Satu Orang Tewas dan Ratusan Warga Mengungsi akibat Angin Kencang di Batu
Satu orang tewas, sejumlah warga sesak napas, dan 500-an warga di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, mengungsi ke tempat aman akibat angin kencang bercampur pasir yang melanda daerah mereka.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Satu orang tewas, sejumlah warga sesak napas, dan 500-an warga di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, mengungsi ke tempat aman akibat angin kencang bercampur pasir yang melanda daerah mereka. Angin kencang berlangsung sejak Sabtu (19/10/2019) itu belum reda hingga Minggu malam.
Satu warga tewas tercatat bernama Sodiq, asal Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji. Sodiq yang belum diketahui detail identitasnya tewas karena tertimpa pohon. Sejumlah warga juga mengeluhkan sesak napas akibat terkena debu dan pasir yang tersapu angin.
Angin juga membuat 500-an warga mengungsi. Poniran (60) dan Ngatimun (50), keduanya warga Dusun Lemah Putih, Sumberbrantas, mengatakan, angin yang belum reda menjadi alasan ia dan keluarganya mengungsi. Baik Poniran maupun Ngatimun membawa anak dan istrinya ke pengungsian di Posko BPBD Batu.
”Selain masih angin, atap rumah juga rusak. Aliran listrik padam. Tidak bisa masak dan makan,” ujar Poniran.
Menurut Poniran, sejak melanda Sabtu malam, embusan angin sebenarnya sudah reda pada Minggu pagi. Namun, Minggu siang, angin kembali berembus kencang sambil membawa pasir dan debu dari lahan pertanian yang kering. Sumberbrantas sendiri merupakan desa tertinggi di Batu yang berada di lereng Gunung Arjuna.
Selain masih angin, atap rumah juga rusak. Aliran listrik padam. Tidak bisa masak dan makan.
Menurut warga, angin kencang biasa terjadi di desa mereka setiap jelang pancaroba. Namun, tahun ini beda dengan sebelumnya. ”Biasanya angin berembus kencang disertai debu dan pasir, tetapi hanya sesekali, setelah itu berhenti. Kali ini angin berembusnya lama,” kata Ngatimun.
Ada empat lokasi yang digunakan untuk menampung pengungsi, yakni di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu di Desa Punten, Rumah Dinas Wali Kota Batu, Balai Desa Punten, dan Kantor Kecamatan Bumiaji. Lokasi pengungsian berjarak 10-15 kilometer dari Sumberbrantas.
Kasiari, petugas Taruna Siaga Bencana, mengatakan, jumlah pengungsi yang berada di Posko BPBD mencapai 450 orang, tetapi 50 orang lainnya sudah diajak kerabatnya pulang ke rumah kerabat. ”Pengungsi banyak datang mulai pukul 16.00 tadi. Kami juga melakukan evakuasi,” katanya.
Selama di pengungsian, warga mendapatkan suplai makanan dari dapur umum dan pemeriksaan kesehatan. Dari pantauan hingga pukul 20.45, pengungsi masih berdatangan, terutama ibu dan anak mereka.
BPBD Batu hingga Minggu malam belum bisa memastikan berapa banyak rumah terdampak bencana karena hingga malam ini mereka masih memprioritaskan evakuasi warga.
”Yang dievakuasi khususnya warga yang kondisi rumahnya rentan, yang atapnya rusak. Karena tidak semua warga mau dievakuasi, terutama mereka yang rumahnya bagus dan kuat,” kata Kepala Pelaksana BPBD Batu Sasmito di lokasi pengungsian.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Batu Achmad C Rochim mengatakan, evakuasi malam ini dilakukan dengan pertimbangan agar warga terdampak bisa segera mendapatkan pelayanan kesehatan. ”Saat ini tim masih melakukan penyisiran di Desa Sumberbrantas,” ucapnya.
Menurut Rochim, 500 orang ini merupakan data sementara. Jumlahnya masih bisa bertambah mengingat informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, potensi angin masih akan berlangsung tiga hari ke depan.