Masih ada peluang bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menambah alokasi anggaran keberangkatan kontingen ke SEA Games 2019.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kementerian Pemuda dan Olahraga berjanji menambah dana untuk keberangkatan kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 Filipina. Keputusan penambahan anggaran itu akan diumumkan Jumat (25/10/2019). Sebelumnya, Ketua Kontingen Indonesia ke SEA Games 2019, Harry Warganegara menyatakan, anggaran kontingen sebesar Rp 47 miliar tidak cukup untuk memberangkatkan atlet dan ofisial yang mencapai 1.276 orang.
”Keputusan penambahan anggaran itu paling lambat Jumat ini. Ada beberapa pos anggaran tertentu yang saya berhak menggeser. Paling tidak, jarak antara Rp 47 miliar ke Rp 64 miliar bisa diperkecil,” ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto usai Rapat Persiapan Keberangkatan Kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 di Kemenpora, Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Gatot mengatakan, dukungan untuk atlet tetap menjadi perhatian utama. Untuk itu, mereka berupaya menambah anggaran agar ofisial bisa turut berangkat. Kehadiran ofisial sangat penting karena mereka adalah elemen penting untuk mengangkat performa atlet. Tim ofisial termasuk pelatih, asisten pelatih, hingga tenaga pemulihan tubuh (pijat).
”Backup services harus bagus untuk para atlet. Hal itu sangat penting untuk mencapai target prestasi yang lebih baik daripada dua tahun lalu,” ujar Gatot. Pada SEA Games 2017 di Malaysia, Indonesia berada di posisi kelima dengan 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu.
Penambahan
Harry menuturkan, ada penambahan jumlah atlet dari 673 orang menjadi 733 orang dari 49 cabang dan 52 disiplin, karena penambahan target medali. Selain itu, ada unsur persahabatan di sejumlah cabang, seperti sepak bola putri.
Tahun lalu, Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan Asia Sepak Bola Putri. Jadi, tidak mungkin Indonesia tidak mengirim tim sepak bola putri ke SEA Games 2019.
”Ini juga terkait eksistensi olahraga itu di Indonesia. Mereka berjuang untuk ditandingkan di SEA Games 2019 ini. Untuk menghormati mereka, Indonesia patut berpartisipasi di cabang tersebut,” tuturnya.
Dengan 733 atlet, idealnya kontingen Indonesia sebanyak 1.276 orang, dengan 1 ofisial setiap 2 atlet. Komposisi itu paling efisien dalam ajang multicabang.
”Atlet patut didampingi ofisial, baik teknis maupun nonteknis. Ofisial teknis melekat pada cabang, seperti pelatih dan manajer. Adapun ofisial nonteknis membantu menyediakan fasilitas pemulihan, obat-obatan, hingga suplemen. Tanpa mereka, atlet sulit mencapai puncak performanya,” ujarnya.
Dengan kontingen sebesar itu, anggaran dari Kemenpora sebesar Rp 47 miliar tidak mencukupi. Anggaran itu hanya cukup mengirim 800 orang. Adapun anggaran mengirim ofisial sekitar Rp 64 juta per orang. ”Idealnya, kita butuh anggaran sebesar Rp 64 miliar untuk mengirim atlet dan ofisial sebanyak 1.276 orang,” kata Harry.
Harry mengutarakan, pihaknya berharap ada tambahan anggaran dari Kemenpora. Mereka juga berusaha mencari sponsor. ”Kami juga bicara dengan atlet agar memaklumi situasi itu. Jika kondisi terburuk terjadi, tim CdM Indonesia meminta pengurus induk cabang mau menalangi pengiriman ofisial,” tuturnya.
Bendahara Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Richard S Sosrodjojo mengatakan, sulit untuk mencari dukungan dari sponsor, khususnya swasta pada akhir tahun, karena korporasi sudah mulai tutup buku dan merencanakan anggaran tahun depan. Jika tetap ingin dukungan sponsor, dibutuhkan relasi personal yang kuat dengan pihak sponsor.
Adapun sponsor yang diajak bekerja sama cenderung akan membantu kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. ”Saya harap, cabang olahraga’ bisa mengoptimalkan relasi dengan komunitas olahraga terkait agar mau turut membantu mereka mengirim ofisial ke SEA Games 2019,” ujarnya.
Sehari sebelumnya, Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo meminta KOI dan CdM bersikap bijak dan tidak memangkas ofisial inti seperti pelatih dan manajer yang penting bagi atlet, sesuai yang sudah disteujui KOI sebelumnya.
“Semoga ada solusi yang baik. Seharusnya, nama-nama pelatih dan ofisial yang sudah disepakati KOI dan cabang, sebisa mungkin tetap dibiayai kontingen. Apabila ada ofisial tambahan, baru menjadi beban cabang yang bersangkutan, ujar Harlin. (DNA)