Menjaga fokus dan mengurangi kesalahan sendiri saat melawan pemain-pemain top dunia menjadi pekerjaan rumah bagi tunggal putri bulu tangkis Indonesia Gregoria Mariska Tunjung.
Oleh
Yulia Sapthiani
·5 menit baca
ONDENSE, SELASA — Sejak pertengahan 2018, Gregoria Mariska Tunjung menjadi tunggal putri nomor satu Indonesia, menggeser Fitriani. Namun, tunggal putri yang saat ini berperingkat ke-16 dunia tersebut masih terkendala ketika berhadapan dengan pemain top dunia.
Sejak kekalahan pada babak pertama Malaysia Masters (Januari), penampilan pertama pada 2019, statistik menang-kalah Gregoria adalah 12-19. Dari 19 kekalahan tersebut, 16 kali di antaranya dialami dari pemain peringkat 10 besar dunia.
Saah satu kekalahan dialami dari Pusarla V Sindhu (India) pada babak pertama Denmark Terbuka BWF Super 750 di Odense, Denmark, Selasa (15/10/2019). Gregoria dikalahkan pemain peringkat keenam dunia itu, 20-22, 18-21. Gregoria pun tak pernah menang dari enam pertemuan dengan Sindhu.
”Dari awal saya mencoba untuk main tanpa beban. Sebenarnya, kalau pertandingan berjalan ketat saja, enggak cukup. Saya maunya bisa menang atas pemain top dunia. Saya sudah banyak melihat permainan lawan. Kedepannya saya harus lebih baik lagi. Mental juga harus dipersiapkan lagi,” kata Gregoria dalam laman PP PBSI.
Tunggal putri Indonesia berusia 20 tahun itu sebenarnya memiliki kesempatan memenangi gim pertama ketika mendapat game point, 20-19. Namun, Sindhu berbalik unggul. Pada gim kedua, Gregoria juga tak dapat mempertahankan keunggulan dari awal hingga 9-6.
Selain Sindhu, kekalahan dari pemain top dunia pada 2019 dialami juga dari Tai Tzu Ying (Taiwan/1), Akane Yamaguchi (Jepang/2), Chen Yufei (China/3), Nozomi Okuhara (Jepang/4), Ratchanok Intanon (Thailand/5), Michelle Li (Kanada/9), dan Sung Ji-hyun (Korea Selatan/10).
Saya akan berusaha lebih baik, tetapi tidak mau terbeban.
Dari total 35 pertemuan dengan pemain-pemain peringkat 10 besar dunia, Gregoria hanya menang pada tiga pertandingan, masing-masing, sekali dari Yamaguchi, Chen Yufei, dan Li. Mengevaluasi penampilannya, Gregoria mengatakan, dia harus bisa menjaga fokus dan mengurangi kesalahan pada sepanjang laga jika kembali bertemu pemain top dunia.
Kekalahan pada babak pertama Denmark Terbuka kali ini membuatnya akan kehilangan banyak poin karena meraih hasil lebih buruk dibandingkan pada 2018. Pada Denmark Terbuka, setahun lalu, dia bertahan hingga semifinal sebelum dihentikan Saina Nehwal (India).
Kesempatan memperbaiki diri pun ada di Perancis Terbuka, 22-27 Oktober. Pada 2018, Gregoria tampil hingga perempat final. ”Saya akan berusaha lebih baik, tetapi tidak mau terbeban. Setelah ini, saya harus mempersiapkan diri lagi. Semoga di Perancis hasilnya bisa maksimal,” katanya.
Dua ganda campuran tersingkir
Kesempatan memperbaiki hasil buruk Denmark Terbuka, dengan tampil di Perancis Terbuka, juga harus dimanfaatkan dua dari tiga ganda campuran yang tersingkir pada Selasa. Mereka adalah Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Satu-satunya kemenangan didapat Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang mengalahkan Ben Lane/Jessica Pugh (Inggris), 21-12, 21-19.
Kekalahan dua pasangan Indonesia itu dialami setelah melewati laga tiga gim. Tontowi/Winny kalah dari Takuro Hoki/Wakana Nagahara (Jepang), 17-21, 22-20, 17-21. Adapun Rinov/Pitha ditaklukkan ganda China, Lu Kai/Chen Lu, 14-21, 22-20, 16-21.
Rinov/Pitha, yang memasuki persaingan dengan pemain-pemain senior sejak 2018, masih kesulitan ketika tampil pada turnamen level tinggi, seperti BWF Super 750 dan 1000. Dari enam turnamen level tersebut, ditambah Kejuaraan Dunia, pada 2019, juara dunia yunior 2017 tersebut tak bisa melewati babak kedua.
”Ekspektasinya pasti ingin yang terbaik, apalagi pada turnamen terakhir kami bisa sampai semifinal Korea Super 500. Namun, pemainan kami hari ini tidak sesuai harapan, terutama saya yang sulit keluar dari tekanan. Saya juga masih banyak melakukan kesalahan,” ujar Pitha.
Tersingkir sangat awal pada Denmark Terbuka, Rinov/Pitha berharap tampil lebih baik pada Perancis Terbuka yang juga berkategori Super 750. ”Kami harus bersiap lagi, meningkatkan permainan. Semoga bisa lebih baik agar bisa menaikkan peringkat dunia supaya bisa menambah rasa pecaya diri,” kata Pitha.
Berperingkat ke-19 dunia, Rinov/Pitha berada di bawah tiga ganda campuran Indonesia, yaitu Praveen/Melati (7), Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja (9), dan Tontowi/Winny (15). Di Denmark, Hafiz/Gloria memulai penampilan pada Rabu, melawan Joshua Hulburt-Yu/Josephine Wu (Kanada).
Pada tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting juga tersingkir di babak pertama setelah kalah 21-16, 19-21, 20-22 dari wakil Perancis, Brice Leverdez. Ini kekalahan pertama Anthony dari Leverdez sehingga rekor pertemuan mereka menjadi 3-1.
”Saya cukup kecewa dengan hasil hari ini karena harus kalah di babak awal. Target saya tentunya berharap lebih tinggi karena sekarang sudah perebutan poin menuju Olimpiade (Tokyo 2020). Namun, hari ini, lawan memang bermain lebih rapi dan lebih siap dari sebelumnya. Beberapa pukulan yang sudah saya rancang untuk menyerang dia ternyata masih bisa dia balikkan,” tutur Anthony dikutip dari laman PP PBSI.
”Persaingan di tunggal putra sebenarnya cukup ketat. Head to head dan peringkat kadang enggak menjamin pasti menang. Siapa yang benar-benar siap, dia yang bisa menang di lapangan,” ujar Anthony.
Undian SEA Games 2019
Dari undian nomor beregu untuk SEA Games Filipina 2019, 30 November-11 Desember, tim putra Indonesia yang ditempatkan sebagai unggulan pertama berpeluang bertemu Thailand pada semifinal jika Thailand menang atas Kamboja pada laga awal. Mendapat bye pada babak pertama, Indonesia berhak langsung tampil di semifinal dalam persaingan yang diikuti tujuh tim dengan sistem gugur tersebut.
Di paruh bawah, dua tiket semifinal diperebutkan dalam laga Myanmar melawan Singapura dan Filipina melawan unggulan kedua, Malaysia.
Pada beregu putri, langkah Indonesia dimulai dengan pertandingan melawan Vietnam, lalu Singapura atau Filipina pada semifinal. Adapun pada paruh atas, unggulan teratas, Thailand, menanti pemenang Malaysia melawan Kamboja di semifinal.
Pada SEA Games Kuala Lumpur 2017, medali emas beregu putra didapat Indonesia, sementara emas beregu putri menjadi milik Thailand.
PP PBSI mendaftarkan gabungan pemain senior dan pemain muda untuk menyeimbangkan antara target regenerasi dan menjadi juara umum cabang bulu tangkis. Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Jonatan Christie akan bahu-membahu bersama pemain-pemain berusia 18-19 tahun, seperti Rinov/Pitha dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, dan Leo Rolly Carnando.