akan bekerja optimal selama menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga, setelah ditunjuk Presiden Joko Widodo menggantikan Imam Nahrawi per 20 September. Pekerjaan utama yang menjadi prioritasnya adalah menyiapkan kontingen menuju SEA Games Filipina 2019 dan memastikan jumlah cabang olahraga di PON Papua 2020.
Hanif mengemban tugas sebagai Plt Menpora setelah rekan separtainya di PKB, Imam Nahrawi, mundur dari jabatan Menpora pada 19 September. Imam mundur setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk kasus dugaan korupsi dana hibah dari Kemenpora ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
”Saya berusaha menjalani tugas ini dengan optimal walau cuma satu bulan. Saya beruntung pernah di Komisi X DPR RI (Bidang Pendidikan, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan) periode 2009-2014. Saya juga beberapa kali menjadi Menpora ad interim ketika Pak Imam harus pergi ke luar negeri, seperti ketika beliau naik haji kemarin,” tutur Hanif di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Seusai ditunjuk sebagai Plt Menpora, Hanif berkunjung ke Kantor Kemenpora, Selasa mulai sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.00. Hanif mengatakan, ini pertama kali ia berkantor di Kemenpora.
Sejauh ini, ia hanya bertemu informal dengan para pejabat yang ada untuk mengetahui perkembangan terakhir. ”Belum ada pembicaraan resmi untuk mengambil keputusan karena sejumlah deputi sedang bertugas ke luar. Jadi, tidak efektif untuk melakukan rapat pimpinan sekarang,” ujarnya.
Menurut Hanif, ia hanya menjabat kurang lebih sebulan atau sebelum pelantikan Presiden-Wakil Presiden 2019-2024 dan pengumuman kabinet baru. Waktu sebulan dinilai tidak lama. Untuk itu, ia perlu mengidentifikasi apa keputusan mendesak yang harus diambil sekarang.
Ihwal anggaran Kemenpora pada 2020, jumlah atlet dan cabang yang akan diikuti di SEA Games 2019, serta jumlah cabang di PON 2020, menurut Hanif, termasuk yang mendesak diputuskan. ”Selain itu, ada pula isu mengenai single event yang akan diselenggarakan Indonesia, seperti bidding tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-20 dan Piala Dunia Basket FIBA 2023,” katanya.
Terkait SEA Games 2019, Hanif berjanji segera duduk bersama dengan pengurus cabang. Mereka harus melihat dulu bagaimana peluang setiap cabang di SEA Games 2019. Dari situ, akan diputuskan jumlah atlet dan berapa banyak cabang yang diikuti di SEA Games 2019.
”Untuk PON 2020, kami sudah membuat kajian/simulasi berapa ideal jumlah cabang di ajang itu. Kami menyarankan tak lebih dari 37 cabang. Namun, itu perlu dibicarakan lagi dengan (Pemprov) Papua. Setelah ada keputusan, kami akan laporkan ke Presiden Joko Widodo untuk meresmikannya. Keputusan itu diharapkan sudah ada dalam waktu dekat agar persiapan di Papua juga tidak terganggu,” tuturnya.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menyampaikan, sesaat sebelum Imam mundur, sudah digelar pertemuan internal guna memastikan terus berjalannya program-program prioritas. Tugas itu, antara lain, persiapan SEA Games 2019, koordinasi menjelang Hari Sumpah Pemuda 2019, dan keputusan jumlah cabang PON.
Ada pula konsolidasi persiapan Piala Dunia Basket FIBA 2023 mengingat fee komitmen belum dibayar, sedangkan tenggat pada November ini. ”Selain itu, ada bidding tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-20 yang akan diumumkan pada 23 atau 24 Oktober,” ujarnya.