Ferrari kehilangan kendali balapan di Sochi Autodrom, Rusia, menyusul kekacauan strategi seusai mobil Sebastian Vettel rusak. Kondisi itu memuluskan dua pebalap Mercedes mengambil alih kendali balapan.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
SOCHI, MINGGU – Berkat kecerdikan dan kematangan taktiknya, Mercedes mengalahkan tim rivalnya, Ferrari, yang memiliki mobil lebih cepat pada lanjutan balap Formula 1 di seri Rusia, Minggu (29/9/2019) malam. Sempat paceklik juara di tiga seri sebelumnya, Mercedes menang telak dan menempatkan dua pebalapnya di podium teratas balapan di Sochi itu.
Untuk pertama kali sejak seri Inggris pada Juli lalu, Mercedes finis pertama dan kedua pada balapan di Rusia lewat dua pebalapnya, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas. Padahal, di awal balapan itu maupun sesi latihan resmi dan kualifikasi, keduanya tertinggal jauh dari para pebalap Ferrari, yaitu Charles Leclerc dan Sebastian Vettel.
Menjelang balapan itu, Hamilton—yang kini mencatatkan sembilan kemenangan di musim ini—sempat mengakui Ferrari bakal sulit terkejar. Ferrari memulai balapan itu dengan gemilang. Vettel, yang start dari posisi ketiga, langsung melesat dan memimpin balapan pada tikungan pertama. Ia ditempel oleh rekan setimnya, Leclerc, di awal balapan.
“Mereka (Ferrari) sangat cepat di lintasan lurus jelang tikungan pertama. Mereka akan mengungguli kami dengan bahan bakar jet atau apa pun itu. Jadi, harapan kami (bisa menang) adalah memanfaatkan strategi, yaitu pemakaian jenis ban berbeda,” ujar Hamilton menjelang balapan itu.
Perkataan Hamilton itu terbukti jitu pada balapan itu. Alih-alih memakai kompon ban lunak seperti para pebalap Ferrari, baik Hamilton maupun Bottas memilih jenis medium pada start balapan itu. Dengan kompon ban yang lebih keras, Mercedes sulit bersaing dengan para pebalap Ferrari, khususnya Vettel, di fase awal balapan itu. Sebaliknya, Vettel tampil percaya diri dan berkali-kali mencatatkan waktu putaran terbaik.
Sesaat, persaingan menuju juara seri itu hanya menyisakan Vettel dan Leclerc. Kedua pebalap itu bahkan terlibat ketegangan dalam percakapan dengan tim lewat sambungan radio. Tim Ferrari sempat mengisyaratkan team order untuk menguntungkan Leclerc. “Sebastian akan membiarkan kamu menyalipnya pada putaran berikutnya,” bunyi radio dari tim Ferrari kepada Leclerc pada putaran keenam balapan itu.
Perintah itu ditanggapi dingin oleh Vettel yang enggan mengalah untuk yuniornya itu. Ia justru semakin mempercepat mobilnya dan jauh meninggalkan Lecrec di belakang. “Jika ingin itu (membiarkan menyalip) terjadi, dia harus mendekat,” tukas Vettel saat itu menjawab timnya. Leclerc pun kesal. “Bagaimana mungkin saya menyalip jika (tertinggal) seperti ini?” balasnya.
Energi Ferrari seolah habis tersita perdebatan kusir yang diperdengarkan ke penonton lewat siaran radio tim itu. Mereka jadi kurang fokus ke lintasan dan memaksimalkan kompon lunak ban yang mereka pakai di awal balapan itu. Sebaliknya, bak barisan serigala, Hamilton dan Bottas mengawasi duo Ferrari yang saling bersilat lidah di awal balapan itu dengan sunyi dan tanpa suara.
Benar saja, posisi berubah menjelang pertengahan balapan. Hamilton ganti memimpin jalannya balapan seusai Vettel dan disusul Leclerc melakukan pit stop untuk mengganti ban. Cilakanya pula, mobil Vettel mendadak kehilangan tenaga menyusul kerusakan pada peranti mesin hibridanya, yaitu komponen MGU-K alias penyuplai energi kinetik, tidak lama seusai pit tersebut. Ia pun berhenti di puaran ke-28.
Terhentinya Vettel memaksa safety car masuk lintasan balap. Situasi ini dimanfaatkan cerdik oleh Mercedes dengan meminta Hamilton dan Bottas masuk pit untuk mengganti ban. Ferrari, yang nampak panik, lantas menyuruh Leclerc kembali masuk pit untuk memakai ban serupa taktik Mercedes, yaitu kompon lunak. Posisinya pun melorot, yaitu ke posisi ketiga, di belakang Hamilton dan Bottas.
Kepercayaan
Posisi itu pun tidak berubah hingga finis. Mercedes kembali mendominasi seri Rusia untuk enam musim beruntun. Hamilton, juara empat kali di seri itu, kian menjauh di puncak klasemen pebalap. Ia kini unggul 73 poin dari pebalap terdekatnya, Bottas, dan 107 poin dari Leclerc di peringkat ketiga. Di klasemen konstruktor, Mercedes juga unggul telak, yaitu 161 poin, dari Ferrari terlepas tim Italia itu sempat memenangi tiga seri sebelumnya.
“Mercedes selalu berupaya maju, mencoba berinovasi, dan tidak pernah menyerah. Itu membuat saya terinspirasi untuk memenangi balapan menakjubkan ini. Menyaingi Ferrari hal yang tidak mudah,” tukas Hamilton seusai merayakan kemenangannya di podium.
Sementara itu, Leclerc berkata, ia tetap memercayai rekan setimnya, Vettel, terlepas dari kekacauan strategi timnya di Rusia. “Kepercayaan itu tidak berubah. Kami perlu percaya satu sama lainnya. Itu sungguh penting untuk kepentingan tim ini,” tuturnya dikutip Crash.