Prabowo Tawarkan Strategi Pertumbuhan Ekonomi Dua Digit
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menawarkan ”Strategi Dorongan Besar” kepada pemerintah agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit. Namun, formula yang ditawarkan dinilai terlalu spektakuler.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menawarkan strategi kepada pemerintah agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit. Strategi tersebut menitikberatkan pada pencapaian swasembada pangan, energi, dan penciptaan lapangan kerja baru.
Dalam kegiatan simposium bertajuk ”Strategi Dorongan Besar Mewujudkan Kemandirian Pangan dan Energi dalam Rangka Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi Dua Digit”, di amfiteater Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, Kampus Hambalang, Bogor, Kamis (26/9/2019). Prabowo menyoroti stagnasi angka produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia sejak 1968 hingga 2018 yang cenderung berada di bawah 5.000 dollar Amerika Serikat (AS).
Angka itu disebutnya tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Korea Selatan.
Menurut Prabowo, angka PDB per kapita Indonesia semestinya bisa lebih tinggi. Selama hampir lima tahun, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga stagnan di kisaran 5 persen.
”Indonesia stabil selama 58 tahun. Setelah saya pelajari, untuk keluar dari perangkap negara lemah, kita harus punya pertumbuhan dua digit,” ucap Prabowo.
Skenario terbaik pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan simulasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Juni 2019, pertumbuhan ekonomi ditargetkan dapat mencapai rata-rata 6 persen sejak 2020 hingga 2024. Untuk skenario menengah, Bappenas mematok angka rata-rata 5,7 persen. Adapun skenario terendah, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan rata-rata 5,4 persen.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit, Prabowo menawarkan konsep yang disebutnya Strategi Dorongan Besar.
Strategi itu mencakup di antaranya swasembada pangan dalam dua tahun, swasembada energi dalam tiga tahun, menciptakan 28 juta lapangan kerja baru dalam tiga tahun, serta menghentikan impor pangan dan energi 25 miliar dollar AS per tahun. Strategi itu dirumuskan tim perumus yang diketuai Prabowo dan beranggotakan salah satunya ekonom senior Rizal Ramli.
Kita bisa dapat biofuel dengan menanam tanaman penghasil bioenergi, utamanya singkong dan aren, untuk menghasilkan 36 juta ton bioetanol yang secara signifikan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak.
Secara terperinci, Prabowo menjabarkan pelaksanaan ”Strategi Dorongan Besar” dilakukan melalui konversi 8 juta hektar hutan rusak menjadi lahan pertanian produktif. Sebanyak 6 juta hektar lahan untuk gandum, 1 juta lahan untuk beras, dan 1 juta lahan untuk jagung.
Selanjutnya, Prabowo mengusulkan 6 juta hektar hutan yang rusak dikonversi menjadi hutan bionergi. Investasi yang dibutuhkan untuk membuka 6 juta hektar hutan produktif ini diperkirakan 18 miliar dollar AS.
”Kita bisa dapat biofuel dengan menanam tanaman penghasil bioenergi, utamanya singkong dan aren, untuk menghasilkan 36 juta ton bioetanol yang secara signifikan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak,” tuturnya.
Apabila berhasil, Prabowo meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tidak bisa mencapai kisaran angka 15 persen. Capaian itu, kata dia, bisa jauh lebih baik daripada angka yang dipatok tim ekonomi pemerintah.
Target spektakuler
Politisi senior PDI-P yang juga anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDI-P, Hendrawan Supratikno, mengatakan, tawaran strategi dari Prabowo itu bisa disampaikan melalui Fraksi Partai Gerindra di DPR.
Namun, Hendrawan menilai target yang hendak dicapai melalui ”Strategi Dorongan Besar” itu terlalu spektakuler. ”Asumsi yang spektakuler itu hanya benar di atas begitu banyak kondisi yang tidak bisa dipenuhi. Itu sebabnya banyak yang bilang kita jangan terbiasa mimpi di siang bolong,” katanya.
Dia menjelaskan, asumsi ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020 telah disepakati semua fraksi di DPR, salah satunya mengenai target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen.
Disinggung mengenai kemungkinan merapatnya Partai Gerindra ke dalam koalisi pendukung presiden-wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, seiring munculnya tawaran strategi pertumbuhan ekonomi dari Prabowo ke pemerintah, Hendrawan hanya menyebut kubu pendukung Jokowi-Amin selama ini sering berinteraksi dengan tim ekonomi Prabowo.
”Jadi, kan, untuk pertumbuhan ekonomi kita tahu siapa pemikir-pemikir atau ekonom di belakang Pak Prabowo. Kami sering berinteraksi dengan mereka,” ujarnya.