Strategi Tim Trengganu Cycling untuk mencuri waktu di tahapan datar Tour de Banyuwangi Ijen dijalankan dengan baik oleh Maral Erdene Batmunkh untuk memenangi etape pertama.
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Maral Erdene Batmunkh yang membela Tim Trengganu Cycling keluar sebagai yang tercepat pada tahapan pertama lomba balap sepeda Tour de Banyuwangi Ijen 2019, Rabu (25/9/2019). Pebalap Mongolia itu menyelesaikan etape sejauh 133,2 kilometer itu dalam 3 jam, 3 menit 36 detik.
Pebalap Mongolia tersebut menjalankan strategi tim untuk menabung waktu pada lintasan yang relatif datar. Hal ini karena Tour de Banyuwangi Ijen 2019 akan diakhir dengan jalur pendakian ke puncak Ijen pada etape terakhir, sehingga akan lebih menguntungkan bagi tim yang memiliki pebalap jago tanjakan.
“Tim Trengganu tampaknya menerapkan strategi untuk mencuri poin dan menabung catatan waktu. Hal itu dilakukan dengan mengamankan setiap titik intermediate sprint,” ujar Chairman Tour De Banyuwangi Ijen Guntur Priyambodo.
Guntur menduga hal itu dilakukan karena mereka sulit bersaing dengan para pebalap lain yang menjadi raja tanjakan. Tim Trengganu, lanjut Guntur, akan melepas poin-poin di setiap tanjakan tetapi akan fokus di poin-poin sprint.
Pada etape pertama yang start di RTH Maron, Kecamatan Genteng, menuju finis di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Batmunkh mengungguli 89 pebalap dari 20 tim yang berlaga. Tahapan pertama menyediakan tiga titik intermediate sprint dan dua pendakian untuk pengumpulan poin raja tanjakan.
Keunggulan Batmunkh tampak sejak 45 km pertama. Ia memimpin 9 pebalap lainya pada kelompok terdepan saat melintas titik intermediate sprint pertama. Memasuki KM 80, Batmunkh sedikit mengendor. Akibatnya ia berada di posisi ketiga ketika berusaha menaklukkan tanjakan pertama.
Tak ingin menyianyiakan posisi, Batmunkh berusaha menjaga ritme kayuhan saat melintas di rute mendatar. Ia kembali masuk ke kelompok terdepan saat intermediate sprint kedua.
Di KM 103, Batmunkh berada di belakang pebalap Malaysia Akmal Hakim Zakaria yang memperkuat Sapura Cycling Tim. Panas terik membuat stamina Batmunkh terkuras. Ia tercecer saat mencoba mendaki jalur menanjak di KM 123,3 di Desa Grogol, Kecamatan Kalipuro.
“Cuaca yang sangat panas sungguh menguras stamina. Tetapi saya harus mencapai target saya untuk menjuarai etape pertama. Terget itu juga untuk menjalankan strategi tim agar kami bisa mempendek jarak waktu dengan tim-tim lainnya,” ujar pebalap yang baru kali pertama mengikuti Tour de Banyuwangi Ijen tersebut.
Demi menjalankan strategi tim, Batmunk mengoptimalkan tenaga yang ia miliki untuk mencapai kecepatan maksimal. Batmunk yang merupakan pebalap dengan karakter all round terbukti menjalankan tugas dengan baik. Sayangnya, rekan setimnya tercecer, sehingga Tim Trengganu hanya mampu berada di posisi keempat klasifikasi tim.
Pada etape kedua Kamis (26/9) para pebalap akan melahap trek terpanjang pada Tour de Banyuwangi Ijen. Trek ini akan bermula di Taman Nasional Alas Purwo dan berakhir di depan Kantor Bupati Banyuwangi sejauh 148,2 km.
“Etape kedua ini merupakan trek yang paling panjang. Jalur ini menjadi kesempatan bagi para pebalap sprinter untuk mencuri poin. Kita akan lihat apakah Tim Trengganu kembali berhasil mengamankan poin dan catatan waktu agar bisa memangkas catatan waktu di etape IV yang menyeguhkan jalur menanjak,” tutur Guntur.