Pemerintah Kota Semarang dan Harian Kompas menggelar lomba lari Semarang 10K pada 15 Oktober 2019. Pada lomba itu, diusung konsep “Sport and Heritage Tourism” mengingat salah satu yang dilalui yakni Kota Lama.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Pemerintah Kota Semarang dan Harian Kompas menggelar lomba lari Semarang 10K pada 15 Desember 2019. Lomba itu bakal mengusung konsep “Sport and Heritage Tourism”, mengingat salah satu jalur yang dilalui adalah kawasan Kota Lama. Pesertanya ditargetkan mencapai 2.000 orang.
Peluncuran Semarang 10K 2019 dilaksanakan di Hotel Santika Premiere Semarang, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2019). Hadir antara lain Asisten III Sekretariat Daerah Kota Semarang Masdiana, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo, dan pengarah lomba Semarang 10K 2019 Andreas Kansil.
Kali ini, Semarang 10K menginjak tahun kedua. Dengan rute sejauh 10,12 kilometer, para peserta diajak menelusuri sejarah Kota Semarang.
Rute yang akan dilalui peserta yakni Balai Kota Semarang - Tugu Muda – Jalan Pandanaran - Simpang Lima – Jalan Ahmad Yani – Jalan MT Haryono - Simpang Jalan Kartini - Bundaran Bubakan - Jalan Letjen Suprapto Kota Lama- Jembatan Mberok - Jalan Pemuda- Balai Kota Semarang. Di sepanjang rute itu, peserta akan disuguhi gedung-gedung berarsitektur Eropa, seperti Gereja Blenduk, Gedung Marba, hingga Kantor Pos Besar Semarang.
Sejumlah kesenian tradisional juga bakal ditampilkan, seperti kuntulan, atraksi drumblek, reog jaran blarak, gambang semarang, dan angklung. Itu dilakukan bagian dari keterlibatan warga Semarang dalam memberikan kehangatan dan keramahtamahan bagi para pelari.
Masa pendaftaran Semarang 10K akan berlangsung pada 15 Oktober–30 November 2019. Sementara itu, peserta akan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori open, atlet pelajar (khusus Kota Semarang), dan nasional. Sama seperti 2018, peserta ditargetkan sebanyak 2.000 orang.
Masdiana mengatakan, Pemkot Semarang berkomitmen penuh menyelenggarakan Semarang 10K secara berkelanjutan. “Apalagi, saat ini, tahap I revitalisasi Kota Lama sudah selesai. Itu menjadi daya tarik, sehingga nantinya bukan lagi kami yang mencari peserta, tetapi sebaliknya,” ujarnya.
Menurut Adi Prinantyo, pengalaman akan keindahan dan keramahtamahan Semarang akan dirasakan para peserta Semarang 10K. “Ini adalah pesan unik sekaligus bentuk apresiasi pelari terhadap budaya dan kesenian Indonesia,” ujar Adi.
Ini adalah pesan unik sekaligus bentuk apresiasi pelari terhadap budaya dan kesenian Indonesia
Sementara itu, Andreas menuturkan, dibandingkan tahun lalu, tahun ini ada perbedaan jarak rute sekitar 200 meter. Hal itu disebabkan telah rampungnya revitalisasi di ruas utama Kota Lama Semarang, seperti Jalan Letjen Suprapto.
Menurut Andreas, hal tersebut menguntungkan para pelari yang menorehkan catatan waktu terbaik (personal best). “Akan ada yang mengejar personal best. Namun, ada juga yang bakal menikmati suasana dan di Kota Lama Semarang, bahkan foto-foto. Jadi, silakan saja,” katanya.