Tim nasional sepak bola Indonesia masih terbelenggu masalah klasik, yaitu stamina pemain yang tak bisa bertahan hingga 90 menit. Titik lemah itu berujung pada kekalahan ketiga beruntun di kualifikasi Piala Dunia 2022.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
DUBAI, JUMAT — Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, Simon McMenemy, kembali menyoroti masalah kondisi fisik pemainnya ketika dilumat tuan rumah Uni Emirat Arab, 0-5, di lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis (10/10/2019) malam. Kekalahan itu membuat tim ”Garuda” kian terpuruk sebagai juru kunci tanpa satu pun poin di Grup G kualifikasi itu.
Belajar dari dua kekalahan beruntun sebelumnya di Tanah Air, yaitu dari Malaysia dan Thailand, McMenemy melakukan sejumlah pembenahan di timnya menjelang duel itu. Ia memanggil 12 muka baru dari total 25 pemain yang dipanggilnya untuk menghadapi Uni Emirat Arab (UEA) dan Vietnam di lanjutan kualifikasi Grup G Piala Dunia 2022 zona Asia.
Para pemain baru itu antara lain kiper Wawan Hendrawan, gelandang Dendi Santoso dan Wawan Febrianto, striker Lerby Eliandry, serta bek sayap Gavin Kwan. Sejumlah muka baru itu, seperti Hendrawan, Santoso, dan Kwan, bahkan dimainkan McMenemy sejak menit pertama laga itu. Harapannya, Garuda tampil lebih segar dan bertenaga melawan tim favorit di Grup G itu.
Sayangnya, seperti laga-laga sebelumnya, taktik McMenemy hanya mampu bekerja di awal-awal laga. Pada awal babak pertama laga di Stadion Al Maktoum, Dubai, itu, Indonesia sebetulnya tampil cukup solid dalam mengeksekusi taktik bertahan dan serangan balik yang diminta McMenemy. Skema itu mulai buyar akibat kesalahan-kesalahan individu, khususnya yang dilakukan kiper Hendrawan di menit ke-41.
Ia gagal menangkap sempurna bola tendangan pemain lawan sehingga disambar oleh gelandang UEA, Khalil Ibrahim, dan berujung gol pertama di laga itu. Pada babak kedua, fisik, stamina, dan konsentrasi para pemain Garuda semakin menurun sehingga kesulitan meredam gelombang serangan tim tamu. UEA pun menambah empat gol di babak itu, salah satunya dari titik putih.
”Kami menghadapi tim kuat. Awalnya, kami bermain dengan cukup baik. Namun, seperti dua laga sebelumnya secara beruntun, kami menghadapi masalah yang sama (kebobolan banyak gol di babak kedua). Kami harus bermain dengan para pemain yang dalam kondisi tidak seratus persen segar. Ini halangan kami selama ini. Sungguh, ini situasi yang sulit,” tutur McMenemy seusai laga itu, seperti dikutip PSSI.
Sebelumnya, McMenemy memang kerap menyoroti masalah padatnya jadwal Liga 1 Shopee. Hal itu berimbas pada kelelahan dan anjloknya stamina para pemainnya di laga-laga kualifikasi Piala Dunia. Seperti saat melawan Malaysia, pasukan Garuda bak ”habis bensin” di tengah laga itu. Tak ayal, sempat mengentak dan dua kali unggul, mereka akhirnya kalah 2-3 di laga tersebut.
Jadwal liga
Di sela-sela kunjungannya ke Kantor Redaksi Harian Kompas, Jumat malam, Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan, PSSI sengaja mengirim tim Garuda jauh-jauh hari, yaitu 12 hari menjelang laga di Dubai, dengan harapan tampil lebih segar dan performa yang meningkat. Ia berharap, Indonesia bisa bangkit di laga berikutnya, yaitu kontra Vietnam, pada Selasa, 15 Oktober.
”Sebagai profesional, kita tidak perlu mencari-cari alasan. Kalah, ya, kalah. Namun, soal liga (padatnya jadwal), memang harus kita atasi. Kompetisi (liga) ke depan idealnya digelar sejak Maret. PSSI sudah mengajukan (surat) ke FIFA soal ini agar liga mau tidak mau harus sudah digelar saat itu. Ini bakal menjadi salah satu pemaksaan dari PSSI ke operator (liga),” ujar Tisha menjawab masalah padatnya jadwal kompetisi.