Sekolah sepak bola (SSB) Tajimalela menunggu hingga pekan ketiga untuk meraih satu poin pada musim pertama mereka tampil di Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Tajimalela berhasil menahan imbang tim unggulan Big Stars Babek.
Oleh
YULVIANUS HARJONO
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS - Raut gembira dan rasa bangga terpancar di wajah para pemain dan pendukung sekolah sepak bola (SSB) Tajimalela di pekan ketiga Liga Kompas Kacang Garuda U-14 2019, Minggu (6/10/2019) di Lapangan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan. Tajimalela meraih poin perdana pada musim debut mereka di Liga Kompas seusai menahan Big Stars Babek 0-0.
"Hari ini, kita enggak menang. Tapi, yang terpenting, kita main bagus dan seri (meraih poin)," kata Ramdani, salah seorang pemain Tajimalela sambil merangkul rekannya seusai laga tersebut.
Sebelum laga itu, Tajimalela--yang merupakan salah satu tim promisi di Liga Kompas musim ini--menderita kekalahan beruntun dan total tujuh gol di dua pekan pertama. Namun, pada pekan ketiga ini, mereka bak tim yang berbeda.
Para pemain SSB asal Bekasi itu tampil spartan, kolektif, sekaligus disiplin, saat menghadapi Big Stars--tim papan atas yang mengemas poin sempurna di dua laga sebelumnya. Tajimalela rajin menekan para gelandang Big Stars sehingga nyaris tidak memberikan ruang gerak bagi mereka untuk mengkreasikan serangan.
Barisan bek Tajimalela juga disiplin dan berani beradu fisik mengawal para penyerang Big Stars, tim yang mengemas rata-rata 3,5 gol di dua laga sebelumnya. SSB yang empat tahun menanti lolos ke Liga Kompas itu pun sukses mengemas poin perdananya di kompetisi usia muda itu.
"Sebagai kapten tim, saya bangga dengan penampilan kami hari ini. Kami selalu mengevaluasi kesalahan-kesalahan di laga-laga sebelumnya dan mempersiapkan pertandingan hari ini dengan baik dalam latihan. Mudah-mudahan kami bisa lebih solid lagi di laga-laga berikutnya," ujar M Fiqih Faturohman, bek sekaligus kapten Tajimalela.
Pelatih Tajimalela Sudana Sukrin berkata, raihan poin perdana itu memberikan kepercayaan diri bagi timnya sebagai pendatang baru di Liga Kompas. "Anak-anak menunjukkan peningkatan dari pekan ke pekan. Kuncinya adalah disiplin dan kemauan. Hari ini, mereka mampu menerapkan instruksi taktik dengan baik. Setiap pemain (tengah) lawan membawa bola, kami menekan dengan tiga orang pemain," ujarnya.
Dwi Sunarni, salah seorang pendukung sekaligus orang tua pemain, merasa bangga dengan permainan timnya meskipun belum bisa menang. "Empat tahun kami mengikuti playoff dan baru musim ini bisa tampil di sini (Liga Kompas)," ujarnya menyebutkan perjuangan panjang SSB itu di Liga Kompas.
Sementara itu, Pelatih Big Stars Babek Bonni Safrudin Wijaya mengaku kecewa timnya gagal meraih kemenangan di laga itu. Tren positif yaitu kemenangan beruntun Big Stars pun terhenti. Menurutnya, tim kesulitan berkreasi karena taktik defensif dan serangan balik Tajimalela.
"Anak-anak tampil terburu-buru. Ini adalah masalah kami menghadapi tim-tim yang tampil bertahan seperti ini. Mereka kurang sabar dalam membangun serangan," ujar Bonni.
Pada laga lainnya, Siaga Pratama menang 3-1 atas Salfas Soccer. Adapun pemuncak klasemen Bina Taruna melanjutkan tren positif dengan melibas Villa 2000, 1-0 lewat gol Faiz Fadlulloh. Tim papan atas lainnya, Buperta Cibubur, ditahan 0-0 oleh One Way Soccer School.