E-tour Wakatobi, Aplikasi untuk Galakkan Kembali Wisata Wakatobi
Taman Nasional Wakatobi memiliki aplikasi “E-tour Wakatobi” yang memberikan informasi kepada calon pengunjung terkait pembelian tiket, perkiraan anggaran, pilihan destinasi wisata, dan akomodasi.
Oleh
Ichwan Susanto
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Taman Nasional Wakatobi kini memiliki aplikasi “E-tour Wakatobi” yang memberikan informasi kepada calon pengunjung terkait pembelian tiket, perkiraan anggaran, pilihan destinasi wisata, dan akomodasi penginapan/rumah makan.
Layanan terintegrasi ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan ekowisata di kabupaten yang disebut-sebut sebagai Jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia. Penyediaan informasi dan layanan kepada wisatawan ini diharapkan juga direplikasi di puluhan taman nasional di Indonesia lainnya.
Kepala Taman Nasional Wakatobi, Darman, Jumat (27/9/2019), di Jakarta, mengungkapkan aplikasi ini diharapkan dapat mendukung upaya menggiatkan kembali kunjungan wisata di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Wakatobi pun masuk dalam 10 destinasi wisata unggulan nasional yang ditetapkan pemerintah pusat.
Dalam visi pengelolaan tahun 2018 -2027 TN Wakatobi menargetkan daerah yang terdiri dari pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko tersebut menjadi destinasi ekowisata bahari unggulan di dunia. “Melalui visi tersebut TN Wakatobi bercita-cita dalam sepuluh tahun ke depan menjadi kawasan yang unggul dalam hal ekowisata bahari serta mampu mengakomodir prinsip-prinsip ekowisata,” kata dia.
Prinsip ekowisata tersebut yaitu berbasis pada alam, konservasi sumber daya alam, pelibatan masyarakat lokal, bermanfaat atau memberikan kontribusi ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, mengandung unsur pendidikan lingkungan. Selain itu, lanjutnya, kepuasan pengunjung pun menjadi tuntutan agar wisatawan bisa berulang-ulang datang kembali berkunjung maupun membagi pengalaman kepada orang lain.
Akses informasi
Darman mengakui berbagai usaha dan kegiatan promosi telah dilakukan oleh Balai TN Wakatobi bersama pemerintah daerah serta pelaku usaha wisata di Wakatobi untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Namun sampai saat ini angka jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung di Wakatobi belum menunjukkan peningkatan yang secara signifikan berdampak pada peningkatan usaha ekonomi masyarakat Wakatobi.
Penelusuran dia, keterbatasan atau kurang akses informasi, akomodasi dan transportasi wisata di Wakatobi menjadi salah satu kendala dalam kegiatan wisata di Wakatobi. Calon wisatawan yang akan berkunjung di Wakatobi masih sulit untuk memperoleh informasi secara rinci terkait kegiatan wisata di Wakatobi.
Keterbatasan atau kurang akses informasi, akomodasi dan transportasi wisata di Wakatobi menjadi salah satu kendala dalam kegiatan wisata di Wakatobi.
Karena itulah, Darman membuat terobosan dengan berinovasi mengoptimalkan sistem layanan informasi wisata alam di Wakatobi berbasis elektronik. Ini diharapkan dapat mengatasi keterbatasan akses informasi wisata di Wakatobi.
Bupati Wakatobi Arhawi menyambut baik aplikasi ini. Menurutnya, layanan aplikasi “E-Tour Wakatobi” ini akan membantu menggencarkan promosi wisata di Wakatobi. “Karena kami juga sedang mempromosikan wisata di Wakatobi,” kata dia.
Secara nasional, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno mendorong agar sistem aplikasi seperti “E-tour Wakatobi” bisa dicontoh pengelola taman nasional lain. “Ini penting karena bisa mengintegrasikan informasi elektronik tentang potensi kawasan, kegiatan, dan pengembangan potensi lain,” kata dia.
Menurut data Balai TN Wakatobi, jumlah pengunjung wisata dan penelitian di TN Wakatobi mencapai 562 orang pengunjung domestik dan 2.592 pengunjung dari luar negeri. Jumlah kunjungan terus ditingkatkan setiap tahun dari capaian tahun sebelumnya.