Kisah Sarung dan Teka-teki Pakaian Ma’ruf Amin Saat Pelantikan
Publik mulai mengamati penampilan Ma’ruf Amin sejak dipilih mendampingi Joko Widodo sebagai calon wakil presiden saat Pilpres 2019. Publik memperbincangkan apakah penampilan Ma’ruf Amin sebagai ulama akan berubah nanti?
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
Pakaian yang akan dikenakan Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin saat pelantikan, Minggu (20/10/2019), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, memang menjadi pertanyaan dan teka-teki publik. Ma’ruf Amin yang merupakan seorang ulama selalu identik dengan mengenakan baju muslim, sarung, dan peci hitam di setiap acara resmi.
Namun, saat dilantik menjadi wakil presiden, Ma’ruf Amin mengenakan setelan jas hitam, kemeja putih, dasi merah, serta celana panjang dan peci hitam. Ini pertama kalinya Ma’ruf Amin tampil ke publik sejak dari kediamannya tanpa mengenakan sarung.
Sebenarnya, publik mulai mengamati penampilan Ma’ruf Amin sejak dipilih mendampingi Joko Widodo sebagai calon wakil presiden (cawapres) saat Pemilihan Umum Presiden 2019. Publik memperbincangkan apakah penampilan Ma’ruf Amin sebagai seorang ulama akan berubah setelah menjadi cawapres atau tetap setia dengan karakternya.
Penampilan Ma’ruf Amin kemudian menjadi sorotan saat pertama kali mendaftar sebagai cawapres di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Agustus 2018. Saat itu, Ma’ruf Amin mengenakan sarung hijau dan setelan jas serta dibalut sorban putih.
Satu bulan berselang atau pada September 2018, penampilan Ma’ruf Amin kembali menjadi sorotan saat menghadiri acara deklarasi kampanye damai Pemilu 2019 yang diselenggarakan KPU di kawasan Tugu Monumen Nasional, Jakarta. Acara yang juga diisi karnaval tersebut diikuti semua peserta pemilu dengan menggunakan pakaian adat dari sejumlah daerah di Indonesia.
Dari dua pasangan capres-cawapres, dalam acara itu hanya Ma’ruf Amin yang terlihat tidak mengenakan pakaian adat yang menonjol. Joko Widodo saat itu mengenakan pakaian adat Bali berwarna hitam dan udeng serta dibalut kain berwarna oranye. Sedangkan Ma’ruf Amin tetap setia mengenakan setelan khas ulama dengan jas abu-abu, celana panjang dibalut sarung, dan kopiah hitam.
Ma’ruf Amin tetap setia mengenakan setelan khas ulama dengan jas abu-abu, celana panjang dibalut sarung, dan kopiah hitam.
Sementara itu, capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, mengenakan pakaian adat Jawa Tengah dengan atasan beskap berwarna coklat muda dan blangkon. Adapun cawapres Sandiaga Uno mengenakan pakaian dan kain khas Teluk Belanga, Riau, atau berciri khas Melayu yang berwarna seragam dengan Prabowo.
Penampilan Ma’ruf Amin yang selalu mengenakan sarung ini ternyata terus dipertahankan dalam sejumlah acara penting. Hal ini terlihat saat acara debat capres-cawapres, penetapan capres-cawapres terpilih oleh KPU pada Juni 2019, sidang tahunan MPR pada 16 Agustus, hingga pelantikan anggota DPR/MPR periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen, Jakarta, awal Oktober lalu.
Saat penetapan capres-cawapres di Kantor KPU, Ma’ruf Amin kembali mengenakan setelah jas dan sorban putih dengan sarung hijau serta peci hitam. Pada sidang tahunan MPR, Ma’ruf Amin mengenakan setelan jas dan sarung hitam. Sementara saat pelantikan anggota DPR/MPR periode baru, Ma’ruf Amin mengenakan setelan jas dan sarung biru tua.
Dari sejumlah acara resmi ataupun kenegaraan yang dihadiri Ma’ruf Amin, tercatat hanya beberapa kali Ma’ruf Amin tidak mengenakan sarung. Salah satunya yakni saat menghadiri pidato kenegaraan presiden yang digelar setelah sidang tahunan MPR pada 16 Agustus.
Awalnya memang Ma’ruf Amin mengenakan setelan jas dan sarung seperti biasa. Namun, saat jeda istirahat, Ma’ruf Amin mengganti pakaiannya dengan setelan adat Betawi hitam dan bercelana panjang serta sematan kain batik kuning di pinggang. Ini sekaligus mengikuti tema dari Presiden Jokowi yang juga mengenakan pakaian adat sasak dari Nusa Tenggara Barat.
Saat jeda istirahat, Ma’ruf Amin mengganti pakaiannya dengan setelan adat Betawi hitam dan bercelana panjang serta sematan kain batik kuning di pinggang.
Pelantikan
Berkaca dari penampilan Ma’ruf Amin yang selalu mengenakan sarung, publik pun bertanya-tanya pakaian apa yang akan dikenakannya saat pelantikan presiden-wakil presiden hari ini. Hal itu juga sempat ditanyakan awak media kepada Ma’ruf Amin setelah menerima rombongan pimpinan MPR di kediamannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Sebelum menjawab pertanyaan wartawan, Ma’ruf Amin sempat melirik pakaian yang dikenakannya, yakni baju putih dan sarung biru. Setelah itu, dia pun menjawab ”Lihat besok saja (saat pelantikan).” Jawaban Ma’ruf Amin tersebut kemudian disambut tawa Ketua MPR Bambang Soesatyo dan pimpinan MPR lainnya.
Saat hari pelantikan tiba, teka-teki pakaian yang dikenakan sang kiai pun terpecahkan. Sekitar pukul 13.30, Ma’ruf Amin keluar dari kediamannya dengan mengenakan setelan jas hitam, kemeja putih, dasi merah, dan celana panjang serta peci hitam. Ini pertama kalinya Ma’ruf Amin tampil ke publik sejak dari kediamannya tanpa mengenakan sarung.
Melestarikan jati diri
Seringnya Ma’ruf Amin mengenakan setelah jas dan sarung bukan tanpa alasan. Selain menunjukkan karakternya sebagai seorang ulama, Ma’ruf Amin menyatakan bahwa ada tujuan lain saat ia mengenakan sarung.
Dalam media sosial Instagram resmi Ma’ruf Amin yang dikelola tim protokoler, beberapa waktu lalu, tujuan Ma’ruf Amin mengenakan sarung dalam berbagai kesempatan hingga acara kenegaraan yakni sebagai bentuk melestarikan jati diri bangsa Indonesia. Sebab, sarung merupakan kain kebanggaan dan warisan budaya yang begitu bernilai.
Tujuan Ma’ruf Amin mengenakan sarung dalam berbagai kesempatan hingga acara kenegaraan yakni sebagai bentuk melestarikan jati diri bangsa Indonesia.
Selain sebagai kain kebanggaan, sarung juga mencerminkan keragaman Nusantara karena bisa ditemukan di hampir seluruh pulau di Indonesia. Variasi yang mengikuti budaya-budaya etnis dan suku di Indonesia menjadi bukti kekayaan khazanah sejarah dan tradisi Indonesia.
Setelah resmi menjadi wakil presiden, sorotan publik terhadap kegiatan dan penampilan Ma’ruf Amin tidak menutup kemungkinan akan semakin meningkat. Kini, publik pun bertanya-tanya, apakah Ma’ruf Amin akan tetap setia mengenakan sarung saat menghadiri agenda kenegaraan ataupun saat kunjungan kerja ke negara lain?
Jika demikian, hal ini dapat menjadi momentum untuk mengenalkan sarung Indonesia ke negara-negara lain sebagai warisan dan cerminan keragaman Nusantara.